Chapter 33

1.9K 132 14
                                    

3 tahun kemudian

Waktu berlalu begitu cepat. 3 tahun mampu membuat seorang gadis cantik kembali tersenyum walaupun sifat dinginnya lebih terlihat. Alexandra khareena Petrov, gadis berumur 20 tahun itu tenah menghabiskan waktunya dengan membaca buku bisnis. Entah mengapa sejak melihat sang kakak Alexa sedikit tertarik dengan segala sesuatu tentang bisnis. Berbicara tentang kakaknya, 2 hari lagi adalah hari pernikahan kakaknya. Alexa begitu bahagia ketika beberapa hari lalu Gio mendatanginnya dan memeluk erat dirinya, awalnya Alexa bingung namun setelah melihat undangan pernikahan yang ada di tangan kakaknya dia begitu ceria dan mengatakan selamat berkali-kali. Wanita yang menjadi pendamping kakaknya sangat cantik,baik dan ramah. Ziana ellesia, nama wanita yang akan menjadi mempelai wanita 2 hari lagi itu. Alexa tak tinggal diam, dia segera turun tangan untuk membantu persiapan pernikahan.

Flashback 3 years

Gio duduk berhadapan dengan seorang pria paruh baya. Wajahnya terlihat mirip dengan Verena, pria itu adalah Axel-Ayah verena. Axel terkejut lantaran orang sesibuk Giovan meminta bertemu dengannya.

" Selamat malam Mr. Axel ". Sapa Gio dengan senyuman tipis.

" Selamat malam Mr. Giovan ". Walaupun fikiran Axel tenah kacau, dia tetap berusaha bersikap ramah dan sopan.

" Saya tidak akan berbelit-belit. Tujuan saya meminta ada menemui saya karena ada sesuatu hal penting ". Gio dengan wajah datarnya kembali berucap. Axel pun mempersilahkannya.

" Ini berhubungan dengan anak anda. Axella Verena Elvaretta " . Mendengar ucapan Gio, tubuh Axel seketika menegang.

" Maksud anda apa?". Nada suara Axel terdengar dingin dan menusuk.

" Oh wau. Jangan berfikir macam-macam, Mr.". Gio terkekeh melihat respon ayah dari adik angkatnya.

" Dimana anak saya ". Seakan tidak peduli siapa Gio,Axel kembali berucap dingin.

" Dia berada di mansion saya. Dia meminta saya membawannya ".

" Jangan bercanda tuan yang terhormat ". Wajah Axel mengeras karena tidak percaya akan ucapan Gio.

Gio memberikan ponselnya dengan sebuah rekaman yang berputar.

" Kak! Bawa aku pergi. Ayah dan bunda sudah tidak menganggap keberadaanku. Kedua orang tua ku bahkan lebih percaya pada seorang anak yang baru di kenalnya beberapa waktu. Aku sudah tak diinginkan. Kekasihku bahkan menghianatiku kak. Dia bermain di belakangku, aku sudah benar-benar hancur. Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain kakak ". Mata Axel memanas mendengar isakan tangis putri kesayangannya.

" Stt.. Princess. Tenanglah, jangan menangis seperti ini ". Terdengar suara Gio yang mencoba meredakan tangis Verena.

" Aku benci mereka. Mereka hikss..hikss a-aku tidak ingin melihat mereka". Tangisan Verena semakin kencang.

" Hey. Look at me. Kakak disini, kakak akan membantumu. Tapi terlebih dahulu kamu harus berhenti menangis. Mengerti?" . Setelah mendengar ucapan Gio, Verena terdiam.

Axel tidak pernah mendengar isakan pilu itu keluar dari bibir manis putri semata wayangnya. Saat Verena di bully saat itu pun dia tak pernah menangis se histeris ini. Axel benar-benar merasa gagal menjadi seorang ayah. Apalagi mendengar isakan Verena perlahan memudar karena Gio menyanyikan lagu penenang, hati Axel seakan ter iris. Seharusnya dia yang menenangkan putrinya, seharusnya dia yang menjadi tempat bersandar putrinya. Namun sekarang, dia adalah alasan putrinya menangis dan terluka sangat dalam.

" Saya akan membawannya bersama saya. Dan selama itu juga dia akan aman. Saya sudah menganggapnya adik saya sendiri . Orang tua saya pun sama, mereka sangat menerima Verena dengan tangan terbuka ". Jelas Gio tenang. Hati Axel mencelos, dia tidak rela anaknya pergi meninggalkannya.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang