9. Apartment

12.1K 950 38
                                    

Aku mengendarai mobilku menuju kost Yara sambil mendengarkan lagu dari radio, sesekali aku mendengar Yara bersenandung mengikuti irama musiknya. Saat aku sedang berkendara, tiba-tiba ada telepon masuk, dari Ocha. Aku segera mengangkatnya dan berkomunikasi via earpods sembari tetap fokus dengan jalanan di depan.

"Halo," sapaku sambil sedikit menurunkan volume radio.

"Baby, mau makan malam di luar atau di apart saja?"

"Aku baru pulang dari RS, sedang dalam perjalanan menuju kost Yara. Aku belum mandi kalau mau makan di luar."

"Ya sudah, kalau begitu kita makan saja di apart. Sebentar lagi aku pulang, kamu bisa menjemputku, Baby?"

"Okay, nanti aku kabarin kalau sudah dekat. Bye," ucapku mengakhiri pembicaraan.

"Bye, hati-hati, Baby."

Aku kembali membesarkan volume radio dan tidak menyadari kalau Yara sedari tadi memperhatikan aku. Aku menatapnya sekilas kemudian kembali fokus dengan jalanan di depanku. "Kenapa?" tanyaku.

"Hmm? Tidak ada, aku hanya mencoba mencerna hubungan kalian. Maaf aku lancang, kalian pacaran?"

"Tidak, kami sudah saling mengenal sejak masih kecil," sahutku sembari membelokkan mobilku memasuki gang tempat kostan Yara berada. Yara hanya menganggukkan kepala dengan jawaban yang aku berikan.

"Duh, kok bisa ada dia sih?!" sungut Yara tiba-tiba dengan ekspresi wajah kesal, aku sontak menoleh ke arahnya kemudian ke arah depan kost dia. Aku melihat sesosok pria sedang duduk di atas motor R15 hitam, kalau tidak salah ingat, dia orang yang waktu aku lihat bersama Yara di depan kampusnya.

"Siapa? Pacarmu?" tanyaku sembari memarkirkan mobil.

"Bukan, dia teman kuliahku. Namanya Dafa. Aku tidak tahu kenapa dia ada di sini," sahutnya sembari melepaskan seat belt, "terima kasih sudah mengantarkan aku pulang dan bersedia menanggung biaya perawatan serta menemaniku semalaman," imbuhnya seraya tersenyum.

"No problem. Kalau besok masih belum merasa baikan, tidak usah masuk kerja dulu. Jangan lupa kabari Mas Robby terlebih dulu," sahutku seraya membuka central lock.

"Baik, sekali lagi terima kasih," ucapnya sembari keluar dari mobilku kemudian mengambil tasnya di bangku belakang.

Aku segera menjalankan lagi mobilku ke arah tanah lapang dekat kost ini untuk putar balik. Saat aku melewati kembali kostnya, aku membunyikan klakson karena aku melihat Yara masih di depan kost bersama laki-laki itu. Aku membuka sedikit kaca jendela mobilku dan Yara membalas klaksonku dengan lambaian tangannya.

~

"Kita masak apa malam ini?" tanyaku pada Ocha yang sedang duduk di sofa. Aku baru saja keluar dari kamar selepas mandi, rasanya menyegarkan sekali. Tadi pagi aku sempat pulang ke apart untuk mandi dan ke cafe sebentar kemudian balik lagi ke rumah sakit.

"Bagaimana kalau capcay dan ayam goreng? Atau kamu mau masakan lain?" sahutnya sambil mengiringi aku ke dapur.

"Capcay boleh deh."

"Ya sudah, kalau begitu kamu bantu aku masak ayam gorengnya saja, biar aku yang bikin capcay."

Aku mengikutinya menuju dapur, mencuci tanganku terlebih dahulu, kemudian menyiapkan penggorengan.

"Minyak goreng hampir habis, masih ada stok?" tanyaku sambil menuangkan minyak goreng yang tersisa ke dalam wajan sementara Ocha mengeluarkan bahan masakan dari dalam kulkas.

"Masih ada kok, tuh di lemari atas," sahutnya sembari menunjuk ke atas kepalaku, "siapkan ayamnya dulu, baru urusin minyaknya," imbuhnya sambil tertawa.

Back To You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang