Chapter 42

1.5K 88 13
                                    

Loading. . .
█ 1%
██ 10%
███ 20%
████ 30%
█████ 40%
██████ 50%
███████ 60%
████████ 70%
█████████ 80 %
██████████ 90%
Loading . . .
████████████100%
Success 

(> " " <)
( ='o'= )
-(,,)-(,,)-
Enjoyed!

Warning⚠Typo bertebaran, gaje. Ntar revisi ehee😂

╔═════════════════╗
║̶ «̶ː̖́[Mα̲̲̅̅̅ι̅ntα̲̲̅̅ιn̅̅]ː̗̀»̶ ║
̖́[α̲̲̅̅̅lexα̲̲̅̅] & ̖́[α̲̲̅̅̅ldric̲̲̅̅]
╚═════════════════╝

Kantor Nts(Nasional anti teroris). Jakarta, indonesia||08.15

"Apakah Verena akan kembali?".  Tanya seorang pria pada salah satu rekannya.  Pria itu sudah cukup menekan rasa rindunnya pada gadis yang bernama Verena itu.

Lawan bicarannya menggelengkan kepala.  "Verena sepertinnya tidak akan kembali". Jawabnya dengan sedikit rasa menyesal.

Arka, pria itu termenung.  Sudah sangat lama dia memendam rasanya terhadap Verena.  Sudah cukup banyak pengorbanan yang Arka berikan,  nyawa pun hampir diberikannya untuk Verena.  Arka segera berlalu dan ingin segera mengunjungi Verena, tentu saja beserta kedua sahabat gadis itu.

***

Alexa terbangun tanpa adannya Aldric.  Entah kemana pria itu pergi,  dia bahkan tidak memberikan kabar sama sekali. Firasatnya sedikit berbeda, sepertinnya akan ada masalah dengan hubungannya lagi. 

Alexa segera menghubungi sekretaris yang merambat menjadi tangan kanannya.

"Lula. Cari tau keberadaan Aldric".  Perintah Alexa.

Lula pun meminta waktu 2 menit untuk mencarinnya. 

"Menurut sinyal yang saya dapatkan.  Tuan tenah berada dalam penerbangan private jet nya menuju New york". Ucap Lula dari seberang sana.

Setelah Alexa mengucapkan terimakasih sambungan itu pun terputus.  Dengan secepat kilat Alexa mengganti pakaiannya. Dia mengingat janji temu bersama sahabatnya,  urusan Aldric biar Nick saja yang mengintainnya. Alexa mengenakan dress pendek berwarna biru dipadukan dengan high heels berwarna putih, terlihat sangat manis.

Disebuah cafe dengan nuansa alam namun terkesan modern itu terlihat cukup sepi. Mungkin karena masih jam kerja dan sekolah.

Arka, Adel dan Lora sudah berkumpul disana dan berbincang sekitar pekerjaan. Arka memang beberapa tahun ini di pindah tugaskan ke rusia, hal itu yang membuat mereka jarang bertegur sapa.  Lora terus saja mencuri pandang pada Arka, menatap pria itu dengan lirikan tersirat kerinduan.  Arka acuh tak peduli walaupun dia tau Lora mencuri pandang, dan juga dia tau perasaan Lora sebenarnya. Arka tak tau harus ber ekspresi seperti apa, hatinnya– sudah ada yang menempati dan dia juga tak mau menyakiti Lora. Namun jika hal ini terus dibiarkan bisa saja Lora nantinnya akan semakin sakit, bukan? Arka merasa bingung.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang