Chapter 31

1.8K 124 15
                                    

Hari ini Verena mulai kembali bersekolah. Dan tanpa diminta Aldric sudah berinisiatif menjumpatnya.

" Hy " ucap aldric menyapa setelah verena memasuki mobil sportnya.

" hm " jawab verena dengan senyum tipis. Dia masih kesal,bingung,dan kecewa setelah mendengar semua yang diucapkan adel kemarin.

" Kamu kenapa? Kaya ngga semangat gitu " ujar aldric sembari melirik verena sekilas.

Verena tidak menjawab, ingin sekali rasanya dia mencaci maki aldric karena telah menipunya dan mencari informasi lengkap tentang dirinya. Rasa kesal mulai mendominasi verena, dipemkannya kedua matanya untuk menimalisir kekesalannya. Lalu dia mengucap bahwa dia harus bisa membuat aldric bertekuk lutut hanya padanya.

" laper " celetuk verena setelah cukup lama terjadi hening.

" Hahaha moodyan ya kamu. Laper aja pake ngambek ". Aldric terkekeh lalu mengusap lembut puncak kepala verena.

Setelah cukup lama mengemudi akhirnya mereka sampai di sekolah. Banyak pasang mata yang melihat mereka karena memang keduanya cukup baik dijadikan objek. Wajah tampan dan juga cantik. Walaupun verena baru beberapa waktu sekolah disini namun namanya sudah tersebar kemana-mana karena memiliki wajah cantik dan tubuh ideal.  Tatapan aldric menajam sepanjang koridor karena tatapan memuja yang diperlihatkan para siswa untuk Verena. Sedangkan verena tidak ingin membuang-buang waktu hanya untuk meladeni penggemar aldric.

" Belajar yang bener. Jangan suka gangguin guru. Kamu udah kelas 12, masih aja main-main ". Ujar verena sembari mengusap pipi aldric. Aldric pun terkekeh geli lalu mau tak mau menganggukan kepala agar princessnya tidak ngambek.

" Kamu juga, sayang ". Ucap aldric lalu mengecup singkat kening Verena. Setelah itu aldric memutuskan segera ke kelas karena jam pelajaran akan segera dimulai. Verena menghembuskan  nafas kasar, sibuk memikirkan perkara-perkara yang akan terjadi dengan dirinya dan aldric.

Beberapa menit kemudia Adel dan Lora pun memasuki kelas. Sebenarnya sejak tadi verena merasa ada yang mengawasinya, setelah melirik sekilas dia mendapati Ferdi memandang ke arahnya tanpa kedip. Namun karena Verena sudah menganggapnya berlalu maka dia tidak terlalu memusingkannya. Sudah cukup permasalahan di hidupnya, keluarga dan juga kekasihnya saja sudah membuatnya harus berfikir banyak. Dia tidak mau menambah beban lainnya. Sebenarnua Aura masih menipu daya orang tuanya, namun Verena seolah tuli setiap kali Aura memancing emosinya. Beberapa hari sebelum verena mengerjakan tugas lapangan ayahnya datang ke ruangannya dan segera memeluk verena erat, difikiran verena sebelum itu ayahnya akan menamparnya namun itu tidak terjadi sama sekali. Mungkin ayahnya tidak mau jika konsentrasi verena pecah jika masih ada masalah-masalah di keluargannya, Axel takut jika anaknya satu itu tidak bisa fokus dalam tugas lapangannya dan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.

Verena juga mendengar jika Ferdi sebenarnya terancam di keluarkan dari sekolah karena mengundang anak sekolah lain untuk melakukan tawuran padahal jelas-jelas sekolahnya sekarang adalah SMA Tri bhakti. Namun karena dia berjanji tidak melakukan itu lagi dan tentunya sedikit bantuan uang maka ferdi tidak jadi dikerluarkan.

" Ver. Pesenan lo udah ada di tempet biasa ". Ujar Lora lalu duduk di bangkunnya, dan disebelah bangku Lora sudah ada tas milik Aura yang entah kemana orangnya.

" Bagus dah ". Jawab verena seadannya lalu fokus pada ponselnya.

Adel melirik sekilas keberadaan ferdi yang sesekali mencuri pandang pada verena, namun hasilnya nihil karena Verena tentu saja akan menganaikannya. Baru saja Verena merasa tenang, datanglah seseorang yang siap membuat jiwa setan di tubuh verena bangkit.

" Lo di sayang banget ya sama orang tua lo, Ra ". Ucap salah satu teman Aura. Senyum sinis terlukis di bibir Verena.

" Hahahahaha sayang? Perlu kalian tau, dia itu cuma anak pungut. Orang tuanya meninggal, dan dengan baik hatinya orang tua Verena ngangkat dia dari tong sampah, cuma ada rasa iba dari om Axel sama tante Rachel buat dia ". Adel sudah cukup bersabar beberapa hari ini karena tingkah Aura yang sangat menyebalkan, namun tidak lagi. Sekarang dia akan membuat Aura merasa di neraka.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang