29 Permintaan Erik

84.7K 7.6K 784
                                    

Setelah hentakkan kuat dari Erik sebagai tanda jika pria itu sudah sampai pada ujung puncaknya. Tangan kekar yang tadinya menahan pinggul wanita yang membungkuk di hadapannya melingkar ke leher sang pasangan, dan membantunya untuk tegap.

Dia tempelkan bibir pada ceruk leher berpeluh wanita itu, dan mengecup, mengusap dengan hidung bangirnya membuat satu lagi lenguhan sang istri yang masih menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru didapat.

Setelah tenang dari gelora panas yang menyerbu keduanya. Syera melepas diri untuk berbaring di sofa, tempat Erik menggiring dirinya sebelum pria itu benar-benar melepas predikat perawannya di garasi.

Itu tempat yang cukup menarik, untuk yang berpengalaman. Tapi tidak untuk Syera yang ketar-ketir saat sang suami menanggalkan celana dalam yang talinya hanya setebal jari kelingking, yang kini masih tergeletak malang di garasi.

Beruntung Erik yang masih berpakaian lengkap tadi membawanya tanpa melepaskan ciuman mereka ke tempat di mana Erik menghempaskan harga dirinya. Dan di tempat ini pula, Erik kemudian mengembalikan harga dirinya dengan bonus yang berlebihan.

Pria itu memperlakukannya dengan lembut ketika akan melepas segel perawan yang melekat selama dua puluh delapan tahun hidup di dunia. Membiarkan dirinya yang takut akan rasa sakit yang berlebihan, dengan membuatnya terbiasa selama beberapa saat pada benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Benda itu ... ya ampun. Syera tak bisa menjelaskan bagaimana bentuknya. Yang jelas, untuk pertama kali dirinya mengagumi benda tak berwajah itu.

Jantung wanita yang tidur menyamping menghadap punggung sofa beludru berwarna biru tua itu kembali berdegup tak karuan, dan dari wajahnya yang memanas, Syera yakin jika dia kembali merona.

"Syer...."

Panggil suara pria yang sudah melambungkannya ke puncak nirwana yang paling indah di setiap gaya yang lelaki itu buat, Syera memejamkan mata, semakin merasa malu. Sepertinya hari ini Erik tak bosan-bosan membuat jantungnya berlompatan. Apa pria itu sengaja ingin membuatnya diserang penyakit jantung di usia muda?

"Syera?"

Erik yang mengistirahatkan tubuh di atas dinginnya lantai yang cukup mampu mengurangi suhu panas tubuhnya agak mengangkat tubuh untuk memastikan jika istrinya masih tersadar. "Kamu tidur?"

"Hem?"

Akhirnya Syera menjawab. Meski hanya berupa gumaman. Itu saja Syera mengeluarkan seluruh keberanian yang tersisa.

Erik tersenyum, dan kembali berbaring nyaman di atas lantai. Matanya berlari pada setiap sudut langit-langit ruangan. Pria itu merasa bangga, karena akhirnya bisa mendapatkan apa yang menjadi haknya.

"Kamu belajar di mana?"

Hal yang membuat Erik penasaran hingga tak bisa menutupi perasan itu. Tapi berbeda dengan Syera yang tak mengerti arti pertanyaan suaminya. Dengan ringisan karena mulai kembali merasakan sakit di pusat tubuhnya kala kaki bergerak pelan, Syera menjawab dengan pertanyaan. "Maksudnya? Ngga ngerti."

"Kamu belajar di mana? Apa itu insting?"

Jika memang benar, berarti Syera adalah wanita pertama yang ia temui, yang memiliki fantasi menarik dalam urusan bercinta. Erik dibuatnya berdecak kagum bahkan lebih dari satu kali. Berkali-kali, ia memuja bagaimana tubuh Syera yang bisa mengimbangi setiap gaya yang ia buat.

Dan hal yang membanggakan bagi pria adalah bisa membuat wanitanya meraih klimaks yang hebatnya diraih di setiap gaya.

"Maksudnya insting? Masih ngga ngerti."

Sepertinya pergulatan yang terjadi barusan, membuat saraf di otak Syera putus beberapa.

"Biasanya perempuan yang baru pertama itu malu-mal--"

Perfect AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang