Verena kembali duduk di sofa pertengahan adel dan lora dengan wajah datar tanpa ekspresi.
" kenapa lo? " adel menatap verena heran.
" kenapa muka ni anak balik kaya papan triplek sih! " adel menggerutu di dalam hatinya mengenai perubahan wajah verena.
Verena tak menjawab ucapan adel membuat adel kesal bukan main. Lora menatap rekannya yang saat ini mengeluarkan aura hitam.
" kenapa lu pada? " lora menautkan alisnya bingung.
" gue juga kaga tau, ni anak dateng dateng mukanya udah kaya begono " jawab adel melirik verena, yang dibicarakan sama sekali tak menghiraukan, verena lebih memilih menatap televisi yang saat ini menampilkan kartun upin & ipin.
Aldrick datang dengan rambut basah membuat aldrick terlihat menawan di mata para gadis. Lora dan adel menatap aldrick tanpa kedip,lain halnya dengan verena, verena lebih menganggap kartun upin&ipin lebih menarik dari pada pria yang saat ini berada di hadapan nya dengan gaya yang terkesan menggoda.
Aldrick dengan sengaja ingin menarik perhatian verena namun ternyata aldrick salah sasaran, yang saat ini menatapnya penuh kekaguman adalah lora dan adel.
" ngapain lu berdiri disitu? " irfan menatap aldrick tak suka.
" serah gue lah, ini kan rumah gue " jawab aldrick tak terima.
" kamar kita dimana? " tanya lora saat sudah sadar dari pesona aldrick.
" kalian maunya sekamar atau gak? " tanya aldrick.
" sekamar! " jawab adel dan lora kompak.
" gak! " verena berbicara dengan dinginnya membuar lora dan adel berpelukan.
" ya udah. Verena! Lo tidur sendiri, dan lu berdua sekamar " ucap aldrick agar adil.
" ya udah. Kamar gue dimana? " verena berdiri dari duduknya.
" lo naik aja ke atas, terus belok kanan ada pintu warna putih, itu kamar lo. Dan lo berdua! Ada pintu warna abu di samping kamar verena itu kamar lu pada " walaupun aldrick berbicara dengan santainya tanpa diduga dia juga sedikit canggung pada verena karena perbuatannya tadi.
Verena berjalan menaiki anak tangga 1 per 1. Sesekali adel dan lora melirik verena yang sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi apapun.
" kayanya verena lagi mikirin sesuatu, deh " bisik lora pada adel.
Verena menutup pintu kamarnya dengan gebrakan keras tanpa memperdulikan rumah siapa yang saat ini dia tempati.
" astajim!! " adel kaget bukan main dan dengan refleknya meloncat kearah lora yang segera ditangkap oleh lora, posisi mereka seperti lora menggendong adel.
" setan! Lo berat! " lora mendorong adel agar segera menjauh.
Brukk..
" anjeng..! Pinggang gue encok " adel memijat pingganya yang saat ini merasa remuk.
" bodo " lora meninggalkan adel.
" mami! Papi! Adel tersisihkan " adel mendramatis tanpa di dengar oleh orang lain.
Verena pov
Aku masih tidak bisa melupakan ucapan aldrick padaku, aku mencoba mencari kebohongan dalam sorot matanya namun sia-sia. " gue gak tau! Gue deketin aldrick bukan untuk jadiin dia pacar, gue disini ditugasin buat jagain dia! " verena mengacak rambutnya frustasi.
" gue juga masih trauma " verena menatap ponselnya, menampilkan foto aldrick.
" lo dambaan cewek, drick! Herannya kenapa lo pilih gue? " verena berbicara dengan seriusnya tanpa mengetahui bahwa seseorang tenah menatapnya dengan wajah kecewa.
" ver! Apa lo juga SA? Gue gak nyangka. Gue benci SA! "
###############
Met malam...
Maaf kalo banyak typo, gak nyambung.
Next?Votment dong... Biar cepet nextnyaa 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain [Tamat]
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Axella Verena Elvaretta memutuskan menjadi seorang sicret agent, lantaran masa lalu yang sangat tidak bersahabat. Dengan bantuan ayahnya, Verena pun menjadi gadis tangguh yang sangat disegani. Hingga akhirnya sang komandan...