Chapter 37

1.7K 107 9
                                    

Jangan lupa vote and coment,guys. Semoga sukaa
Bubaye

{\__/}
( ´︶')
/>💕

{\__/}
(˘ ³˘ )
❤️< \

{\__/}
(._.  )
   < \

{\__/}
(`Д´)
/ >

{\____/}
(ꐦ ಠ皿ಠ )
/  ノ     |ノ
WHERE!??!!

###############################

Alexa merasakan ada sesuatu yang di sembunyikan Aldric, feelingnya yang sudah terlatih seakan sudah bisa menebak kebohongan orang lain. Entah kenapa saat seseorang berbohong kepadanya akan sangat terbaca, seakan ada sensor kebohongan pada indra pendengarannya. Ada nada getir dan khawatir di setiap kata yang di ucapkan Aldric tadi, bahkan tergolong berbisik. Alexa menghela nafas pelan, apalagi yang disembunyikan kekasihnya itu. Apakah hal yang akan membuatnya marah besar lagi? Ntahlah. Alexa juga sudah merasa cukup dewasa untuk menyikapi permasalahan tanpa harus bersembunyi lagi. Sesungguhnya Alexa masih bingung dengan statusnya dengan Aldric, jika kembali mengingat-ngingat masa kelamnya dulu Alexa sudah memutuskan hubungan mereka. Alexa menghela nafas jengah, hidupnya ini memang rumit.

Alexa sudah mengenakan celana setengah paha dan kaos dengan lengan yang menutup kedua tangannya. Dia sudah berada di indonesia, tempat tinggalnya dahulu. Tempat kelahiranya.

" Anda nona Alexa? " . Ucap seorang pria dengan pakaian formal.

Alexa berdeham sebagai jawaban, rasa kantuk saat ini sangat dominan. Saat di perjalanan dia sama sekali tidak tertidur, banyak pekerjaan yang harus di urus. Pekerjaan yang hanya di mengerti olehnya, pekerjaan bahaya dan juga tentunya menghasilkan berjuta-juta dolar. Daniel dan Alvaro awalnya ingin menemaninnya namun Alexa tolak, lantaran mereka berdua memang sibuk. Alexa tinggal di kediaman Gio saat dia di indonesia, rumah mewah yang bertema eropa klasik memang sangat menenangkan, banyaknya tanaman di sekitar rumah itu membuat lingkungannya terlihat asri.

" Nona Eca! Aku sangat merindukanmu ". Ujar seorang gadis dengan senyum merekah. Gadis itu adalah anak dari kepala pelayan di rumah itu.

" Hai Intan. Bagaimana kabarmu? ". Alexa tersenyum membalas keramahan Intan.

Intan menuntun Alexa untuk segera menuju kamarnya yang berada di lantai 3 rumah itu. Intan yang memang faham bahwa Alexa kelelahan segera membawa barang bawaan Alexa menuju kamarnya.

" Disini tidak banyak berubah nona. Para pelayan masih seperti dulu, supir anda juga belum berganti. Kamar anda masih tertata rapi dan berdominan warna abu-abu ". Jelas Intan tanpa di minta. Alexa hanya mengangguk tanda mengerti.

*****

Alexa sudah berada di kediaman lamannya. Rumah yang menjadi saksi bisu akan dirinya yang tidak dianggap dan juga tidak diinginkan. Alexa terus membatin bahwa dia hanya berkunjung ke kediaman orang lain, dan ini adalah kali pertama dia berkunjung. Axel yang mendengar suara deru kendaraan segera berjalan cepat menuju pintu utama, dilihatnya seorang gadis yang sangat di rindukannya, hati Axel seolah teriris ketika melihat buah hati nya yang dibesarkan dan dirawat dengan baik oleh orang lain, sedangkan dirinya hanya dapat menggoreskan luka.

Axel mendekati putri semata wayangnya. "Verena". Ucapan lirih Axel mampu menarik kesadaran Alexa yang sejak tadi berkelana. Disaat Axel ingin memeluknya, dengan gesit Alexa menghindar dan memberikan jarak 2 meter dengan ayahnya. Axel tersenyum pedih, dan berucap dalam hati bahwa dia pantas mendapatkannya.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang