31

10.6K 662 13
                                    

Yuhuu...

Balik lagi. Lagi balik.

Ayo dibaca. Dibaca ayo.

Yang semangat! Semangat! Karena aku juga semangat! Heheh.

Happy reading...

-------------------------------------------------

"Ariana?!"

Merasa diteriakin, Ariana terlonjak kaget. Apa dirinya yang akan terkena masalah sekarang? Ia berusaha merilekskan dirinya sendiri saat Elgan berlari menghampirinya.

Semakin Elgan mendekat, Ariana melangkah mundur dengan pelan lalu mengalihkan pandangannya kearah lain. Jantungnya memompa lebih cepat dari batas normal baisanya. Sepertinya bukan karena perasaan takut. Tapi apa yah?

Elgan merengkuh tubuh Ariana sangat erat, seolah-olah takut ia akan meninggalkannya 'lagi'. Dengan nafas yang tersenggal-senggal Elgan semakin memper-erat dekapamnya. Sedangkan Ariana mengulurkan tangannya perlahan lalu membalas pelukan Elgan.

"Tenanglah... Aku baik-baik saja." Ucap Ariana, berharap itu dapat menenangkan sambil mengelus punggung kokoh Elgan.

"Syukurlah..." Elgan menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu mengecupi pundak Ariana.

Elgan merasakan ada perubahan didiri Ariana. Entahlah~ Ariana terasa semakin pas dalam dekapannya. Atau dengan kata lain lebih. Hm... 'montok' gitulah. Dan juga ia semakin memabukkan dipenciumannya. Edward pun menyetujuinya.

"Ya."

KATA EDWARD.

Elgan masih belum yakin sepenuhnya. Ia menutup kedua bola matanya lalu menghirup dalam aroma tubuh Ariana. Ia melepaskan dekapannya dan memandang Ariana mulai dari atas sampai bawah tubuhnya. Menggesernya kekanan lalu kekiri.

Sekali lagi! Elgan dibuatnya terdiam. Lama-lama didekat Ariana, ia merasa menjadi seseorang yang polos dan tidak penuh dengan dosa. Ia kembali menelusuri seluruhnya secara teliti tanpa enggan melewatkan satupun.

"Cantik. Dan sampai sekarang aku masih tidak menyangka bahwa kau adalah milikku."

Elgan mendekatkan wajahnya pada bagian celuk leher Ariana, mengelusnya dan kemudian menjilati bekas tanda kepemilikkan yang dibuat olehnya itu.

Ariana merasa geli namun ia berusaha menahannya. Rona merah mulai muncul dipipi Ariana. Kupu-kupu mulai berterbangan kesana dan kemari didalam perutnya, berusaha mencari jalan keluar.

Ia benar-benar merasa sangat istimewa. Merasa selalu ingin seperti ini. Merasa ingin selalu mendengarkan pujiannya. Merasa selalu ingin melihat wajahnya Elgan seperti itu hanya padanya. Bolehkah ia sekali ini saja menjadi seorang yang egois? Jika diizinkan memohon. Makanya ia akan paling depan memohon.

"Apakah tubuhmu juga berubah menjadi merah?" Tanya Elgan.

Ariana memajukan bibirnya beberapa senti lalu pergi meninggalkan Elgan agar pria itu tidak terus-terusan menggodanya. Menyebalkan! Siapa juga yang memerah. Udah jelas hanya merona saja. Tidak lebih.

Ngambek atau ngambek?

🐋🐳

Alea sedari tadi ternyata memandangi kedua pasangan Serigala yang menurutnya sangat lucu. Tanpa terasa ia terkekeh sendiri. Bahkan malu-malu sendiri.

"Aa!!!" Teriak Alea karena tiba-tiba ada dua buah tangan kekar melilit disekit perutnya. Bukannya melepaskan. Tangan itu justru semakin mengencangkan pelukannya.

Supranatural Luna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang