[59] Kejelasan

6.1K 313 7
                                    

59 :: Kejelasan

"Aku takut kamu menjauh saat aku sedang sayang-sayangnya. Aku ngga mau." - Nats.

"Aku itu bukan hanya sumber bahagia kamu tapi aku juga belajar menjadi tempat berbagi luka kamu." - Harris.

"Saat aku ingin berjuang kamu menyerukan aku untuk berhenti. Tapi kenapa saat aku ingin berhenti dan melepaskan, kamu justru menahanku untuk tak pergi?" - Larissa Claudya.

"Nama kamu begitu nyata rasanya terukir pada cerita ini. Cerita yang membuatku masih mengulang kenangan yang hampir berlalu." - Natchadiary.

-Just be Mine-

GAVIN mengacak rambutnya dengan frustasi. Sudah sedari tadi dia berdiam di tempat sepi dan penuh asap begini. Rooftop sekolahnya. Dia lagi dan lagi bolos pelajaran.

Hal yang sudah biasa bagi Gavin sebetulnya.

Dia suka saja rasanya kebebasan. Tempat yang tinggi dan sejuk semilir angin yang menerbangkan helaian rambutnya dengan baik. Gavin senang saja rasanya.

Seolah sesaknya bisa diangkat walaupun hanya beberapa menit saja. Tapi rasanya menyenangkan, ketimbang dia menyalurkan emosinya pada botol-botol minuman keras yang mampu menguras isi dompetnya.

Gavin rasanya lelah menyerah pada pelarian.

Rasanya tetap sama saja, ketika dia sendiri. Luka itu kembali datang, menyergap batinnya dan menguak perih yang membuatnya tercekat.

Memorinya seolah kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian yang membuatnya benar-benar berubah begitu jauh.

Sangat jauh bagi teman-temannya yang sudah mengenalnya sejak dulu, dia terlampau jauh katanya.

Sama seperti seorang cowok di seberang sana.

"Shit, kapan semuanya berhenti coba?!" serunya sembari menendang sebuah kursi kayu didepannya. Menyakurkan seluruh emosinya yang sudah sejak lama berkumpul dibenaknya.

Karena sekuat-kuatnya dia, Gavin tetaplah seorang remaja yang mempunyai sisi rapuh juga.

"Nyet lo kangen ngga sih?" gumamnya pelan sembari menundukan kepalanya lalu menghembuskan asapnya dengan lelah. "Najis ngga kalau gue kangen lo gini?"

-Just be Mine-

HARRIS mengepalkan tangannya kuar-kuat mendengarkan ucapan ketiga cewek di koridor tadi. Jadi selama ini dia salah menilai?

Bukan Naomi ternyata yang menjadi tokoh antagonis disini?

Sial, padahal selama ini dia begitu membenci cewek satu itu yang seolah begitu mencampuri hidupnya.

Walaupun sebenarnya yang terjadi cewek itu ternyata berusaha memberi tahunya selama ini. Tapi kenapa dia selalu mengacuhkannya begitu saja?

"Damn it! Ternyata si setan pelakunya," gumamnya dengan nada tajamnya sembari menatap ke arah Keyra yang sudah histeris berteriak sendirian sedari tadi dikoridor.

Cewek itu benaran gila.

Dan Harris tak terima begitu saja cewek satu itu mencampuri urusannya. Mengusik hidup pacarnya juga. Nats dalam bahaya disini.

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang