mulmed : Dafa Prayoga
"Yara, aku suka sama kamu." Dafa tiba-tiba saja menyatakan perasaannya padaku saat kami sedang menikmati waffle ice cream di salah satu gerai fast food. "Mungkin kamu juga sudah paham dengan sikapku selama ini sama kamu, tapi hari ini aku ingin bilang langsung sama kamu."
Aku terdiam menatap Dafa yang saat ini terlihat sedikit salah tingkah di hadapanku usai menyatakan perasaannya. Dafa terlihat lebih rapi dari biasanya, aku baru saja memperhatikan. Dia mengenakan kemeja warna biru dipadankan dengan vest warna hitam, celana jeans hitam. Rambutnya disisir rapi, wajahnya juga terlihat bersih. Kacamata frame hitam yang menghiasi wajahnya membuatnya terlihat sedikit nerd tapi justru jadi daya tariknya. Rupanya dia berusaha sekali untuk tampil menarik hari ini dan aku akuin dia terlihat ganteng hari ini.
Pada dasarnya Dafa memang ganteng sih, banyak perempuan di kampus yang naksir dia tapi Dafa yang tidak peka. Dia bukan tipe laki-laki yang suka nongkrong, dia bahkan tidak merokok. Dafa itu baik, perhatian, sering membantu aku saat lagi kesulitan, orangnya juga pintar, badannya memang tidak atletis tapi badannya bagus kok, berisi gitulah. Makanya dia terlihat pantas saja mengendarai motor besarnya itu. Tidak banyak juga yang tahu kalau dia ini dari keluarga yang kaya karena Dafa sendiri orangnya sederhana, tidak pernah menyombongkan harta orang tuanya kecuali motor besarnya itu yang juga dimiliki sebagian laki-laki snob di kampus aku.
"Kamu mau tidak jadi pacar aku?" Dafa nembak aku dan aku merasa ice cream di tenggorokanku terasa seret. Aku lantas mengambil air minumku dan meneguknya sebelum aku benar-benar kesulitan bernafas. "Eh, kamu tidak apa-apa?" Dafa terlihat cemas.
"Mmmhh.. Tidak apa-apa. Aku mendadak haus, kok," sahutku yang tentu saja berbohong. Aku kaget karena dia nembak aku dan aku bingung harus bagaimana.
"Kamu kaget, ya? Kamu tidak harus jawab sekarang, kok. Kabari aku kalau kamu sudah ada jawabannya." Dafa lantas tersenyum sambil menggenggam tanganku yang langsung aku tarik dengan canggung. Entah kenapa aku tiba-tiba jadi ingat Rain. "Eh.. sorry," gumamnya nyaris tak terdengar dengan pandangan menunduk.
"Tidak apa-apa, kok. Hmm kamu mau pergi ke mana lagi setelah ini?" Aku mencoba untuk keluar dari situasi ini. Aku menghabiskan minumanku dan memainkan sisa ice cream di piring.
"Tidak ada sih, terserah kamu saja," sahutnya sambil tersenyum. Senyuman yang mampu membuat para perempuan yang naksir dia klepek-klepek. Mbak Ningsih adalah salah satu fans Dafa.
"Pulang saja, ya, aku lupa kalau ada tugas kuliah yang belum selesai aku kerjakan," ucapku sambil membereskan sedikit pakaianku dan menyampirkan tali tasku ke bahu. "Tidak apa-apa kan kalau kita pulang cepat?"
"Oh Tidak apa-apa, kok. Ya sudah, yuk pulang," ucapnya sembari berdiri dan mempersilahkan aku jalan lebih dulu keluar dari restoran cepat saji ini.
Hari ini aku off kerja jadinya Dafa mengajak aku pergi dan rupanya dia sudah merencanakan hari ini. Aku sedikit merasa bersalah dengan Dafa tapi jujur saja aku tidak tahu mesti menjawab apa. Sementara banyak perempuan yang berharap jadi pacarnya kenapa dia malah memilih aku? Yah dia memang baik dan aku nyaman sama dia, terkadang dia jadi teman yang baik, jadi kakak yang melindungi.
Sepanjang perjalanan menuju kost, aku sibuk memikirkan tentang apa yang pernah aku lalui bareng Dafa. Bahkan orang tua aku juga mengenal Dafa dan mereka menyukai Dafa yang sopan dan santun. Mereka bertemu sewaktu orang tua dan adik-adikku datang mengunjungiku tahun lalu bertepatan dengan waktu libur sekolah.
Tanpa sadar aku tersenyum mengingat semua kilas balik kebersamaan aku dengannya selama hampir 3 tahun berteman dengannya. Kami bertemu saat ospek hari kedua. Kami sama-sama dihukum. Aku dihukum karena telat datang dan dia dihukum karena tidak lengkap membawa apa yang diminta oleh senior. Kami dihukum jongkok di pinggir lapangan dan tidak boleh kemana-kemana dan saat itulah kami diam-diam berkenalan dan akhirnya berteman. Saat itu Dafa terlihat culun banget dengan kepalanya yang dibotakin (aturan khusus untuk maba laki-laki saat ospek di kampus kami) dan kacamata frame hitam yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (GxG)
General FictionPeringatan : Tidak disarankan untuk yang emosian 😈 Yang penasaran dengan cerita masa SMA dari dua tokoh di cerita ini bisa baca karya berjudul Denial. ➷ 29 Juli 2017 ➹ 1 Februari 2019