[36] Cupid Menyebalkan

7.2K 363 1
                                    

35 :: Cupid Menyebalkan

"Kamu terlihat begitu angkuh dan dingin, tapi di balik itu semua kamu masih menyimpan peduli." - Nats Willona Lacrymoza

"Kita seperti dipermainkan oleh takdir yang sudah merencanakan pertemuan kita yang berujung dengan perasaan." -
Harris Arlando Lazuardi

"Mulai detik ini gue sadar saat gue mencintai lo yang harus gue lakukan hanya perlahan melangkah mundur bukan menjauh." - Dari Fabian untuk Nats


-Just be Mine-

MOBIL BMW hitam itu melaju membaur dengan kendaraan yang lain dengan kecepatan sedang, padahal kedua remaja dalam mobil itu sama-sama tau jika mereka akan telat hari ini. Seolah masa bodoh mengenai hukuman yang bisa saja sedang menanti mereka begitu sampai di sekolah.

"Nats.." Harris memulai obrolan saat sedari tadi suasana hening diantara mereka.

"Iya?" balas Nats sambil menatap Harris yang tengah mengemudikan mobilnya dengan santai. "Kenapa?"

Harris menatap Nats singkat. "Lo kemarin pulang bareng Fabian?" Tanya Harris  sambil menghembuskan napasnya pelan.

Nats menganguk pelan dengan santainya. "Iya. Kenapa emang?" tanyanya. "Ada masalah?" lanjutnya sembari menatap Harris dengan tatapan herannya. Tak biasanya Harris menanyakan hal begini. Aneh.

Harris berdecak sebal karena hal itu. "Harus banget sama dia? Biasanya lo pulang bareng sahabat-sahabat lo kan? Kenapa harus sama dia? Kayak ngga ada yang lain aja."

Nats merapikan sebentar rambutnya yang agak berantakan lalu menarik napas dalam-dalam dan meniupkan udara dari dalam bibirnya membuat rambut depannya yang agak panjang berterbangan. Dia nampak menghela napasnya pelan.

Tak mungkin jika dia mengatakan kalau Fabian yang mengajaknya pulang bersama kemarin. Bahaya tingkat dewa namanya. Harris itu paling kesal kalau menyangkut Fabian entah karena hal apa, dia belum mau membaginya dengan Nats.

Melihat respon Nats yang hanya diam saja membuat Harris kesal sendiri rasanya. "Kok diem?" balas Harris dengan nada kesal. "Susah amat tinggal jawab gitu aja."

"Lagi pengen aja sama Fabian. Ngga ada yang salah kan? Lagian udah lama juga gue sama dia ngga hangout bareng," akhirnya itu jawaban yang keluar dari dalam mulut Nats. "Pengen aja gitu, Ris. Kan ngga salah."

Nats menjawab pertanyaannya barusan itu dengan santainya yang membuat Harris makin kesal saja rasanya dengan cewek satu itu. "Lo tuh emang polos atau pura-pura ngga tau, Nats?" balas Harris dengan nada dingin andalannya. "Heran.j

"Maksudnya? Lo emang kalau ngomong suka belibet ya. Pura-pura ngga tau tentang apa?" Nats benaran tak paham dengan topik yang sedang dibicarakan Harris sekarang. "To the point aja gimana?"

Harris mengacak rambutnya dengan gemas. "Lo tau ngga sih kalau Fabian suka sama lo?" tanya Harris dengan nada yang kelewat sinis. "Tau?"

Nats membeku karena Harris yang bisa mengetahui hal itu. Fabian suka sama lo. Nats tau sebenarnya, tapi mana mungkin dia mengatakan iya pada Harris. Yang ada dia akan mendapatkan decakan sinis dari Harris. Dia kan sensi banget orangnya kalau nyangkut Fabian.

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang