Rain's Past

8.5K 710 129
                                    

"Renaaaaaaaa! Bangun! Kamu mau tidur sampai kapan??" teriak Bunda dari depan kamarku. Dia tidak akan berhenti menggedor pintu kamarku sampai mendengar sahutanku. "Bunda lepas juga ini pintu biar tidak capek setiap pagi menggedor," imbuhnya masih dengan nada mengomel.

Aku sebenarnya sudah bangun sejak sejam yang lalu dan kini aku sudah siap dengan seragam sekolahku. Tapi, aku sengaja membuatnya berpikir aku belum bangun. "Iya, aku bangun!" teriakku. Hah setidaknya aku masih punya waktu sebelum turun ke bawah untuk sarapan. Ayah pasti tidak pulang lagi. Sepertinya Ayah sangat sibuk sampai tidak sempat pulang.

"Hari ini Bunda akan pergi beberapa hari, Ayah juga tidak akan pulang untuk beberapa hari karena sedang sibuk," ucapnya datar namun aku dapat merasakan kecewa, sedih, dan marah dalam ucapannya, "kalian baik-baik di rumah. Reno, jaga adikmu. Bunda berangkat sekarang nanti ketinggalan pesawat," imbuhnya seraya berdiri dan beranjak pergi meninggalkan aku dan Bang Reno berdua di meja makan.

"Hati-hati, Bunda," ucapku pelan namun entah terdengar atau tidak olehnya. Aku kembali menyantap nasi goreng di hadapanku.

~

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasku. Sudah cukup banyak siswa (i) yang datang. Ada yang duduk di bangku depan kelas, di pagar yang juga berfungsi sebagai tempat duduk, di bangku taman, sebagian sudah duduk di dalam kelas bergerombol mengerjakan ah tidak menyontek tugas yang pasti harus segera dikumpulkan pagi ini, sebagiannya lagi mungkin ada di kantin sekolah. Aku berjalan melewati segerombolan cewek tukang bully merangkap penggosip yang lantas menatapku dengan pandangan tidak bersahabat. Aku? Aku tidak mempedulikan kehadiran mereka.

"Eh dengar-dengar katanya ada yang merebut pacar orang lagi tuh," ucap seseorang dengan nada sinis dan mengejek. Aku tahu siapa yang dia maksud.

"Masih gatel tuh cewek? Tidak puas sudah membuat patah hati banyak orang? Laki-laki mana lagi yang jadi korbannya?" timpal yang lainnya.

Aku berlalu begitu saja dari hadapan mereka tanpa berniat membalas omongan mereka. Aku mengacungkan jari tengahku sambil terus berjalan dan meninggalkan mereka yang berteriak marah tanpa berani melakukan apa-apa.

Aku duduk di kursiku yang letaknya di sebelah kanan baris ke-4 dari depan, mepet tembok. Aku melemparkan tasku ke atas meja dan menghempaskan diri ke atas kursi yang jauh dari kata empuk ini.

"Pagi, Lexa," sapa Daniel, cowok yang duduk di belakangku. Dia selalu memanggilku Lexa, sama seperti teman sebangkuku.

"Pagi, Daniel," sahutku sambil merubah posisi dudukku bersandar pada tembok.

"Kusut banget tuh muka. Masih pagi ini," ucapnya seraya mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya.

"Ada gosip apa lagi sih tentangku?" tanyaku seraya mengangkat kakiku ke atas kursi Rendy, teman sekelas yang duduk di sebelahku. Tasnya ada tapi orang tidak ada, entah kemana.

"Tumben kamu ingin tahu. Kata Clara, kamu digosipkan merebut Ryan dari Alya. Memang benar?" tanyanya sambil tertawa.

"Menurutmu?" sahutku kesal.

"Hahaha aku tahu gosip itu tidak benar. Aku hanya menggodamu. By the way, kayaknya ada sesuatu di laci mejamu," ucapnya seraya memicingkan matanya menatap ke arah laci mejaku. Aku sontak duduk tegap dan merogoh laci mejaku. Aku mendapati sebatang coklat yang dibungkus rapi dengan kertas kado warna biru, warna kesukaanku. Ada sebuah kertas tertempel yang tertempel.

"Have a nice day. You're so adorable this morning," ucap Daniel membaca kertas yang aku pegang, "wah penggemarmu lagi? Kemarin sekotak susu, sekarang coklat. Penggemarmu ini ingin bikin kamu gendut ya? Hahahaha" lanjutnya sambil tertawa keras.

Back To You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang