34. Memories

8.6K 737 55
                                    

Aku baru saja merebahkan diri di atas kasur setelah seharian beraktifitas. Aku melirik jam yang tergantung di dinding kamar, jam 7 malam. Aku saat ini ada di rumah bude aku. Aku dan keluargaku menginap di sini. Hari ini adalah hari bersejarah buatku. Aku sudah wisuda dan resmi menjadi seorang sarjana. Ada kelegaan dan rasa bahagia, walau aku juga menyadari bahwa duniaku baru saja dimulai. Aku kembali teringat betapa bahagianya aku ketika namaku disebutkan dan diminta maju ke depan saat diumumkan bahwa aku adalah lulusan yang meraih nilai IPK tertinggi kedua di angkatanku. Ibu dan Bapak sangat bangga denganku, begitu juga adik-adik dan keluarga lainnya. Usai acara wisuda, semua teman-temanku memberikan ucapan selamat untukku. Dafa juga datang dan memberikan selamat padaku.

TING!

Aku meraba ponsel yang aku letakkan di samping bantalku dengan mata terpejam. Rasanya aku sudah lelah sekali hari ini, aku ingin segera istirahat. Aku mengusap layar dan membuka notifikasi yang muncul dengan kesadaran yang sudah setengah melayang.

Rain : Happy Graduation.

Rain? Dia hanya mengucapkan itu? Eh tapi, apa yang aku harapkan sih? Aku sudah memutuskan untuk melepaskan dia. Terlebih lagi aku tahu hatinya mencintai Abby. Denganku hanyalah pelabuhan sementara. Aku saja yang terlalu berharap hingga akhirnya aku sendiri yang terluka.

Yara : Thanks, Rain.

Aku memandang layar ponsel yang cahayanya berpendar menerpa wajahku. Aku menyentuh layar, mencari-cari sesuatu dalam folder gallery. Aku memandang satu foto, latar belakang pantai. Seorang perempuan dengan rambut yang terurai dengan kacamata yang bertengger di atas kepalanya, menghalangi anak rambut turun menutupi wajahnya. Perempuan itu menghadap laut, asyik memandang keriuhan di bibir pantai tanpa menyadari aku memandanginya dan mengambil foto dirinya dari samping. Rain.

Terima kasih, Rain. Denganmu aku pernah merasakan bahagia meski hanya sesaat. Kamu tahu, Rain? Kamu satu-satunya makhluk yang teramat sangat ingin kumiliki namun juga ingin kulupakan. Sekarang katakan apa yang harus aku lakukan, Rain?

Aku berguling ke arah kananku dan mendapati sebuket bunga mawar dan sebuah boneka beruang kecil yang mengenakan toga terletak di atas meja yang berseberangan dengan sisi tempat tidur. Pantas saja aku tidak melihatnya tadi karena begitu masuk kamar, aku langsung merebahkan diri.

Aku segera bangun dan menghampiri meja, mengambil buketnya dan mengaguminya sesaat. Ada sebuah kartu terselip,

Happy Graduation, Yara.

Tidak ada nama pengirim. Hanya ada inisial R di sudut bawah kartu. Aku tersenyum melihatnya. Aku rasa, aku tahu siapa pengirimnya. Bukan hal aneh kalau dia bisa tahu alamat bude, dia pasti bertanya dengan Bagas atau Ibuku.

~

Keluargaku sudah pulang ke Kendal tadi pagi dan sekarang aku sudah ada di kamar kostku. Aku merapikan kamarku, memasukkan buku-buku kuliah yang tidak akan aku pakai untuk sementara ke dalam kardus bekas. Hanya untuk membuat kamarku tidak lagi berantakan. Aku masih akan berada di Jogja. Masih ada yang harus aku urus di kampus, lagipula aku juga masih kerja.

"Yara, kamu tidak ikut pulang ke Kendal?" tanya Mbak Ningsih dari depan pintu kamarku. Aku sontak memalingkan kepalaku kemudian kembali sibuk dengan kegiatanku. "Tidak, Mbak. Mbak mau pulang kampung?" tanyaku sambil mengelap keringat di keningku.

"Tidak. Aku mau cari kerja di sini. Kamu masih kerja di café?"

"Sementara masih. Aku mungkin akan cari kerja di sini. Sebelum aku dapat kerja kantoran, aku tidak akan melepas pekerjaanku di café. Tapi, tidak tahu juga sih. Lihat nanti bagaimana jadinya."

Back To You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang