Jadi saat ini hati Syera tengah ditumbuhi kembang berwarna-warni. Pasalnya, setelah pertemuannya kemaren pagi dengan Shaka. Malam ini mereka janji bertemu untuk makan malam di sebuah rumah makan yang belum Syera tahu di mana tepatnya.
Semestinya siang ini mereka bersua untuk menikmati kudapan berdua. Tapi tak bisa terlaksana karena Syera mesti mengerjakan pekerjaannya yang tertunda lantaran kemarin ia bolos tanpa keterangan, dan menelantarkan tumpukan tugas yang harusnya besok sudah selesai, agar bisa dijadikan bahan rapat untuk peluncuran tabloid, edisi minggu ini.
Jadwal mengunjungi Nia ke rumah sakit yang sudah ia rencanakan dilakukan dengan secepat mungkin. Dia menggendong putri pertama pasangan Nia dan Rian, lalu berpamitan pulang dengan alasan banyak pekerjaan yang menumpuk.
"Lima menit aja jenguknya?! Ck ck ck! Mana janjinya yang mau ngejagain?!" Itu protes Rian saat ia hendak pergi.
Syera kemarin berjanji akan menemani Nia, sementara Rian lembur di kantor karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Tapi karena wanita itu ingkar. Alhadil Rian membawa semua pekerjaannya ke rumah sakit. Pria itu tak bisa berkonsentrasi dengan tumpukan pekerjaan, sementara Nia terus merengek minta diambilkan ini dan itu. Belum lagi bayi mereka yang terus merengek untuk meminta ASI. Baru sehari jadi ayah, kepala Rian serasa ingin pecah.
Euforia kebahagiaan menjadi seorang ayah jelas masih unggul di permukaan. Tapi tak pelak rasa lelah muncul satu persatu, mengelilingi rasa bahagianya itu. Dia harus menikmati buah dari kegiatan malamnya bersama Nia.
"Sorry ya, Yan. Bukannya ingkar janji. Tapi ini urgent banget. Berhubungan sama jiwa dan martabat!"
"Udah! Pokoknya kita putus. Ngga sudi punya bini yang ngga bisa diharapin!"
Dan di saat begini Rian masih sempat melempar lelucon yang mendapatkan tanggapan ekspresi kaget salah seorang perawat yang ada di ruangan Nia.
Nia hanya tersenyum tak enak dengan tingkah suaminya. Sedang Syera memilih mengabaikan dan pergi. Tapi perawat yang mendengar ucapan Rian langsung menyumpahi semoga pria itu impoten dini. Mampus!
*
"La la la la la la la!!"
Mengikuti nada suara Spongebob di salah satu episode, Syera merapikan rambut ikal pirangnya.
Sebelumnya tak begini model rambut yang ia miliki. Kemarin warnanya masih coklat dan semestinya lurus. Tapi untuk Shaka ia ubah lagi warna rambutnya, lalu sedikit dirinya ikal.
Shaka oh Shaka.
Karena pria itu ia rela meluangkan waktu tersempitnya untuk bergegas ke salon sore tadi. Dua jam dia habiskan waktu di sana, untuk mempercantik rambutnya.
Lalu sekarang ... TARAAAA!!
Dia makin cantik saja. Ditambah satu lesung pipi di sebelah kanan yang akan muncul malu-malu kala ia tersenyum. Ya ampun, Erik pasti klepek-klepek!!
Eeeeh!!
Syera langsung mengibaskan kedua tangan di depan wajah, untuk menyingkirkan bayangan Erik yang tiba-tiba mengganggu angannya.
Ngga ada Erik!! Dia udah mati, berenang di lumpur lapindo!!
"Syeeer!!"
Tok tok tok
"Dari tadi ngamar mulu!! Makan, yok?!"
Syera menggeram mendengar suara yang tak ia inginkan. "Itu arwahnya. Ngga usah digubris. Itu setan," desisnya.
"Syer!! Aku makan duluan kalau kamu lama keluarnya!"
Syera mendengus. "Makan aja sana! Lagian gue mau makan di luar. Sama pangeran. Bukan setan." Masih berbicara pelan, tak sampai Erik mendengar ucapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/112441058-288-k138235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Agreement
RandomTak ingin menikah karena dijodohkan. Tak ingin pernikahannya dikontrol oleh orang asing tak dikenal. Pria dan wanita yang tak cukup akur sebagai teman apalagi sahabat ini memutuskan untuk menikah dengan alasan yang sama. Pernikahan yang tak diatur a...