Chapter 2 ( bullying)

5.9K 292 10
                                    

Mulmed :aldrick

Verena pov

Aku, lora dan adel berjalan menuju kelas XII IPA 3, banyak yang memandangi kami , entah tatapan tidak suka atau kagum, aku tidak mengerti.

" kenapa sih mereka pada liatin kita begitu? " aku sudah mengetahui jika adel akan seperti itu, dia sangat tidak suka ditatap terlalu intenz.

" biarin aja, paling penggemar lo " lora selalu seperti itu, membuat hati dan jiwa orang yang berbicara padanya seketika luluh.

" kelas XII IPA 3 dimana sih? " omel adel yang sudah bosan.

" no di depan! Mangkannya liat pake mata! " aku langsung berjalan menuju ruang kelas yang pintunya terbuka lebar.

" permisi kak! Ada kak aldric? " tanyaku sopan, walaupun aku acuh tak acuh, tapi aku masih tau sopan santun.

" aldric? Lo siapanya? " aku langsung bisa menebak jika wanita yang ada di depanku adalah salah satu jelmaan cabe rombengan.

" saya temannya " aku mencoba menahan tawa saat melihat bekas cabai di salah satu pojok gigi putihnya.

" aldrick gak ada di kelas " dari tadi kek, untung dia kakak kelasku kalau tidakk, kupastikan wajah dengan make up tebalnya akan ku jadikan lap kaca.

" ya udah, gue cabut. Dari tadi kek! " aku sudah bosan melihat wajahnya seperti ondel-ondel.

" sok banget sih lo! " teriaknya, aku jelas mendengarnya namun aku tak peduli.

" gimana? " adel dan lora menungguku di depan mading.

" kaga ade di kelas " aku memperlihatkan wajah datarku.

Outhor pov

Verena cs berjalan menelusuri koridor, tentu saja untuk mencari aldrick si anak presiden.
" susah amat nyarinya, itu kaya upil!" adel mengusap wajahnya kasar.

" terus gimana? " tanya verena, verena sudah lelah melewati setiap pelosok sekolah Nusa bangsa itu.

" coba tanya orang-orang disini deh! " ujar lora yang sudah tak tahan berjalan lagi.

" lo capek juga? " adel menatap lora.

" yaiyalah, lo kira gue robot?! " bentak lora.

" garang amat! " adel pun segera menyetop salah satu siswa.

" liat aldrick gak? " adel to the point.

" tadi sih gue liat lagi ada di kantin sama temen-temennya " jawab pria dengan kaca mata bulat menghiasi wajah polosnya.

" ya udah, thanks! " verena, adel dan lora segera berjalan beriringan menuju kantin.

" somplak! Gue udah keliling sekolah ini lebih dari 2 kali dan ternyata dia enak-enakan di kantin? " omel adel.

Tak lama mereka pun sampai di kantin, pandangan mereka segera tertuju pada 3 pria yang sedang mengolok anak culun, bisa diprediksikan bahwa salah satu pria itu adalah aldrick.
Verena sangat tidak menyukai tindakan itu, dia kembali mengingat masa kelamnya.

Verena berjalan cepat mendekati aldrick yang saat ini sudah menumpahkan jus jeruk miliknya menuju pria culun tadi.

" woy! " verena menepis gelas yang berada di tangan kanan aldrick dengan kasar.

" lo apa-apaan sih?! " bentak verena dengan nafas memburu.

" eh! lu yang apa-apaan! " aldrick pun terlihat kesal.

" lo bahagia buat dia malu? Lo bahagia udah ngehina dia?!! " verena menunjuk pria culun yang sedari tadi di olok aldrick.

" lo tuh siapa sih, ganggu kesenengan gue banget! " semua penghuni kantin seketika menatap mereka.

" woy! Jadi cowok jangan belagu, lo cuman punya modal tampang doang!" ejek verena.

Aldrick menatap verena penuh kesal, bagaimana tidak, dia baru saja dipermalukan oleh seorang gadis yang entah dari mana datangnya.

" untung-untung lo cewek, kalo gak.. " ucapn aldrick terpotong. "kalau gak apa? Apa sih yang bisa lo lakuin? Penasaran gue " sambung Verena masih dengan nada mengejek.

" lo.. " aldrick mengepalkan tangannya di depan wajah verena.

" udah rick! Lo mau dikatain cowok cemen, Cuma berani sama cewek? Jangan buat malu! " irfan salah satu teman aldrick segera menahan tangan aldrick yang sudah siap akan mendarat di wajah mulus milik verena.

" cihh! Banyak gaya lu! " ejek verena lagi, sepertinya verena dengan sengaja ingin membuat aldrick naik pitam.

" apa lo bilang? " geram aldrick.

" ver! Udah, lo inget gak sih tugas kita? " lora berbisik pada verena.

Dengan satu tarikan nafas, verena sudah merasa lebih baik.

" iya, maaf gue hilang kendali " ujar verena lalu melirik ke arah adel dan lora.

" maafin temen gue, dia lagi pms " lora membuat alasan yang cukup masuk akal.

" sip! Gak masalah " jawab bara, salah satu teman aldrick.

Adel dan lora segera menarik verena menuju salah satu bangku di kantin.

" jangan sampe lo ulangin lagi! " perintah adel.

" bakalan gue usahain " verena dengan wajah datarnya segera memasang aerphone putih miliknya yang selalu setia berada di saku jasnya.

" ternyata anak presiden pembuat masalah di sekolah, dia ngelakuin semua kemauannya " lora menggelengkan kepalannya.

" Paling-paling dibutain harta " adel memutar arah pandangannya menuju pendagan mi ayam.

" gue laper " ucap adel sembari memegangi perutnya.

" ya udah tinggal pesen, apa susahnya? " verena terlihat masih jengkel dengan kelakuan aldrick tadi, walaupun di kedua telingannya menempel headset, dia masih bisa mendengar semua perkataan adel dan lora. " sekalian pesenin gue red velvet,aus gue habis adu bacot sama tu cowok! " verena memegangi lehernya yang sudah terasa kering.

" sip deh! " adel pun beranjak untuk memesan makanan dan minuman, walaupun adel sangat menyukai saat verena kesal namun dia juga salah satu orang yang care dengan verena.

" lo masih trauma? " tanya lora yang melihat kekesalan pada wajah verena.
" sedikit " jawab verena singkat, namun terlihat banyak keraguan.

Sementara di meja lain, 2 pria tenah mengipasi temannya yang terlihat merah padam menahan amarah.

" muka lo kaya orang lagi blushing ,tau kaga? " ucap irfan yang sudah kewalahan mengipasi aldrick.

" bacot! Mending lo mingkem! " jawab kasar aldrick. " siapa sih tu cewek? Gue kaga pernah liat mukanya " aldrick menatap verena dari kejauhan.

" anak baru kayanye " bara merasa tangannya sudah kewalahan.

" pantesan, dia pasti belum kenal gue? Gimana kalo kita kasi sambutan? " aldrick menunjukkan senyum devilnya.

" jangan cari gara-gara sama cewek, lo udah jadi banci? " irfan kembali memperingati aldrick.

" ceramah mulu lo! Puyeng gue dengernya " dengan sigap aldrick memasukkan pisang goreng yang sudah dingin menuju mulut irfan.

Irfan segera mengumpat aldrick namun tak terdengar jelas, bagaimana tidak, mulutnya sudah penuh karena pisang goreng yang dipaksakan masuk oleh aldrick.

" liat aja, gue bakalan buat lo gak betah di sekolah ini! " ujar aldrick sinis.

################################

Maaf kalo typo, gaje atau boring.

Siapa anggota girband yang cocok jadi antagonis?
Kalo tau silahkan coment.

Jangan lupa vote!

Next?

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang