Tolong tandai typo, kalimat rancu dan lajn2nya yah.
Sabtu sore, tujuan Syera bukan pulang ke rumah melainkan ke rumah mertuanya. Erik sedang berada di Syafa Gym sekarang. Sedangkan dia izin untuk tak melatih hari ini lantaran harus membantu ibu mertuanya untuk masak makan malam.
Ya ... Erik dan dirinya akan menginap di sana, menuruti permintaan ibu mertua yang katanya merindukan sang anak.
Sebenarnya Syera enggan ke sana, bukan karena tak nyaman dengan mertua melainkan enggan ditanyai kapan hamil?
Tapi dia jelas tak bisa menolak, apalagi ibunya berjanji akan memasakkan makanan yang enak malam ini. Ya ampun ... sekian lama jadi anak kos. Jarang-jarang dia makan enak kalau bukan beli, ya makan ke rumah Meta. Pulang ke Bandung untuk menikmati makanan ibu juga dia jarang. Jadi setiap ditawari makan di rumah Rika, dia selalu semangat 45. Walau kali ini semangatnya agak berkurang karena enggan mendapatkan pertanyaan yang aneh-aneh.
Saat tiba di rumah Vita, ia disambut Rika yang ternyata juga tak pergi ke Syafa Gym. Syera pun senang karena mendapat teman.
"Kenapa lo ga ke Syafa gym?"
"Ditahan sama emak, katanya wajib bantu masak." Rika lalu mendekati Syera dan berbisik, "padahal gue ogah."
Syera mendengus saja. Dia berjalan mendahului adik iparnya yang enggan ia akui itu, lalu berteriak tak begitu keras untuk memanggil Vita. "Ma ... Syera dataaaang."
Tak lama, suara Vita terdengar dan menyuruh dirinya untuk langsung ke dapur. Astaga ... dia pikir masih bisa istirahat sebentar. "Tarik Rika sekalian, Nak! Daritadi kabur terus!"
Syera tersenyum. "With my pleasure."
Lalu Rika memutar bola matanya, malas.
*
"Itu bumbunya ditumis sampai matang, ya? Rika!! Berhenti makanin kentang gorengnya." Setelah memberikan arahan pada Syera, Vita memukul pelan tangan Rika yang akan mengambil kentang gorengnya lagi. "Ngga jadi dimasak kalau kamu makanin terus! Sana cuci ayamnya!"
Rika langsung cemberut. "Dikit doang, Maaak! Lapar ini. Daritadi belum dikasih makan."
"Salah siapa ngga makan makanan yang ada?!"
"Ish!! Tinggal kuahnya doang!! Lagian timbang masakin telor aja ngga mau!"
"Masak sendiri!"
"Pelit!" Rika berbalik menuju kulkas untuk mengambil ayam yang sudah dipotong untuk dicuci.
Vita kembali pada Syera yang tampil bak penjilat di mata Rika. Wanita itu yang tak hobi masak tampak seolah-olah menikmati adegan sore ini.
"Penjilat," desisnya pelan.
"Kalau udah, masukin mienya ya, Nak?"
Syera mengangguk, menurut. "Iya, Ma." Kemudian melirik Rika untuk memberikan senyuman mengejek pada wanita itu. Rika rasanya ingin melempar wajah Syera dengan potongan pantat ayam.
"Syera." Panggilan Vita membuatnya menoleh pada wanita paruh baya yang wajahnya yang mirip Rika.
"Ya, Ma?"
"Sudah tau belum, makanan kesukaan Erik?"
Yang ditanyai berpikir sebentar sebelum menggeleng. "Ngga tau, Ma. Mas Erik sih apa aja yang aku masak pasti dimakan."
"Ya karena terpaksa. Ngga ada pilihan." Rika menyahut sambil memberikan ayam pada ibunya. Ia kemudian mengambil posisi di samping Syera.
"Kalau masakanku sih masih layak makan, Ka. Emang masakan kamu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Agreement
RandomTak ingin menikah karena dijodohkan. Tak ingin pernikahannya dikontrol oleh orang asing tak dikenal. Pria dan wanita yang tak cukup akur sebagai teman apalagi sahabat ini memutuskan untuk menikah dengan alasan yang sama. Pernikahan yang tak diatur a...