41:: Harus Bagaimana?
"Harus bagaimana aku menyikapi perasaan ku yang sialnya selalu berkembang?" - Nats
•••
Little things - One direction
JAM baru saja menunjukan pukul enam kurang lima belas menit waktu indonesia bagian barat saat Harris baru saja menghentikan laju motor sport putihnya di halaman sebuah rumah bergaya modern dengan dua lantainya. Rumah Nats tepatnya.
Agatha saja sampai bingung saat melihat Harris sudah siap dengan seragamnya pukul setengah enam dan anak laki-laki itu sampai terburu-buru. Sangat malah. Sampai mirip lagi dikejar setan kalau kata Tiffany.
Harris lalu melepas helm fullfacenya dan dengan langkah yang ragu dia melangkah ke arah pintu rumah itu dan perlahan mulai memencet tombol bel di dekat pintu rumah itu.
Tak lama terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan detik selanjutnya seorang wanita yang masih terlihat segar di usianya yang hampir menginjak kepala empat terlihat tersenyum ramah saat membuka pintu rumahnya.
"Eh, Harris." ucap Giselle sambil mengulas senyum ramahnya.
Harris tersenyum kikuk lalu mencium tangan Giselle. "Pagi, Tan."
"Pagi. Tumben kamu datang pagi banget, Natsnya masih sakit, kayaknya belum bisa masuk sekolah dulu, Ris." jelas Giselle karena biasanya cowok tampan yang diketahuinya sebagai kekasih putri bungsunya itu sering berangkat bersama Nats.
Harris mengacak rambutnya pelan, dia mendadak gugup mendengarnya. Apa Giselle tak tau tentang masalah kemarin ya? "Eh, iya Tan. Harris ke sini cuma mau ngejenguk Nats aja, boleh Tan?"
Giselle tersenyum lebar. "Boleh kok, tapi Natsnya belum bangun, mau Tante bangunin?"
"Ngga usah, Tan. Harris cuma mau jenguk bentaran aja," ucap Harris.
Giselle menganguk lalu mempersilahkan anak laki-laki itu masuk ke dalam rumahnya.
"Langsung naik aja ke kamarnya Nats, ngga dikunci kok." ucap Giselle.
"Ngga apa, Tan?"
Giselle tersenyum ramah mendengar pertanyaan Harris yang terdengar meminta izin. "Ngga papa. Maaf ya Tante ngga bisa nemenin, lagi repot nih didapur buat nyiapin breakfast buat Al, El sama Nats soalnya."
"Al sama El memangnya dimana, Tan?"
"Biasa. Masih tidur mereka jam segini, baru pulang subuh tadi mereka." jelas Giselle.
Harris menganguk kecil."Yasudah, Tan Harris keatas dulu ya."
Giselle mengiyakan ucapan Harris barusan lalu anak laki-laki itu mulai meniti satu persatu anak tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua itu dengan pelan.
Pikirannya terus bergejolak untuk melangkah mundur dan menjauh dari rumah ini tapi entahlah hati dan tubuhnya seolah mengingkarinya dan terus menariknya untuk melangkah terus.
Seperti ada medan magnet yang kuat yang membuatnya kini berdiri di depan sebuah pintu bercat biru pastel tepat di depan hidung mancungnya sekarang.
Harris dengan perlahan memutar kenop pintu itu dan setelahnya tercium aroma strawberry cream yang sangat manis dari kamar bernuansa kota London yang di padukan dengan animasi kucing Jepang itu.
Atmosfer di sekitarnya terasa menghilang hingga membuat nafas Harris tercekat saat melihat Nats tengah tertidur dengan wajah damainya di atas queen size gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be Mine
Teen FictionJust Be Mine "Just stay here don't go"- a teen fiction by Natchadiary Alur kehidupan Nats, seorang model yang tengah menjadi perbincangan hangat remaja dimedia social berubah saat dirinya bertemu dengan Harris, ketua badboy Bibang dengan sejuta aura...