Pernikahan itu sudah berjalan selama satu bulan. Berjalan macet seperti jalanan di kota Jakarta, khususnya saat akan liburan menjelang hari raya.
Tapi semacet apapun itu, tetap saja sampai di tujuan. Artinya. Tetap akan berujung pada perdamaian. Hebatnya, perdamaian yang terjadi beberapa hari yang lalu dimulai oleh Syera. Sudah melewati lebih dari selusin perseteruan. Perseteruan terakhir dihentikan oleh Syera, mengingat Erik menerima gaji pada esok harinya.
Sampai saat ini belum ada lagi perseteruan di rumah minimalis yang Erik beli secara kredit, satu bulan sebelum menikah. Pria itu sedang berada di luar kota karena sebuah pekerjaan, dan sudah tentu tak ada Erik, artinya tak akan ada keributan.
Syera yang ditinggalkan merasa begitu bebas. Bebas dari wajah Erik yang memuakkan dan beresiko meningkatkan tekanan darah tinggi. Perginya pria itu, mengurangi jatah cekcok yang biasanya berjalan rutin, seperti jadwal minum obat.
Selain bahagia Erik pergi, ada hal yang sangat Syera syukuri dari pernikahan ini. Yaitu Erik yang selalu gagal menidurinya.
Tiga hari setelah menikah, mereka berkunjung ke Bandung. Niatan untuk 'membobol perawan' jelas tak bisa dilakukan di sana, saat keluarga sedang sibuk dengan urusan selametan anak kakaknya.
Sepulangnya dari Bandung, Erik dan Syera disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk karena cuti. Saat ada kesempatan di hari libur, Syera mendapatkan tamu bulanannya. Hal yang membuat Syera melonjak bahagia, dan Erik mengumpat tak henti-hentinya. Lalu setelahnya, kesibukan Erik ke luar kota lah yang membuat pria itu tak bisa melakukan hajatnya.
Setelah memberesi rumah sederhananya, dengan perasaan lega, Syera menghempaskan tubuh di atas ranjang queensize-nya. Lamat-lamat mata wanita itu kian menutup. Namun kembali terbuka kala dering ponsel memecah rasa kantuknya.
Dia memberengut melihat panggilan dari Meta yang memintanya untuk datang ke Syafa Gym menggantikan Erik sebagai trainer fitnes salah satu anggota yang biasa dilatih oleh suaminya itu.
Syera dan Erik memang merupakan Trainer khusus di Syafa gym yang dibangun oleh Meta sahabat mereka.
Persahabatan itu terjadi karena Meta sahabat Erik, memiliki keinginan untuk menurunkan berat badannya yang tujuh tahun lalu mencapai 100 kg dengan tinggi 160 cm. Obesitas. Dan Meta tak tahan dengan hal itu.
Erik yang memang rajin menjaga tubuhnya dengan fitnes, memberi usul agar Meta melakukan diet. Pria ini juga mengajak Rika adiknya yang saat itu memiliki tubuh yang tak jauh beda dari Meta. Merasa butuh teman, Rika mengajak Syera sahabatnya. Dan semua berlanjut hingga sekarang.
Meta membangun Syafa Gym dengan harapan agar semua orang peduli akan pentingnya tubuh bugar.
1"Lili ya, Met? Sumpah, ih. Males gue. Tuh orang juga kan dah langsing. Ngga butuh trainer lagi."
"Iya, sih. Tapi ini minggu terakhir kok dia pakai jasa trainer. Minggu besok udah ngga lagi."
Syera berdecih. "Emang lo udah bilang ke orangnya kalau gue yang bakal gantiin Erik?"
"Belum sih, Syer."
"Naah!! Dia bakal ngga suka kalau begitu. Dia maunya, kalau ngga Erik, ya Rian!"
"Kan Nia lagi demam, Syer. Jadi ngga bisa."
"Laki lo?"
"Belum pulang."
Syera terkekeh mendengar jawaban datar Meta. Bisa ia bayangkan bagaimana wajah bosan Meta saat mengatakan suaminya belum pulang bekerja. Tama itu memang workaholic. Karenanya tak bisa menjadi trainer khusus di Syafa Gym.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Agreement
RandomTak ingin menikah karena dijodohkan. Tak ingin pernikahannya dikontrol oleh orang asing tak dikenal. Pria dan wanita yang tak cukup akur sebagai teman apalagi sahabat ini memutuskan untuk menikah dengan alasan yang sama. Pernikahan yang tak diatur a...