30

10.7K 670 28
                                    

Dengan berhati-hati, Elgan menempelkan kain yang telah dibasahi oleh air dingin keatas jidat Ariana. Sesekali melepaskannya lalu menenggelamkan kain tersebut kedalam air dingin, kemudian dengan cepat Elgan memerasnya lalu menaruhnya kembali keatas jidat Ariana. Begitulah kegiatan yang dilakukan Elgan saat ini.

Setelah Elgan melihat kondisi Ariana yang tiba-tiba saja merasa kesakitan dibagian lehernya Ariana langsung terjatuh pingsan, dengan cekatan Elgan berlari menyusul Ariana agar kepalanya tidak terbentur kelantai.

Elgan saat ini seperti seseorang yang hidup namun tidak bernyawa melihat kondisi Ariana yang sekarang.

Ia juga sudah memanggil petugas kesehatan yang memang dipekerjakan olehnya. Namun setelah menjalani pemeriksaan, Ariana masih belum memiliki tanda-tanda akan membuka mata indahnya. Ini benar-benar membuat Elgan frustasi.

Elgan memandangi wajah wanitanya dengan sendu lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Μωρό, παρακαλούμε να έρθει πίσω σε μένα"

Dengan kasih sayang dan kelembutan, Elgan menyentuh wajah Ariana, mengelus pipinya, kemudian sedikit turun ketempat yang paling disukainya, bibirnya yang merah alami, yang bahkan mampu membuat seorang Elgan berlutut hanya agar dapat memilikinya.

"Tuan." panggil seseorang.

Elgan menghiraukannya.

"Tuan..." ucap seseorang itu sekali lagi.

Akhirnya dengan paksaan, Elgan menoleh kesumber suara yang barusan memanggilnya itu.

"Tuan. Maaf-kan saya. Itu karena saya. Saya yang telah membuatnya seperti itu. Saya... Saya..." Alea tidak dapat melanjutkan ucapannya. Ia benar-benar merasa bersalah karena telah menyentuh tanda kepemilikan yang berada dileher Ariana.

Elgan hanya memandang Alea dengan dingin, bahkan ruangan ini terasa bagaikan tanah kosong yang tidak terdapat sesuatu, baik pohon, air, hewan, dan sebagainya.

Alea membersihkan bekas airmatanya yang mengalir seperti air terjun. "Ma-maafkan saya tuan." ucap Alea lagi, dengan rasa takut ia memandang kearah Elgan. Ia akan menerima segala hukuman yang akan diberikan oleh Alpha sekaligus mate dari sahabatnya.

"Apa maafmu bisa membuatnya sadar kembali?" tanya Elgan dingin, bahkan sangat dingin. Elgan benar-benar dibatas kesadarannya. Kali ini ia tidak bisa mengontrol emosinya. Bahkan wanita yang adalah mate sahabatnya sendiri.

Elgan mulai bangkit berdiri kemudian dengan langkah pelan namun pasti menghampiri Alea yang saat ini mulai menundukkan kepalanya karena terintimidasi oleh pandangan seseorang yang berada didepan nya ini.

Alea mulai melangkahkan kakinya kebelakang dengan perlahan. Sesaat setelah Elgan memajukan langkahnya kembali, Alea melangkahkan kakinya kebelakang, sampailah disaat Alea merasakan bahwa punggungnya menabrak sesuatu yang keras dan pertanda bahwa ia tidak dapat mundur kembali.

Alea hanya bisa pasrah dan menerima hukuman apa yang pantas untuk nya saat ini. Alea akan menerimanya dengan berlapang dada. Karena jika ia tidak mendapat hukuman, mak ia akan merasa sangat bersalah sepanjang umurnya. Alea mulai memejamkan kedua matanya dan menunggu apa yang akan didapatkannya.

Mungkin ia akan dibunuh, atau lehernya dipatahkan, tidak! Itu terlalu mudah. Mungkin saja ia akan dilemparkan kepada Rogue yang kelaparan. Ya! Itu sangat pas untuknya.

Mata Elgan benar-benar berubah menjadi hitam pekat yang penuh kekelaman. Sepertinya Edward ikut serta dalam situasi ini. Dan lebih banyak mengambil alih emosi Elgan menjadi lebih tinggi.

BRRAKK!

Suara dentuman pintu mengagetkan kedua makhluk yang sedang bersitegang. Sebenarnya yang tegang disini hanya Alea. Terbukti dari keringat yang mulai bercucuran dengan deras menuju pelipisnya.

Supranatural Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang