Extra Chapter 4

4.6K 155 22
                                    







“Terkadang berbohong pada diri sendiri itu menyakitkan.” — Stranger.



“Aku selalu beku, berseru untuk tegak mengatakan tidak. Tapi terkadang tertunduk, bergumam lirih mengatakan iya. Lagi-lagi kamuflase.” — Dia Perempuan.





Aku tanya, apa yang bakal kamu lakuin kalau kehadiranmu saja dianggap semu dan eksitensimu dianggap abu-abu?




Kalau mau pakai quotes-quotes dicerita ini jangan lupa tag ig @official.nataliie (double i)



SELAMAT DATANG KEMBALI



Enjoy!



-Just be Mine-




“LOH Nats mana?” Tara menepuk lengan Nida disampingnya yang membuat gadis itu agak tersentak.



Nida menoleh. “Lah, dari tadi kan ada disamping lo, nanya sama gue,” decaknya.

“Iya, tadi tuh katanya mau keluar. Mau ngangkat telpon, tapi ini kok lama banget?” ujar Tara mulai gusar. Melihat tamu-tamu lain sudah berpencar menikmati pesta pernikahan Gallen.

“Sejak kapan?” sahut Ulli.

Tara menggeleng, mendengkus pelan. “Pokoknya udah lama, udah dua puluh menitan ngga balik-balik.”

“Di luar palingan, ngga bakalan nyasar.” Risa menyahut kalem yang membuat Tara menaboknya pelan. “Apasih?!”

“Ya kan kalau dia ngilang ental batal rencana kita, bego.” Balasnya dengan nada kesal yang membuat Ulli menghela napasnya pelan. “Jangan dong.”

“Yaudah gini,” ujar Ulli tenang. “Lo berdua tunggu sini, biar gue sama Tara keluar bentar cari Nats.”

Risa membalas dengan santainya. “Yeu, gue aja. Sekalian mau cari Ian.”

“Ngga dateng Sa,” ledek Nida yang membuat Risa melotot hendak menaboknya tapi lebih dulu ditahan Ulli. “Masih aja dicariin, masih nyasar di Paris palingan,” balasnya kian meledek yang membuat Risa makin kesal.

“Udah ngga usah berantem,” decak Ulli mencoba sabar. “Lo tunggu sini aja, gue kepingin keluar sekalian cari udara segar.”

Gantian Risa yang mencibir. “Elah, baper lo satu udara lagi sama mantan?” ledeknya melihat ke arah sosok jangkung Al dan El yang sedang tertawa diseberang sana dengan beberapa teman mereka.

“Cot,” umpatnya kasar yang membuat Risa tersenyum miring. “Udahlah, buruan, Tar.” balasnya cepat sembari menarik lengan Tara yang membuat gadis itu hampir memekik karena terkejut ditarik Ulli begini.


“Wowowo... kalem Ul, kalem.”


Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang