Banyak typo ⛔
Aura pulang menuju rumahnya, yang sekarang ia tempati. Rumah bunda dan ayah Verena, betapa terkejutnya Bunda Verena saat melihat sudut bibir Aura mengeluarkan darah segar.
" ada apa dengan bibirmu Aura " pekik Rachel dengan mata melotot.
Ide licik pun terlintas di benak Aura. Di dalam hatinya dia terus berterimakasih pada tuhan karena telah memberikan pemikiran yang cerdik menurutnya.
" hikss.. Hikss.. Bunda " Aura berlari lalu memeluk Rachel.
Aurel pov
Ide brilian! Akan menarik jika melihat keluaga ini terpecah belah. Aku memeluk Bunda Rachel dengan tangis yang semakin menjadi.
" ceritakan apa yang terjadi padamu " Bunda Rachel melonggarkan pelukan kami lalu mencoba mendongakkan kepalaku.
" Siapa yang melakukan ini padamu? " Aku menghapus sisa air mataku lalu kembali menunduk.
"..."
Skip
Outhor pov
Verena memasuki kamar yang berada di kantor NTS. Tubuhnya terasa lemas, mungkin saja ini akibat Aura yang baru saja mengiris tangannya.
" bermain denganku, hmm " gumam Verena dengan senyum devilnya.
Verena tidak sebodoh itu melepaskan Aura dengan cepat. Sebelum memperintahkan Arka untuk membawa Aura pulang, Verena lebih dulu menempelkan alat penyedap suara yang berbentuk serangga kecil di balik tubuh Aura.
" bodoh! Tolol! Tak tau diri! " Umpatnya kesal namun di balik itu ada rasa resah yang menyelusup ke dalam hati kecilnya.
Dia takut nanti Bunda dan ayahnya lebih mendengar ucapan Aura dibandingkannya.
Drtt.. Drtt...
Ponsel Verena bergetar karena ada panggilan masuk, dia pun tersenyum sinis ke arah ponselnya, ternyata yang menelfonnya adalah sang Bunda.
" Halo, bun " sapa Verena setenang mungkin padahal hatinya saat ini kacau.
" Cepat pulang. Bunda ingin menanyakan sesuatu padamu " Bunda Verena terdengar sangat marah.
" 20 menit lagi "Verena memutuskan telfon secara sepihak, diambilnya kunci motor sport putih miliknya lalu melaju dengan kcepatan penuh. Tak memakan waktu 40 menit, Verena sudah berada di depan pintu rumah keluarganya, padahal jarak antara kantor dan rumahnya cukup jauh.
Tanpa mengetuk pintu Verena masuk dengan angkuhnya, walaupun dia tau akan terjadi sesuatu yang buruk.
" Duduk! " Ujar Ayah Verena dengan dingin.
Verena pun menurutinya tanpa membantah, dilihat dari sikap Axel yang seperti ini dia pasti merasa sangat kesal.
" Kenapa kamu melakukan ini? " Suara yang berwibawa mengisi keheningan di rumah ini, setiap pelayan tak ada yang berani berlalu lalang melewati ruang keluarga karena takut akan murka Axel.
" aku gak salah " 3 kata itu lolos dari mulut Verena.
" jangan mencoba-coba membohongi ayah! Baru saja ayah merasa bahagia saat kamu mengatakan bahwa akan menerima Aura di keluarga ini, namun kelakuanmu ini benar-benar membuat Ayah kecewa! " Bentak Ayah Verena lalu menatap Verena tanpa kedip.Verena pov
Ini sangat menjengkelkan, dia yang mulai duluan dan dia juga yang merasa tersakiti. Cairan berwarna bening lolos dari mataku, hatiku sesak saat ini, bagaimana mungkin Ayah lebih mempercayai Aura yang notabenya hanya pendatang di rumah ini. Ku lirik bunda yang mendekap tubuh Aura, bukankah seharusnya bunda memberikanku kekuatan saat ini?
Aku menarik nafas dalam. " aku gak salah " ucapku lagi.
Ayah membuang pandangannya. Aku berdiri dari tempat dudukku.
" Liat! Cewe ga tau diri ini uda mengadu domba kita! Dan ayah bunda lebih percaya dia?! " Bentakku dengan nafas memburu siap membunuh seperti serigala. Ingin ku cabik-cabik tubuhnya lalu ku hempaskan jauh.
Aku pun keluar dari tempat yang sangat menguji kesabaranku ini, Ayah berteriak keras mengulangi namaku hingga menyebut nama lengkapku namun tak ku hiraukan. Aku menaiki motor sport milikku lalu melaju dengan lincahnya membelah jalan, rasa kalut di hatiku sangat terasa, bentakan ayah seakan menghipnotisku. Pandanganku seakan kabur, mulutku seakan terbungkam, dan telingaku seakan tuli. Dadaku sesak, orang tuaku sendiri lebih memilih mempercayai wanita ular seperti Aura. Entah kemana tujuanku, akupun tak tau aku hanya mengikutu hatiku.
Saat aku berumur 8 tahun ayah pernah mengatakan ikuti kata hatimu, aku pun melakukanya saat ulangan semester aku mencoret apa yang kata hatiku beritahu dan yang kudapatkan setelah itu adalah nilai merah. Bayangkan Merah.
Lanjut! Aku memberhentikan motorku di depan club malam, keinginanku hanya minum beberapa gelas agar dapat menghilangkan permasalahanku sejenak.
" Hai gadis cantik " Pria berbadan pendek mendekatiku dengan senyum setannya. Aku tak menghiraukannya karena alasanku kesini hanya untuk minum bukan bermain dengan pria hidung belang. Jangan berfikir buruk tentangku, aku gadis baik-baik walaupun terkadang bad sedikit, aku peminum tapi tidak pelacur.
Segelas Vodka ku teguk, leherku serasa terbakar tapi hal itu bukan apa-apa bagiku jika dibandingkan dengan rasa kecewa dan sakit hatiku saat ini.
" lagi? " tanya sang waiter setelah mendapati gelasku telah kosong, akupun mengangguk mengiyakan.
Drtt.. Drtt..
Ponselku bergetar karena adanya panggilan masuk dan sang pemanggil adalah ayah. Aku menghela nafas sebentar lalu memesan kamar khusus biasanya dipakai para pelacur untuk memuaskan sang pembayar.
Aku mengangkat telfon di dalam kamar agar dentuman lagu yang membengkakan telinga tidak terdengar oleh ayah.
" halo! Kamu sekarang ada dimana? Cepat pulang! "
" Maaf mungkin anda salah sambung " aku melembutkan suaraku agar tak terkenali.
" ayah tidak peduli! Cepat pulang! "
" uruslah anak kesayangan anda terlebih dahulu ajarkan dirinya agar tak menyalahkan orang dan juga memiliki otak pintar namun tidak munafik!!! "
Setelah mengatakan itu, aku memutuskan sambungan telfon. Kurebahkan tubuhku dengan tangan terlentang dan...
Bugg...
" aduuh! " rintih seseorang, dari logat bicaranya aku merasa kenal. Aku segera membuka selimut yang baru saja menimbulkan suara. Betapa terkejutnya aku melihat kak Arka berbaring tanpa mengenakan pakaian atas, bawahanya sih ketutup, kenapa ditutup ya? Plakk.
" kak arka! " ucapku lalu membekap mulutku sendiri.
" Ver, lo kenapa bisa ada disini? " tanyanya dengan suara serak.
Aku menatap kartu tanda kepemilikan kamar, ternyata nomor kamarku tebalik yang seharusnya 9 menjadi 6, sepertinya aku sudah mulai mabuk.
" gue salah kamar " ucapku lalu segera memburu pintu kamar, namun di tahan kak Arka.
Di tariknya tubuhku hingga aku terhuyung ke arah kasur, untung saja aku tidak sampai menindih tubuh kak arka, tubuhku sedikit oleng karena minuman tadi.
" ck.. Ngapain pake tarik-tarik sih?! " ucapku mencoba bangun, namun tangan kak Arka melingkar sempurna di pinggangku. Aku membulatkan mata sempurna.
Bugg...
Kutendang perutnya hingga terjatuh dari kasur, dia mengaduh kesakitan sedangkan aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajahnya yang terlihat blank!
Mianhae gaje or typo
Semoga suka
Jangan lupa vote yaaa
Comment pun diperlukan
Wa : 081917377678
KAMU SEDANG MEMBACA
Maintain [Tamat]
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Axella Verena Elvaretta memutuskan menjadi seorang sicret agent, lantaran masa lalu yang sangat tidak bersahabat. Dengan bantuan ayahnya, Verena pun menjadi gadis tangguh yang sangat disegani. Hingga akhirnya sang komandan...