Chapter 21

3.5K 211 15
                                    

Verena mengenakan baju kemeja sepaha dan celana pendek sepaha, kemejanya menutupi celana pendeknya membuat terlihat jika Verena tak memakai celana.

Adel dan lora berada di dalam kamar verena, dengan wajah babak belur.

" awhh.. Perih " ringis lora saat es batu mendarat di sudut bibirnya yang terluka.

" lagian lo berdua kenapa bisa kena pukul, sih? " verena menekan es batu yang dipegangnya membuat lora berteriak.

" sakity eoy! Sakit! " geram lora, lalu menjauhkan tangan verena dari lukanya.

" 8 vs 2,gimana kita kaga tepar?! " jawab adel. " tapi untung kita udah hajar mereka abis abisan " adel dengan sombongnya mengibasakan rambutnya hingga mengenai verena yang berada tepat di belakangnya.

" anjir! Kutu lo terbang kemana mana! " verena menatap adel dengan tatapan elangnya.

Adel meringis karena mengetahui letak kesalahannya. " maaf ver, gue gak sengaja " adel meraba wajah verena.

" udah deh, lo berdua keluar! Gue mau ganti baju terus ke bandara " Verena mendorong tubuh lora dan adel agar beranjak dari atas ranjangnya.

" mau ngapain lu ke bandara? " tanya adel.

" bloon banget sih, gue kan ceritanya baru balik ke indo " jawab verena.

Adel hanya ber-oh ria lalu pergi meninggalkan verena.

Verena mengganti pakaiannya dengan rok pendek sepaha berwarna hitam di padukan dengan baju lengan panjang berwarna hitam putih.

Skip

Aldrick berdiri tepat di depan bandara, aldric mengenakan kemeja berwarna abu digulung hingga siku, dan celana jeans hitam panjang. Setiap orang yang berlalu lalang menatapnya dengan kagum, tak jarang jika tante tante pun ikut mengedipkan sebelah matanya ke arah aldric, namun dibalas dengan wajah datar olehnya.

Tak lama menunggu, orang yang dinantinya pun datang dengan koper berwarna hitam miliknya. Senyum aldric tak dapat di bendung, orang yang sangat dirindukannya saat ini berdiri tepat di depannya. Tanpa memperdulikan orang yang menatapnya kagum, aldric menarik verena ke dalam pelukannya.

" lo baik-baik aja kan disana? " aldric mengeratkan pelukannya.

" iya, gue baik-baik aja. Dric, gue malu diliatin " verena dengan cara halus mencoba melepaskan pelukan aldric.

" hmm.. Ya uda, ayo masuk. Gue anter pulang" aldric membantu verena meletakkan koper di bagasi mobil.
Mobil melesat menuju rumah verena.

Aldric dan verena pun sampai di depan rumah bercat cream. " maaf, gue jadi ngerepotin lo " verena menunduk karena aldric menatapnya tanpa kedip.
" gue siap jadi supir lo, kemanapun lo pergi " aldric menangkup wajah verena dan meminta agar verena membalas tatapannya.

" lo beneran suka sama gue? " tanya verena memastikan.

" gue suka, cinta,sayang sama lo " jawab aldric tanpa keraguan.

" oke, gue terima lo jadi pacar gue " verena melemparkan pandangnnya ke arah sudut ruangan.

" lo gak bohong kan, ver? " tanya aldric tak percaya.

" nggak " tanpa aba-aba aldric pun menarik verena, lalu memeluk hingga mencium puncak rambut verena.

" ver, gue adalah cowo yang pencemburu,jadi gue harap setelah ini lo bisa jaga jarak sama cowo, kecuali gue, dan bokap lo " aldric melonggarkan pelukannya.

" gue bakalan usaha "

Aldric dan verena duduk bersandar di sofa putih milik verena, dengan hangatnya aldric menggenggam tangan verena dan satunya lagi merangkul verena.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang