19

11.3K 784 30
                                    

"Jadi kau sudah tau dari awal?" tanya Elgan.

"Ya begitulah. Lebih tepatnya saat didepan warung coffe." Tao menopang kepala belakangnya dengan kedua tangannya.

Mereka sekarang sedang berbaring di taman yang pernah didatangi Ariana.

"Lalu kenapa tidak kau beritahu?" teriak Elgan.

"Inikan sudah kuberitahu." balas Tao cuek.

Elgan hanya sedang malas berdebat. Dan jika berdebatnya dengan yang namanya Tao, lebih baik dia mengalah. Karena laki-laki itu memiliki mulut perempuan. Menyeramkan

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Elgan pelan dan hanya dirinya sendiri yang dapat mendengarnya.

Elgan mengusap wajahnya kuat, ingin berteriak namun tak bisa dilakukan. Dihadapannya kini ada Tao yang bakal siap sedia meledeknya.

"Apa yang kau lakukan?" tatap Elgan tak percaya.

"Apa memangnya yang ku lakukan?" protes Tao.

"Ya itu yang kau lakukan." tunjuk Elgan ngeri.

"Oh ini." Tao menyengir tanpa dosa. "Mencium ketiak ku, itu saja."

Elgan menatapa jijik dan horor kepada sahabatnya yang satu ini. Sepertinya dirinya lebih lumayan hanya menganggap mate orang lain adalah matenya.

Sedangkan Tao? Sekarang kelakuannya memang seperti orang yang kehilangan akal sehat dikarenakan belum menemukan matenya. Alias jomblo. Sial!

"Hentikan itu, sinting!" Tao melemparkan batu yang berada disekitarnya, namun yang berukuran kecil. Jika besar, bisa mati dia.

"Ketiak siapa?." tanya Tao dingin.

"Ketiakmu."

"Yang nyium siapa?" tanya Tao lagi dengan tampang datar.

"Kau tentu saja." balas Elgan jijik.

"Yasudah suka-suka ku dong." Tao tersenyum dan kembali menyium aroma ketiaknya yang menurutnya memang sangat harum itu.

Melihat hal itu benar-benar menambah beban fikiran Elgan. Tao benar-benar sialan. Entah kenapa dirinya bisa bersahabat dengan makhluk seperti itu.

Elgan memijit-mijit pelan hidungnya dan mulai menyenderkan kepala serta punggunya pada pohon yang ada dibelakangnya.

"Heeiii!!!" teriak Tao melengking membuat Elgan terlonjak sampai terjatuh ketanah yang untung nya tidak ada batu. Bisa bocor kepalanya.

Serius, Elgan benar-benar tidak bisa menahan emosinya yang sekarang sudah diubun-ubun. Mati kau Tao!

Elgan mulai bangkit dari acara jatuh-jatuhannya dan mengelus kepalanya yang jatuh manja tadi.

Kemudian menatap Tao dengan sangat dingin, pokoknya hari ini si sialan ini harus mati!

Namun apa yang didapatnya. Dihadapannya kini seseorang laki-laki sedang berdiri tegap dan menatap tajam kearahnya. Bahkan lebih mematikan.

Seharusnya sekarang siapa yang marah coba? Kenapa jadi dia yang marah? Aneh.

Elgan sedikit resah namun dihilangkannya karena sekarang tangannya sangat gatal, ingin mengelus pipi seseorang.

Elgan mulai maju, eh Tao nya juga maju. Kenapa ini? Dia menantang sekali.

"Apa?! Kau kenapa?" kesal Elgan.

"Kau!" tuntut Tao dengan matanya yang mau keluar. "menjauhlah dari pohonku!"

ASTAGA!

Jadi ini karena pohon? Pohon? Sekali lagi pohon? Yang menjadi senderan Elgan tadi? Brengsek.

Supranatural Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang