Egoiskah jika berharap
Kau kembali?
-Vartan-Setelah mengetahui semuanya. Vartan kini seperti mayat hidup. Jika dibilang mati, dia tidak. Jika dibilang hidup, dia tidak.
Kenapa? Kenapa dirinya baru tau sekarang? Kenapa? Kenapa juga dirinya mempercayai omongan oranglain.
Bahkan Serigalanya sendiri tidak mau berbicara dengan nya semenjak dirinya me-reject Ariana.
"Vartan. Sayang."
Sepertinya ditelinga Vartan kini terdapat batu besar, karena sudah sejak beberapa hari kemarin dirinya tidak pernah menjawab panggilan dari siapapun dan tidak pernah keluar dari dalam kamarnya.
"Vartan. Bunda mohon. Keluarlah. Atau makan sedikit." Carliste khawatir sedangkan Bardolf sepertinya memang tidak peduli.
Bardofl tau bahwa tidak ada gunanya melakukan hal itu karena apa? Karena sang Ratu tidak akan pernah kembali. Jadi terima sajalah, jangan seperti pengecut.
Waktu dirinya me-reject sang Ratu dirinya baik baik saja bahkan sangat bahagia. Sekarang? Memalukan!
Bagaimana juga pack ini akan berdiri jika Alphanya saja seperti ini? Padahal dirinya dan Carliste akan kembali. Disana di rumah mereka. Bukan disini.
Didalam sana kamarnya, Vartan duduk dipojokan dinding kamarnya. Entah apa yang sedang dirinya pikirkan namun tatapan nya saat ini benar benar kosong.
Penampilan? Rambut berantakan, mata memerah dan kantung mata menghitam, bulu-bulu halus disekitar wajahnya sudah mulai memanjang.
Vartan tidak peduli itu! Yang dirinya pedulikan adalah bagaimana Ariana kembali padanya. Kembali pada Atannya. Bagaimanapun caranya!
"Sayang." Oh itu suara bundanya. Dirinya sangat senang mendengarkan suara itu namun entah kenapa dia malah memikirkan suara Ariana. Vartan merindukan Ariana-nya.
"Kami akan kembali kerumah. Keluarlah dan segera makan. Bunda tidak mau dirimu mati Vartan. Dengarkan bunda, hanya dirimu yang bunda miliki didunia ini. Jika kau pun mati, bunda juga akan mati." Ucap Carliste dengan air mata yang mengalir.
"Tidak sayang. Masih ada aku didunia. Dia tidak akan mati tenang saja. Ayo kita akan ketinggalan pesawat kalau begini terus." Balas Bardolf dengan memeluk sebentar istrinya itu dan segera pergi.
Disaat Vartan mendengar bahwa kedua orang tuanya yang sangat penuh drama itu pergi, dirinya keluar.
Seluruh maid, penjaga, dan anggota lainnya segera berkumpul didepan Vartan.
"Kalian." tunjuk Vartan pada para maid "bersihkan kamar itu serapi-rapinya." tidak ada kelembutan, yang ada hanya suara dingin dan tatapan tajam dari Vartan. Sepertinya bukan tajam tapi lebih dari kata sendu.
"Kalian para penjaga dan yang lainnya kembalilah melakukan tugas kalian dengan baik." segera mengatakan itu mereka semua menunduk hormat dan berlalu dari sana.
Namun ada satu orang yang tetap tinggal. Siapa itu?
"Miss me bro?" ucap Roy dengan senyum tampan diwajahnya.
"Diamlah sialan!." geram Vartan namun tetap mendekati sahabatnya itu.
"Ada apa? Apa? Jangan karena aku belum menemukan pasangan ku. Dan sekarang kau ingin menjadikan aku pasanganmu?" Tanya Roy was-was dan segera mundur beberapa langkah.
Vartan hanya menatap sahabat sialannya itu dingin. Dan Roy tau dirinya tidak bisa bercanda sekarang.
"Oke Alpha." Roy segera menegakkan tubuhnya dan kembali fokus pada Alphanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supranatural Luna (END)
Werewolf[FOLLOW terlebih dahulu. Private secara acak!] [Warning! Eps. 2 dan 3 digabungin ke eps. 4] "I Vartan Zsolt Ormos, Alpha of the Redmoon Pack. Reject you Ariana Belladonna Dante as My Mate." Siapa bilang kehidupan seorang Werewolf yang bertemu denga...