43 :: Plan Mission
"Dalam dinginku. Aku selalu menyisipkan rindu ku dalam setiap kalimatku." - Nats Lacrymoza.
"Gue benci kalau harus mengakui. Setiap detak jantung gue selalu menyerukan namanya. Gue kangen. Apa kabar dengan elo?" - Harris
• • •
SATU minggu sudah berlalu sejak kejadian di koridor waktu itu.
Sudah satu minggu juga Nats menghindar dari Harris. Sejak mendengar pembicaraan Harris dengan Arsya waktu itu,membuat perempuan itu jadi lebih diam akhir-akhir ini.
Anak perempuan itu juga memutuskan untuk membangun jarak dalam hubungannya dengan Harris.
Keempat sahabatnya juga telah mengetahui hal itu, dan memang mereka adalah dalang dari keberhasilan usaha Nats menjauh dari Harris.
Dan keempat gadis itu memang benar-benar menyembunyikan Nats dari yang namanya Harris, mulai dari ngacir ke perpus sampai pura-pura minta pencerahan dari guru Bk.
Satu minggu juga, Nats dapat melihat perubahan sikap Harris. Memang sih cowok itu masih cuek dan seolah bodo amat sama siswa-siswi lain. Tapi sikap Harris berbeda dengannya.
Seperti seorang remaja yang sedang dalam tahap pdkt, begitu kata Tara.
Mulai dari sengaja tidak melihat Nats dan pura-pura menabrak bahu Nats lalu mengulas senyumannya. Mengirim selembar quotes penyemangat setiap pagi pada lokernya, dan banyak lagi sikap Harris yang 'agak tidak wajar' bagi Nats.
"Nats, sampai kapan sih lo mau menghindar gini?" Ucap Ulli pada Nats yang tengah sibuk memoles sedikit lip balm cherry pada bibir ranumnya itu.
Iya, hari ini Bibang memang mengadakan acara pensi tahunan yang di gabung dengan acara BiBang Cup yang menghadirkan beberapa perlombaan antar SMA tetangga.
SMA Bina Bangsa memang kerap mengadakan perlombaan antar SMA tiap tahunnya untuk menjalin tali persahabatan dengan SMA tetangga. Terlebih Bina Bangsa memang salah satu sekolah elite di kawasan Jakarta yang memiliki fasilitas yang lengkap.
Dan hari ini merupakan hari pertama diadakannya Bibang Cup. Jadwal perlombaan kali ini adalah futsal, modern dance, dan lomba menyanyi, mulai dari solo, grup, dan band.
Karena hal itu membuat Tara, Nida, Ulli dan juga Risa singgah di rumah Nats terlebih dahulu, karena mereka sama sekali tidak mengikuti lomba satu pun itu.
Sebenarnya mereka agak malas menonton acara seperti ini, tapi karena paksaan dari Nida untuk menonton, terlebih karena Damar mengikuti salah satu lomba itu membuat mereka akhirnya mengalah dan mengikuti permintaan Nida yang satu itu.
"Ngga tau juga." balas Nats acuh sambil menata rambut cokelat gelapnya yang sengaja di gerainya hari ini.
"Tapi lo ngga tau kan gimana bingungnya Harris nyariin lo kemaren? Sumpah dia nyeremin kalo lagi kalap." sahut Tara sambil melahap roti buatan Mbak Nadia tadi.
"I don't care about it. Abisan gue kesel, emang dia pikir gue apaan?" Balas Nats dengan nada ketus sambil menatap pantulan wajahnya di cermin meja riasnya. Beruntung perban yang melilit di keningnya itu sudah di buka dan di gantikan dengan perban yang agak kecil di sudut keningnya yang masih bisa ditutupi poninya yang panjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be Mine
Novela JuvenilJust Be Mine "Just stay here don't go"- a teen fiction by Natchadiary Alur kehidupan Nats, seorang model yang tengah menjadi perbincangan hangat remaja dimedia social berubah saat dirinya bertemu dengan Harris, ketua badboy Bibang dengan sejuta aura...