Chapter 4 ( SA?)

5.4K 297 8
                                    

Outhor pov

Verena sudah berada di ruang UGD untuk mengeluarkan peluru pada bahunya, dengan santainya verena mendengarkan lagu saat peluru di bahunya di angkat. Entah mengapa Verena merasa sudah terbiasa dengan adanya luka di tubuhnya seakan dia sudah berteman baik dengan luka.

" sudah! Perbannya jangan lupa di ganti setiap harinya " ucap seorang dokter dengan senyum manisnya.

" iya, saya mengerti! Terimakasih " verena pun bangkit lalu menuju mobil yang sudah lama menanti di parkiran rumah sakit.

Jam hitam milik verena mengeluarkan warna biru menandakan semua agent di minta berkumpul sekarang juga. Verena pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, verena menyalip mobil dengan ugal-ugalan membuat pengemudi lainnya mengomel tak karuan.

Sekitar 25 menit mengemudi, gedung bertema eropa klasik pun sudah terlihat dari dalam mobil verena.
Gerbang gedung itu pun terbuka dengan canggihnya.

Verena dan leader lainnya sudah berada di dalam ruangan rapat, lora dan adel adalah salah satu leader juga, karena kemampuan berpikir dan kepawaiannya memainkan senjata.

" kenapa disuruh ngumpul? " tanya lora pada kedua sahabatnya.

" aku juga tidak tau " jawab adel, saat sedang tugas atau acara yang melibatkan organisasi, mereka diperintahkan berbicara formal.

Verena menopang dagunnya mengenakan tangan kirinya. Dia terlihat terserang kantuk, jam menunjukkan pukul 23.20, big bos belum juga sampai.

" kenapa? " lora melihat verena yang sudah mulai mengatupkan kelopak matanya.

" ngantuk " jawab singkat verena dengan mata setengah terpejam.

Brakk..

Pintu terbuka menampilkan pria tegap,dan gagah, siapa lagi jika bukan big bos, semuanya pun berdiri memberi hormat, sedangkan verena masih terkantuk-kantuk.

" ver! Ver! " adel menyenggol lengan verena, namun sama sekali tak di gubris.

" biarkan saja dia, 1 hari ini dia tidak tidur " ucap big bos saat melihat anak buah selaku anak kandungnya sudah menutup matanya dengan wajah lesu.
" baik " ucap adel mengerti.

" baik, saya sudah melihat pergerakan musuh yang akan mencelakai putra presiden. Saya sudah mengirim beberapa mata-mata. Hari ini ada yang coba membunuh putra dari presiden, namun untungnya agent nexus berada di sana, dan menyelamatkan aldrick, yaitu anak presiden " jelas big bos panjang lebar.

" saya akan memperintahkan beberapa prajurit handal yang kita punya untuk membantu agent nexus, agent majestic ( adel), dan agent ursula ( lora). Mereka masih terlalu muda untuk melakukan hal sebesar ini sendiri " tambah big bos dengan wajah disiplinnya.

" tim storm,dan tim thorn. Saya menunjuk kalian menjadi patner agent-agent muda kita. Patuhi mereka, walaupun mereka muda tapi bakat yang mereka miliki sudah jauh lebih baik dari kalian " Leader tim storm dan tim thorn pun mengangguk mengerti. Tim storm memiliki puluhan anggota, begitu juga dengan tim thorn.

Skip

Verena sudah berada di apartemennya, dengan selimut yang menutupi setengah badannya.

Kringg... Kringg...
Alarm pun berbunyi dengan nyaringnya membuat tidur verena terusik.

" ribut, amat! " teriaknya menggelegar. Verena membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk menuju kornea matanya.

" jam 5?" Verena pun bergumam sambil menghilangkan kantuknya.

" lahh.. Yang bawa gue pulang siapa? " verena tertidur sangat pulas, arka salah satu leader FBI, berumur 19 tahun. Arkalah yang membawa verena pulang,

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang