27

12.1K 695 10
                                    

PERINGATAN! 17+only . Yang dibawah umur tolong dikondisikan.

----------------------------------------------

Tao terdiam sebentar sebelum akhirnya dia sadar apa yang barusan terjadi.

"Apa aku jelek?" Tanya Tao pada dirinya sendiri.

Tao melirik kekanan, kekiri, atas dan bawah. Dan menemukan apa yang dicarinya yaitu, 'sebuah cermin.' Lalu ia bercermin ria disana. Memperhatikan setiap inci wajahnya.

"Mata... Mata..." Selidik Tao. "Clear!"

"Hidung..." Tao menaikin hidungnya keatas semacam hidung babi. "mancung kok." ucapnya bangga sambil mengelus-elus hidung mancungnya itu.

Ia juga mengusap kedua pipinya. Menyisir rambutnya menggunakan sela-sela jari tangannya kearah belakang.

"1 cewek aja ribetnya begini, apalagi 10. Kelar hidup lo."

🐳🐋

"Apasih? Jangan bodoh! Kenapa menghindar darinya? Setelah sekian lama akhirnya kau, aku, kita, menemukan mate, dan sikap mu seperti ini?" Ucap Dina marah.

Alea hanya berdiam diri tanpa membalas amarah dari serigalanya itu. Alea bersandar dibawah pohon yang ada disekitar tempat yang ia sendiri tidak tau dimana.

Alea memeluk kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya diatas kedua lutut kakinya.

"Kenapa diam? Tidak bisa jawab? Begitu aja terus! Saat kedua orang tua mu meninggal kau..."

"Diamlah!" Bentak Alea membuat Dina sedikit kaget, baru kali ini dirinya mendengar Alea berteriak. Namun bukan Dina namanya jika tidak melawan lagi.

"Kenapa? Trauma? Takut? Hahaha! Menggelikan sekali hidupmu! Aku sebagai serigalamu sangat malu jika aku ada pilihan. Aku akan keluar dari sini dan meninggalkanmu yang sangat menyedihkan ini!" hina Dina terus-menerus.

Alea tau jika Dina saat ini sedang terbawa emosi, dan ia juga tau Dina marah bukan karena membenci dirinya, ini memang kesalahannya, benar dirinya sangat lemah sampai harus takut jika memiliki mate.

Alea memutuskan mindlink secara sepihak. "Maaf Dina..." lirih Alea dengan isakan yang sangat pelan.

Alea sangat merasa bersalah pada serigalanya, Dina.

🐳🐋

"Udah..." ucap Aiana pelan.

"Elgan hanya diam seribu bahasa, menghiraukan ucapan Ariana. Elgan juga masih senantiasa memeluk tubuh Ariana yang sangat pas dalam dekapannya, sambil sesekali memberikan kecupan manis disekitar ubun-ubun kepalanya.

 Elgan juga masih senantiasa memeluk tubuh Ariana yang sangat pas dalam dekapannya, sambil sesekali memberikan kecupan manis disekitar ubun-ubun kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Supranatural Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang