[26] Percikan

8.7K 377 6
                                    

26 :: Percikan

"Senyummu memikat, tawamu memikat, bohong jika aku tak terpikat."- Harris Lazuardi

-Just be Mine-


NATS merasakan tubuhnya sedang mengigil saat ini, terlebih gaun yang tengah dinkenakannya ini memang tak ada lengan yang membuat bahunya terekspos jelas, padahal seharusnya dia merasakan gerah akibat banyak lampu yang menyorotnya saat ini, iya dia sedang pemotretan saat ini, tapi suhu pendingin ruangan lebih mendominasi dari pada terjangan cahaya lampu sorot nampaknya.

"Oke, Nats lebih deket sama Samudra lagi, miring kanan dikit. Sip tahan ya," arahan Kak Dave selaku photographer di sini terdengar, memang Nats tengah menjalankan pemotretan berpasangan bersama teman-teman celebritynya yang lain.

Kali ini dia dipasangkan dengan model tampan, Samudra.
Setelah melakukan pose cukup banyak akhirnya Nats bisa beristirahat sebentar, tak mengapa.

"Lo kenapa sih, Nats? Kayak ngga fokus gitu?" Tanya Michelle salah satu temannya disini. "Kurang nyaman dipasangin sama si Samudra?"

Nats menggeleng, "Ngga lah, nyaman kok si Samudra kan temen SMA gue dulu," kekeh Nats sambil menatap Michelle, gadis manis dengan rambut hitam lurusnya dan mata yang bulat menggemaskan.

"Gue kirain, soalnya ga biasanya aja lo gini," balas Michelle sambil merapikan rambutnya yang agak berantakan, karena menggunakan efek angin tadi.

"Nats," ucap Giselle perempuan cantik dengan wajah keturunan Chinesenya, Bundanya yang satu itu memang kerap mengikuti sesi photoshootnya begini.

Mendengarnya membuat Nats menoleh. "Iya, kenapa Mom?" Balas Nats sembari tersenyum ke arah Bundanya itu.

"Mama masih ada urusan lagi nih, kamu kalau Mama tinggal gimana?" Tanya Giselle dengan ragu.

Nats mengangguk pelan, lagian hanya tinggal beberapa pemotretan lagi, dan pasti tak akan memakan waktu yang lama. "Iya, ngga apa, Mama pulang duluan aja bareng Pak Dino."

Giselle mengernyit mendengar jawaban Nats. "Terus kamu nanti pulangnya gimana kalau Pak Dino nganterin Mama?"

"Tenang aja, nanti aku dijemput kok," balas Nats santai. "Mama tenang aja."

Mendengar penuturan putri bungsunya itu membuat Giselle tersenyum jahil. "Harris ya yang mau ngejemput kamu? Ih udah ganteng baik lagi, menantu idaman itu," godanya sembari terkekeh pelan.

Michelle yang sedari tadi mendengarkan lantas menganguk antusias. "Iya, Tan. Ganteng banget emang pacarnya si Nats ini. Michelle aja sampai ngga percaya" balas Michelle sambil terkekeh.

Giselle tertawa mendengar ucapan Michelle barusan. "Emang sih, Chel. Tante aja sampai ngga percaya kalo itu benaran pacarnya Nats."
Giselle membalas jokes Michelle sambil terkekeh.

Nats mendengus karena hal itu. "Udah deh Mama sama Michelle ngga usah rese, Mama kan tadi katanya ada urusan jangan kelamaan ngobrol sama Michelle, Ma dia anaknya rese," ucapnya pada Giselle yang terkekeh.

"Hush ada-ada kamu." Ucap Giselle sambil menepuk puncak kepala Nats pelan lalu segera mengetikan pesan singkat pada supir pribadinya itu.

Nats mencebikkan bibirnya kesal, "Tau ah. Terserah Mama aja," ucap Nats sambil bangkit berdiri dan melangkah menjauh dari Michelle dan Giselle yang masih tertawa.

"Titip anak Tante yang lagi sensi ya, Chel." Giselle tersenyum pada Michelle yang sudah cukup dekat dengannya ini.

"Beres, Tan. Yaudah aku duluan ya," ucap Michelle sambil tersenyum lalu melangkah mengikuti Nats yang sudah berjalan duluan kearah ruang pemotretan lagi. Ngambekan.

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang