chapter 20

4K 221 11
                                    

Verena berada dalam ruangan bercat abu-abu bersama axel-ayahnya dan bundanya.

" ayah sudah mengetahui ungkapan cinta aldric padamu, kenapa kamu tidak memberitahu ayah? " axel menatap verena yang saat ini sedang mengupil.

" ayah gak nanya, lagi pula itu kan privasi vena " jawab verena dengan tampang polos. Tuingg... Verena melemparkan upilnya kesembarang arah, membuat axel bergidik jijik.

" lalu, kamu menjawab apa? " axel memberi jarak antara dirinya dengan verena, takut jika saja verena iseng dan melempar upilnya tepat mengenai wajah rupawannya.

" kepo banget urusan anak muda " cibir bunda verena.

" iya nih, kepo " ucap verena ikut nimbrung.

" verena, ini menyangkut misi kamu " tegas axel.

" aku belum jawab " jawab verena datar.

" jika kamu ingin untung kamu seharusnya menerima pernyataan cinta aldric " usul axel.

" jangan terima kalo kamu sama sekali gak nyimpen rasa buat aldric, kalo kamu terima aldric tanpa ada dasar cinta sama aja kamu permainin dia " Rachel mengemukakan pendapatnya.

" wkwk... Kerasa dibisikan setan + malaikat " batin verena sembari terkekeh.

" ntar aku pikir-pikir dulu " jawab verena dengan nada tidak peduli.

Drtt...

Drink from me,drink from me..

Drtt...

Then we'll shoot across the sky..

Drtt...

Symphony...

Ponsel verena bersenandung menandakan panggilan masuk, tertaralah nama arka.

" nohh malaikat pelindung kamu telfon" goda rachel saat mengetahui yang menelfon adalah arka.

" apasih bun " sewot verena. Verena segera memisahkan diri dari kedua orang tuanya untuk mengangkat telfon arka. Setelah sampai di balkon ruangan axel, verena segera menggeser tombol hijau.

" halo " sapa arka dari sebrang sana.

" iya, ka? "

" lo sibuk, gak? "

" gak, gue lagi lepas " jawab verena seadannya.

" makan siang bareng yuk " ajak arka.

" boleh kebetulan gue belum sempat makan siang. Ehh lu kaga sekolah? "

" bolos, hehe.. " kekeh arka yang terdengar jelas di pendengaran verena.

" Ciahh bad boy " ejek verena lalu tertawa.

" kalo gue bad boy, gue bisa dong deketin lo. Secara lo kan suka yang bad" kode yang menyerupai candaan.

" hahaha... Bisa aja lo. Mau jemput, nih? Gue lagi ada di ruang ayah " mendengar jawaban verena membuat hati arka serasa ditohok.

" ya udah, gue jemput kesana aja, sekalian pamit sama camer " kode kedua arka.

" camer dari hongkong?! Ngimpi sono " kekeh verena karena sama sekali tak menyadari kode yang sebenarnya ingin dikatakan arka.

" huftt... " arka membuang nafas beratnya

" ya udah, gue otw "

" sip, gue tunggu " verena pun memutuskan sambungan telfonnya.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang