Chapter 1 ( sekolah )

9.7K 364 13
                                    

Mulmed : verena

Gadis bernama Verena tenah sibuk dengan ponsel. Melupakan keberadaan orang di sekitarnya, dan tidak menyadari seseorang yang saat ini menatapnya dengan sinis. Gadis bernama lengkap Axella Verena Elvaretta itu terlalu menyelami dunia media sosial, membaca tentang pertikaian di bidang politik.

"Woy! Lo gak nganggep gue hidup? Batu ya gue? Atau arwah gentayangan?". Seorang gadis lainnya merasa tidak nyaman dengan sikap Verena yang terkesan angkuh.

"Sirik lo? Bukannya lo punya hp juga? Mainin aja punya lo!". Jawab sarkas Verena.

"Udah, Del! Lo udah temenan sama verena lama, masa ga ngerti sifatnya!". Lora, nama gadis lain yang saat ini menengahi perkelahian kecil kedua sahabatnya.

"Iyee!". Adel, seseorang yang baru saja bertengkar dengan Verena hanya mengangguk pasrah.

Tokk.. Tok.. Tok

Suara pintu yang terketuk membuat mereka memberhentikan aktivitas masing-masing.

"Iya! Silahkan masuk!". Pinta verena dari dalam ruangan.

Pintu itu pun terbuka, dan menampilkan orang-orang berbadan tegap, seorang pria memakai jas formal berwarna hitam paling mencolok berdiri di antara orang lainnya. Sontak kedatangannya membuat Verena, Adel dan Lora segera berdiri tegap.

"Hormat! ". Ucap ketiga gadis itu serempak.

Pria itu menganggukkan kepalanya lalu segera memasuki ruangan berwarna coklat itu.

"Kalian sudah tau kenapa saya datang?". Suara tegas namun lembut disaat bersamaan. Verena mengerutkan keningnya, karena seorang komandan yang memiliki pangkat tertinggi di dalam organisasi ini datang. Sangat langka bagi seorang petinggi langsung datang menemui anggota, jika pun ada tentu ada alasan yang sangat privasi dan mendesak.

"Ada misi baru untuk kalian". Tanpa mau ber basa-basi lagi pria itu pun mulai menjelaskan.

"Kami siap melaksanakan misi!". Jawab mereka bertiga kompak dan tegas.

"Putra dari salah satu petinggi negara Amerika diasingkan kemari dengan tujuan menjaga privasi dan juga keselamatannya. Saya dengan sangat, meminta bantuan kalian untuk membantu. Tuan muda dari keluarga Wilson ini sudah berada di sini dalam kurun waktu yang cukup lama, namun pesaing dari ayahnya baru bertindak sekarang, keselamatannya saat ini terancam". Pria dengan garis rahang tegas itu menyerahkan foto pria yang terlihat masih muda.

"Banyak juga yang mengincarnya karena dia satu-satunya penerus dari perusahaan besar keluarganya".

"Anak ini masih menempuh studinya, jika kalian ingin menjaganya dengan leluasa, tentu kalian harus menjadi seperti dirinya". Sambung pria itu sembari menatap satu per satu anggotanya  dengan tampang serius.

"Studi? Kuliah?". Tanya Adel penasaran.

Pria itu menggelengkan kepala. " Senior High School".

"Hah? Kami akan bersekolah?". Verena mengerutkan dahinya.

"Kenapa? Itu tidak sulit".

"Tenang saja, saya sudah memberi informasi pada pihak sekolah, bahwa kalian datang untuk menjalankan tugas". Komandan itu melihat kekhwatiran di wajah anggotanya.

"Baiklah, komandan! Kami siap". Jawab Verena walaupun lebih terlihat gusar.

"Saya sudah menyiapkan semuanya, wakil saya akan segera memberikan kebutuhan  yang akan kalian kenakan nantinya". Komandan itu pun bangkit dan berlalu begitu saja.

"Apa apaan ini?".  Keluh Verena kesal. Umur Verena memang masih terlalu muda untuk menjadi tim rahasia khusus, namun karena kepawaiannya menggunakan senjata dan pembuatan strategi membuatnya tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk bergabung menjadi tim khusus. Lora dan Adel juga tak jauh berbeda, umur mereka hanya berbeda beberapa bulan. Walaupun begitu mereka juga tetap meneruskan pendidikan dengan home schoolling. Bukan hanya mereka ber tiga saja, banyak anak-anak berusia minimal 16 tahun yang memang memiliki potensi dan kepiawaian dalam bertarung juga direkrut oleh organisasi ini. 

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang