Chapter 47 [end]

2.3K 75 6
                                    

Loading. . .
█ 1%
██ 10%
███ 20%
████ 30%
█████ 40%
██████ 50%
███████ 60%
████████ 70%
█████████ 80 %
██████████ 90%
Loading . . .
████████████100%
Success 

(> " " <)
( ='o'= )
-(,,)-(,,)-
Enjoyed!
╔═════════════════╗
║̶ «̶ː̖́[Mα̲̲̅̅̅ι̅ntα̲̲̅̅ιn̅̅]ː̗̀»̶ ║
̖́[α̲̲̅̅̅lexα̲̲̅̅] & ̖́[α̲̲̅̅̅ldric̲̲̅̅]
╚═════════════════╝

>2 tahun kemudian<

Alexa dikaruniai seorang anak berjenis kelamin laki-laki. Umurnya saat ini menginjak 1 tahun. Canda tawa dan kehangatan begitu terasa di mansion besar keluarga Wilson. Anak laki-laki yang diberi nama Fabian Alexander Wilson itu saat ini tenah asik bermain dengan kakek dan neneknya. Rachel dan Axel baru saja tiba di Amerika.

" Bunda bawa sambel pecel gk? ". Tanya Alexa yang terlihat baru saja menuruni tangga.

Rachel mengalihkan pandangannya menatap putri semata wayangnya. "Tuh ada di kotak. Tumben kamu pengen yang aneh-aneh".

"Ngidam, Bun ". Kali ini Aldric yang menjawab. Pria itu sepertinya baru saja pulang kerja, terlihat dari penampilannya dengan pakaian formal.

Axel melotot terkejut.

Bugh

"Aihhh". Rintih Aldric.

Axel baru saja memberikan tendangan mautnya hingga mengenai punggung Aldric. Aldric yang tidak siap seketika terjungkal.

"Kamu kira anak saya ini ayam? Baru melahirkan sudah buat lagi? Apa perlu saya yang buat kamu hamil agar merasakan sakitnya melahirkan?!". Geram Axel penuh penekanan.

Alexa yang melihat suaminya akan di buat babak belur oleh ayah nya hanya diam sembari menguap menyaksikan tontonan gratis.

"Ampun, ayah!". Teriak Aldric ketika Axel kembali melayangkan tendangan mengenai tulang keringnya. Ingin melawan tapi takut dipecat sebagai menantu. Tidak melawan kakinya sudah mati rasa, apalagi dia baru saja pulang kerja.

Aldric melirik istrinya, menatap penuh permohonan agar mengatasi ayahnya ini .

"Apa!! Kamu mau minta anak saya bantu kamu?! Kurang aja ".

Bughh

Srttt

Dugh

Alexa tertawa melihat suaminya yang teraniaya. Wajah Aldric yang begitu lucu menjadi hiburan tersendiri. Apalagi rintihan permohonan maaf tak kunjung berhenti dia ucapkan.

" Axel!! Kau memukul di depan cucumu!". Teriak Rachel geram. Dengan berani dia menarik telingan Axel hingga menjauh dari Aldric yang terduduk lemas.

" Auwhh– iya sayang. Gak lagi". Ucap Axel namun matanya menatap tajam pada Aldric. Mengibarkan bendera perang.

Alexa tertawa kencang sambil memegangi perutnya. Kehidupannya saat ini begitu menyenangkan. Dengan tawa yang masih belum reda, dia pun mendekati Aldric.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang