Chapter 45

2.3K 120 36
                                    

Loading. . .
█ 1%
██ 10%
███ 20%
████ 30%
█████ 40%
██████ 50%
███████ 60%
████████ 70%
█████████ 80 %
██████████ 90%
Loading . . .
████████████100%
Success 

(> " " <)
( ='o'= )
-(,,)-(,,)-
Enjoyed!
A

uthor : Aratha Sheyla
           No WhatsApp : +6282230185225

╔═════════════════╗
║̶ «̶ː̖́[Mα̲̲̅̅̅ι̅ntα̲̲̅̅ιn̅̅]ː̗̀»̶ ║
̖́[α̲̲̅̅̅lexα̲̲̅̅] & ̖́[α̲̲̅̅̅ldric̲̲̅̅]
╚═════════════════╝
W

arning⚠+++
Dibawah 17 tahun tutup mata duluu

Budidayakan vote and komen. Share kalau memang tertarik.
See you💋

Jakarta, Indonesia|17.20

Aldric tenah sibuk dengan berkas-berkas dan laptopnya. Wajahnya terlihat begitu serius, jari-jarinnya tak henti bergerak. Seseorang memasuki ruangannya, terlihatlah seorang wanita memakai pakaian formal.

"Maaf tuan. Seorang gadis memaksa ingin bertemu dengan anda. Saya sudah menyampaikan jika anda tenah sibuk". Ujar wanita itu takut-takut.

Aldric menghela nafas kasar lalu memberikan isyarat agar menerima tamu itu.

Tak lama seorang gadis dengan wajah kusut segera menghampiri Aldric. Gadis itu tanpa sungkan segera duduk di atas pangkuan Aldric setelah sebelumnya dia mendorong kursi beroda itu agar menjauh dari meja. Aldric terkejut ketika mendapati gadis aneh itu asik memainkan jemarinnya.

"B-bagaimana bisa kau kemari?". Tanya Aldric.

Gadis itu menolehkan kepalannya. "Memangnya aku tidak boleh kemari? Kau berselingkuh dengan sekretaris seksimu itu?! ". Jawab gadis itu galak.

Alexa, gadis itu mendelik tajam menatap Aldric.

Flashboff
  >>on<<

"Maaf tuan. Namun, alangkah baiknya tuan mengikhlaskan kepergian nona. Nona akan lebih merasa tersiksa jika terus seperti ini. Jiwannya seakan tertarik perlahan".  Aldric menunduk mendengar penuturan dokter.

Setelah itu Aldric memutuskan pergi, dadanya terasa sesak. Para dokter pun bersiap melepaskan alat medis yang tertempel pada tubuh Alexa.

Suara monitor mengintrupsi 2 dokter yang bertugas menangani Alexa. Seringaian tipis terpancar pada wajah salah satu dokter itu.

"Kita akan mencoba sekali lagi". Perintah salah satu dokter.

Namun sebelum alat rumah sakit itu menyentuh dada Alexa, kelopak mata itu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihatkan manik mata tajam yang telah cukup lama tertutup.

"Nona? "

Dokter dengan segera menangani Alexa. Para suster bernafas lega, akhirnya sang puteri tidur kembali membuka mata dan meruntuhkan kesedihan sang pangeran.
Alexa mengerjabkan matannya, merasakan pusing yang sangat tidak mengenakkan. Kornea matannya cukup terganggu dengan adannya penerangan di dalam ruangan itu.

Maintain [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang