[63] Perfect

6.6K 338 19
                                    

63 :: Perfect

"Kalau udah mantan, ya jangan dimusuhin. Ingat dulu pernah saling sayang, dan saling bahagia. Pernah sama dalam posisi itu, masa iya lupa? Lagi pula kan mantan singkatannya manis dalam ingatan. Jadi jangan dilupain ya, soalnya biasanya dia tambah cakep kalau udah jadi mantan." - Natchadiary, Catatan Author

Mari saling menghargai.

Vote dulu sebelum membaca, dan komen setelah membaca ❤

-Just Be Mine-

MALAM ini gedung Bibang nampak begitu ramai. Malam ini, malam yang begitu menggembirakan bagi kelas dua belas, malam mereka masih bisa bebas bercanda tawa dengan teman-teman mereka semasa SMA.

Seminggu sudah semenjak Ujian Nasional selesai dilakukan dengan lancar. Mereka harus lulus bersama tahun ini, masuk Bibang bersama itu tandanya lulus juga harus bersama.

"Wuhhh..siap ngga lo?"

Merasakan bahunya ditepuk dari belakang membuat Harris mengulas senyumannya, menatap kakaknya yang tengah tersenyum menatapnya. Tersenyum mengejek lebih tepatnya.

Cowok jangkung berambut hitam itu lantas mengulas senyuman manisnya. "Kapan sih gue ngga siap?"

Fabian mendengus mendengar nada percaya diri dari adiknya itu. "Sombong lo ya."

"Gue sombong karena bisa, bukan sombong karena ngga bisa."

"Yah..apa kata lo aja deh ya, kalah omongan mulu gue sama lo."

Harris terkekeh mendengarnya, hubungannya dengan kakaknya itu memang makin erat belakangan ini.

"Wuiidihhh..yang udah baikan mah beda ya auranya!"

Keduanya kompak menoleh, melihat kearah Arsya dan Damar yang tengah melangkah kearah mereka dengan setelan jas yang membalut tubuh mereka malam ini.

"Iya, Sya. Dua pangeran Lazuardi gitu." Damar menganguk mengiyakan lalu berhigh five dengan Harris dan Fabian. "Heloo, sob. Gantengan lo malem ini, ya. Kayak ada aura apaan gitu." Ledeknya kearah Harris.

"Nerveous dia," kekeh Fabian.

Harris menoleh. "Enak aja, emang elo, nerveous cuma mau nembak Risa lagi aja." Ledeknya yang membuat Fabian menatapnya sebal.

"Wahh..gue angkat tangan aja deh, godain ketos galak mah takut gue." Arsya mengangkat kedua tangannya seolah menyerah.

Damar menganguk. "Iya, entar kena detensi lagi. Takut gue."

"Lo berdua beneran minta di sleding ya," ujar Fabian sembari terkekeh geli. "Eh, yang lain dimana btw? Masih siap-siap?"

"Lo kayak ngga tau aja, pacarnya Arsya kalau dandan emang lama. Cewek-cewek masih ngumpul di salon. Sesuai rencana sih."

Mendengar ucapan Damar barusan membuat Harris menganguk. "Yakin ngga sih dia dateng?" tanyanya. "Gue udah lama, ngga ketemu sama dia."

Fabian menepuk bahu Harris pelan. "Tenang aja lah, Ris. Sesuai rencana kok, lo emang sengaja ngejauh dari dia dan bikin dia mikir hubungan kalian agak gimana kan."

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang