chapter 17

3.7K 240 13
                                    

Malam berganti pagi, bulan telah tergantikan oleh matahari. Verena perlahan membuka matanya.

" ini rumah aldrick, aku hampir lupa" gumam verena lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Verena keluar dari kamarnya setelah usai membersihkan diri, verena mengenakan celana panjang putih dan baju kaos lengan pendek berwarna hitam.

Verena bisa melihat dari lantai 2 bahwa semuanya telah berkumpul di meja makan. Verena menghirup oksigen dengan rakusnya, lalu menghembuskan dengan kasar.

" ver! Kebo banget sih, lo " ejek adel saat melihat verena baru saja mendekati meja makan.

" semalem gw gak bisa tidur " jawab verena sekenanya.

Dilihatnya aldrick yang sama sekali tidak menghiraukan verena.
" apa dia kesel gara-gara semalem? Ehh..tunggu! Kalo diliat-liat, kayanya dugaan gw bener,deh! Aldrick pasti curiga. Rencana B! "
batin verena menatap intenz aldrick.

" ngapain lo bengong kaya gitu? " lora menarik verena agar duduk di kursi kosong bersebrangan dengan aldrick.

" bokap gw " ujar verena lemas.

" kenapa? " tanya adel penasaran.

" dia minta gw pindah ke london " verena duduk tanpa bernafsu untuk memakan makanannya.

Aldrick seketika menatap verena tak percaya. " bukannya dia diminta buat jagain gw? Kenapa tiba-tiba dia mau pindah ke london? " batin aldrick menatap verena dengan tatapan menyelidik.

" kok bisa? " ujar adel terkejut.

" gw diminta sekolah disana " lora mengerjabkan matanya.

" ver! Lo kok tega sih, ninggalin kita " adel mendramatis.

" emang bokap verena kerja jadi apa?" sahut irfan.

" jadi ketua- " ucapan adel terpotong.

" ketua salah satu perusahaan di london. Semacam CEO " sergab verena cepat.

" apa tadi malam gw salah denger? Gw tau kalau anggota SA pasti keluarga dari pengurus inti NTS " aldrick meragukan apa yang dia dengerkan tadi malam.

" jadi lo kaya dong? " bara hanya asal ceplos yang penting berbicara.

" begitulah " verena mengangkat bahunya dengan wajah dibuat sesombong mungkin.

" nama bokap lo siapa? " tanya aldrick mulai penasaran.

" mampus lo, ver! " ucap verena dengan wajah datar, verena mencoba menyembunyikan wajah terkejutnya.

" nama bokap gw.. "

Teng.. Neng.. Tong.. Ting

Suara berbunyi dari ponsel verena membuat verena dapat bernafas dengan lega. " gw angkat telfon,dulu " verena segera ngacir ke ruang tamu.

" hallo, yah! "

"..."

" verena, ngerti "

"..."

" verena punya otak, masih berfungsi"

"..."

" iya, tunggu bentar "

"..."

" bye "

Verena kembali menuju ruang makan. " gw mau keluar bentar, ketemu bokap " semuanya pun mengangguk mengerti.

Skip

" ...untuk sementara kamu menjaga aldrick dari jarak jauh. Adel dan lora akan selalu siap siaga di samping aldrick, yang perlu kamu lakukan hanya mengawasi dan melakukan apa yang perlu saja, jangan terlalu berlebihan " ucap pria berbadan tegap yang saat ini duduk di samping verena.

" sok tegas " cibir wanita yang juga berada di sisi kanan verena.

" biar keren di mata anak sendiri " ucap pria itu lalu terkekeh.

" ayah, bunda! Kalian kaya anak ABG tau gak sih?! Kalian ngapain pake berantem segala? " verena mengacak rambutnya frustasi melihat kedua orang tuanya yang saat ini terlihat seperti anak SMP yang baru saja diselingkuhkan pacarnya.

" ayah kamu, tuh! " bunda verena menunjuk ayah verena dengan wajah dagunya.

" masa iya, dia minta no hp temen bunda terus matanya kedip-kedip gak jelas " adu bunda verena pada anaknya.

" ayaaah! " verena menatap ayahnya.

" kamu gak tau ya? Ayah juga mulai kerja sampingan, ayah jual pulsa. Terus temen bunda kamu mau beli, ya udah. Jadi ayah minta no hpnya " jelas ayah verena.

" bundaa " verena menatap bundanya malas.

" yaa terus! Kenapa pake kedip-kedip segala?! " bentak bunda verena.

" gimana gak kedap-kedip. Temen bunda kamu punya gigi emas , itu yang buat ayah silau " bela ayah verena lagi.

Verena mengehela nafas panjang.
" bisa mati kehabisan sabar gw kalo begini " gumam verena pelan.

################

Next?

Votment...

Maaf kalo banyak typo, gaje atau yang lainnya...

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang