1. Small World

30.6K 1.4K 74
                                    

Aku sudah menyiapkan kejutan untuk ulang tahun sahabatku, Ocha, sejak 2 bulan yang lalu. Aku sengaja order action figure Sailor Moon yang jadi kesukaannya sejak dulu. Aku bahkan harus menunggu proses pengiriman barangnya, karena pemesanannya dilakukan hingga ke luar negeri. Saat aku bertabrakan dengan perempuan itu, aku mendengar bunyi sesuatu yang patah. Semoga saja tidak rusak berat.

Ocha tinggal bersama denganku karena apartemenku letaknya dekat dengan tempat dia bekerja dan akan terasa terlalu besar jika dihuni sendiri. Lagi pula dia jadi tidak perlu membuang-buang waktu terlalu lama untuk berangkat kerja. Kalau ada Ocha, aku tidak merasa sendirian di malam hari. Walau kami jarang ada di apartemen hingga malam hari karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing tapi kami sering bertemu di café saat senggang.

Aku duduk berpikir di dalam mobil, sepertinya aku harus membeli hadiah lagi walau tidak sesuai dengan rencana awalku. Semoga keburu karena jam sudah menunjukkan hampir jam 6 sore, artinya sebentar lagi Ocha pulang kerja. Aku segera pergi dengan mobilku menyusuri jalanan yang agak padat menuju toko kue Nina's Kitchen. Dengan cepat aku memarkir mobil dan jalan terburu-buru memasuki toko kue. Tante Nina adalah sahabat Bunda sejak di bangku SMA. Sama sepertiku, Tante Nina pun jatuh hati dengan pesona kota Jogja sehingga memutuskan untuk kuliah di sini dan bertemu jodohnya yang merupakan orang asli Jogja, Om Setyo.

"Eh, Renata sayang. Mau ambil pesanan kue ya?" sambut Tante Nina sambil mencium pipiku. Astaga kenapa dia harus di sini, bisa telat kalau aku harus basa basi dulu. "Iya. Sudah siap, Tante? Aku buru-buru. Takut macet," jawabku cepat.

"Sudah, Sayang. Oh iya, Bunda apa kabar? Masih sibuk ya? Kapan main ke Jogja lagi? Duh, Tante kangen banget sama Bunda," sahutnya sambil melayaniku.

"Bunda belum pulang , belum tahu juga kapan datang ke sini," jawabku datar.

Sepertinya Tante Nina merasa sedikit terintimidasi dengan nada suaraku yang datar. Tapi dia berusaha tetap ramah karena dia cukup tahu karakterku yang menurutnya sangat berbeda dengan Bunda yang ramah dan hangat dengan siapa saja. Aku mengikutinya menuju etalase pendingin kue dan melihat karyawannya membungkus kue pesananku dengan hati-hati.

Setelah membayarnya, akupun langsung berpamitan. Aku berjalan cepat menuju mobil sambil membawa paper bag berisi kue. Dengan hati-hati aku menyimpannya di jok baris kedua. Aku melanjutkan perjalananku menuju toko Ourgift, membeli hadiah pengganti untuk Ocha. Setibanya di toko, mataku langsung tertuju pada boneka Minnie Mouse ukuran 50 cm yang terpajang di etalase. Minnie Mouse juga merupakan salah satu karakter kesukaan dia sewaktu SD. Tanpa banyak pikir aku langsung membelinya tanpa dibungkus. Tidak ada waktu lagi kalau aku harus menunggu karyawan toko membungkusnya.

Aku berjalan menuju mobil sambil membawa boneka besar dan menyimpannya di mobil dengan posisi duduk di kursi depan. Segera aku masuk ke kursi pengemudi, mataku tiba-tiba menatap spion dengan pemandangan ban belakang sebelah kananku kempes. Astaga! Ini kenapa lagi sih?! Pantas dari tadi aku merasa laju kendaraanku agak berat. Kenapa harus kempes saat begini? Apa tidak bisa bertahan sebentar saja hingga tiba di apartemen?

Aku lantas keluar dan membanting pintu mobil dengan perasaan dongkol. Aku menelepon salah satu karyawan café untuk membantuku mengurus mobil sialan ini. Aku sudah tidak ada waktu lagi untuk menggantinya dengan ban serep. Sudah hampir jam 7 malam, lebih baik aku naik taksi saja. Aku menggendong boneka Minnie Mouse sambil menjinjing paper bag berisi kue di tangan kanan dan paper bag berisi kado di tangan kiri seraya berpikir, kenapa harus seribet ini sih?! Kalau bukan karena Ocha, aku tidak akan mau repot begini. Aku berdiri di trotoar, menunggu taksi lewat sambil meratapi kesialan yang menimpaku. Di tengah lamunan, aku mendengar klakson sepeda motor dibarengi dengan suara cempreng.

Back To You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang