Aku malu sekali gara-gara aku pingsan segala di tempat kerja, jatuhnya di hadapan Rain pula. Sekarang aku di rumah sakit, di ruangan VIP dan dengan biaya yang ditanggung oleh Rain. Aku jadi merasa tidak enak dengan Rain dan Bu Ocha eh Kak Ocha. Entah bagaimana nanti aku membalas kebaikan mereka.
Mereka terlihat sangat dekat, seperti sepasang kekasih. Entahlah, aku merasa ikatan mereka berdua lebih dari sekedar sahabat. Dari bagaimana cara mereka berdua berinteraksi, gestur tubuh mereka, sepertinya sangat intim. Saat Kak Ocha berpamitan pulang, dia mencium pipi Rain, terlebih saat Rain memeluk dan mencium keningnya, entah kenapa ada rasa sesak di dadaku. Aku seperti merasa sakit dan sedikit tidak rela padahal itu hal yang biasa saja. Aku lantas memalingkan muka karena tidak ingin melihat kemesraan mereka. Aneh juga kenapa aku merasakan rasa sesak dan bersikap seperti itu padahal itu hal yang biasa saja terjadi pada 2 orang yang sangat akrab tapi, entah kenapa aku ingin ada di posisi kak Ocha.
Aahhhh apa-apaan sih Yara? Sepertinya aku mulai gila. Lebih baik aku tidur saja, mataku terasa berat karena rasa kantuk, mungkin efek dari obat yang tadi diberikan oleh suster. Hooaahhemmm,, eh tapi sekarang aku ada di rumah sakit kan ya? Aku takut di rumah sakit malam hari, karena aku sering mendengar cerita orang-orang yang kerja di rumah sakit, katanya kalau malam hari suka ada yang aneh-aneh, ada gangguan, ada penampakan. Aku itu sangat penakut walaupun aku belum pernah mengalami hal-hal yang mistis seperti itu. Bahkan menonton film horor saja aku takut kalau sendirian.
Setelah Kak Ocha pergi, dia menghampiri aku. Secara tiba-tiba dia menyentuh keningku, sepertinya untuk memastikan demamku sudah turun atau belum, tapi aku jadi kaget dengan sikapnya, namun dia bersikap biasa saja seolah itu hal yang wajar. Ternyata dia perhatian juga di balik sikapnya yang judes, jutek, menyebalkan, tidak mau dibantah, dan susah senyum itu. Aku tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, jadi aku sedikit kaget.
Aku minta ditemani tidur saja deh, walau sebenarnya aku takut saat memintanya tapi aku lebih takut dengan setan deh saat ini. Dia mau tidak, ya? Duh aku takut dia marah dan mengira aku banyak tingkah. Pingsan, tidak kerja, merepotkan dia, menghabiskan duit dia, membuatnya menginap di sini untuk menjagaku. Lantas sekarang aku juga ingin memintanya untuk menemani aku tidur?
Untung saja dia mau menemani aku tidur. Dia mengambil kursi dan meletakkannya di samping ranjangku sambil membawa macbook-nya, dia bilang masih ada yang harus dikerjakan. Tadinya dia mengerjakannya di sofa namun dia bersedia pindah untuk sementara sampai aku tertidur. Aku agak tidak tega sebenarnya karena dia jadi tidur di sofa padahal dia pasti terbiasa tidur di ranjang yang empuk.
Baru kali ini aku berada sedekat ini dengan Rain, saat aku memalingkan wajah menghadap dia, aku bisa melihat langsung wajahnya. Alisnya yang tebal menaungi matanya yang berwarna biru keabu-abuan meski ada bekas luka yang mengguratnya tapi tetap saja terlihat cantik, hidungnya mancung, bibirnya tipis berwarna pink, kulitnya putih dan pasti lembut deh, rambutnya yang kecokelatan tergerai dan wanginya tercium olehku.
Pipinya mulus banget, bersih. Meski tanpa make up begini, dia tetap saja terlihat cantik apalagi kalau pakai make up ya, pasti tambah cantik dah ini orang. Saat bicara dengannya aku mengamati gerak bibirnya yang terlihat menggoda. Astaghfirullah, dosakah aku menginginkan bibirnya itu??
Matanya menatapku dengan lembut saat berbicara denganku, kali ini tidak seperti yang sebelumnya saat dia menatapku dengan luapan emosi saat pertama kali bertemu dulu atau sikap dinginnya saat bertemu dengannya ketika motorku dikerjain teman-teman dan dia yang mengantarkan aku pulang. Dia terlihat berbeda. Lebih...manusiawi. Iya, dia terlihat lebih perhatian, peduli, dan sikapnya lembut.
Aku sudah tidak sanggup lagi menahan kantukku. Aku tidur duluan sajalah, terserah setelah ini dia mau tetap ada di sampingku atau tidak, setidaknya dia mesti menunggu aku terlelap dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (GxG)
Ficción GeneralPeringatan : Tidak disarankan untuk yang emosian 😈 Yang penasaran dengan cerita masa SMA dari dua tokoh di cerita ini bisa baca karya berjudul Denial. ➷ 29 Juli 2017 ➹ 1 Februari 2019