Chapter 44

1.6K 91 36
                                    

Loading. . .
█ 1%
██ 10%
███ 20%
████ 30%
█████ 40%
██████ 50%
███████ 60%
████████ 70%
█████████ 80 %
██████████ 90%
Loading . . .
████████████100%
Success 

(> " " <)
( ='o'= )
-(,,)-(,,)-
Enjoyed!
Warning⚠typo
V

ote, komen, and share guys!

╔═════════════════╗
║̶ «̶ː̖́[Mα̲̲̅̅̅ι̅ntα̲̲̅̅ιn̅̅]ː̗̀»̶ ║
̖́[α̲̲̅̅̅lexα̲̲̅̅] & ̖́[α̲̲̅̅̅ldric̲̲̅̅]
╚═════════════════╝

New york, amerika serikat
2 minggu kemudian.

Aldric terus menggenggam tangan halus milik gadisnya–– gadisnya?  Ntahlah Aldric tidak mengetahui statusnya dengan si gadis.  Sneaper yang menembak gadisnya ternyata adalah musuh bisnis Aldric, tentu saja Aldric dengan segera membalaskan dendam Alexa––– gadisnya.

"Baby".  Gumam Aldric di sela-sela pekerjaannya mengusap punggung tangan Alexa.

"I'm torn to be right where you are". Aldric merasakan dadannya nyeri. Dia sangat tersiksa melihat gadis yang amat di cintainnya harus terbaring di brankar rumah sakit.

Seorang gadis memasuki ruangan itu dengan membawa makanan yang di belinnya di salah satu restaurant.

"Kak! Ayo makan dulu".  Oktavia–– gadis itu masih gencar menarik perhatian Aldric,  namun Aldric selalu mengabaikannya.

"Ayolah! Apa kakak mau sakit?  Jika kakak sakit siapa yang akan menjaga kak Lexa? ".  Ucap gadis itu lalu memberikan sendok yang telah terisi makanan pada mulut Aldric.

"Saya bisa makan sendiri. Apa kamu tidak tau malu, dengan menyuapi saya di depan kekasih saya?! ".  Bentak Aldric frustasi. Dia mengetahui alasan utama masalah ini karena dia lebih memilih Oktavia saat itu. Semua yang terjadi karena ulahnya.

"A-aku h-anya ingin kakak mmakan". Nada gadis itu bergetar karena takut oleh bentakan Aldric.

"Keluar!! ". Perintah Aldric geram. Oktavia segera berlari dengan isak tangis pilu.

Tak memperdulikan Oktavia. Aldric malah memfokuskan dirinnya pada Alexa. "Kamu lihat, baby? Aku memilihmu.  Jadi ku mohon, bangunlah. Kau bisa pergi dan menghindar dariku, tapi jangan menyiksaku dengan kau terluka".  Aldric menangis dengan menciumi punggung tangan Alexa yang tidak terpasang infus.

( ´-ω・)︻┻┳══━一一一一一一

"Mengapa kau tidak menembak tepat pada jantungnya?!! Dasar bodoh!".  Pekik seorang gadis memarahi seorang pria.

"M-maafkan saya nona. Tapi saya sudah membidik tepat sasaran pada jantungnya, namun dia menyadari hal itu dan segera menghindar".  Jawab pria itu lalu kembali tertunduk.

"Dasar tidak becus!!  Bagaimana pun carannya, aku mau dia segera mati". Perintah gadis itu.

Pria yang mengenakan pakaian serba hitam pun mengangguk tanda mengerti. Pria itu akan kalah jika beradu pendapat dengan gadis dihadapannya, bukannya takut namun upah yang diberikan gadis itu tidak main-main.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang