"Michael!" seruku mendapati salah satu sahabatku saat kuliah dulu kini berdiri di ruang tamu rumahku, ehem rumah orang tuaku. Aku bergegas menghampiri dan memeluknya.
"Long time no see, how are you?" tanyanya seraya duduk saat aku mempersilahkannya.
"I'm fine, how are you?"
"I'm great, Hahaha.. I miss you so much. I saw you at the airport yesterday, but you looks like not in a good mood."
"Really? Well, yeah, I don't know.. I saw someone at Singapore who looks like Abby. I ran to her just to make sure she is Abby or not, but yeah just someone who looks a like."
"Ahh... I see. It's been 5-6 years since the last time we've heard from her. Well.. I um.."
"What? What's going on?"
"Nothing. I heard from Christine, Abby is back in town. But, no one ever saw her. I'll let you know if there's any news about her."
"Oh My God, I hope that's true. I missed her. By the way, what are you doing in Indonesia?"
"I came here with my friends. We're going to Bali tomorrow, wanna join?"
"No, but thanks. I'm busy. Sorry, Mike."
"Nah, it's okay. Hmm, Rain, umm...never mind. I got to go now, my friends are waiting for me."
"Okay, take care, Mike. See you soon, maybe in 1 or 2 months I'll go to NYC. We can hanging out together, maybe?"
"Yeah, sure. See you soon. I promise you that I'll tell you if there's any news about Abby. Bye, Sweetie."
"Thanks, Mike. Bye."
Aku mengantarkan Mike menuju mobil rental yang sedang menunggunya. Setelah Mike pulang, aku kembali memikirkan Abby. Dia kembali ke New York? Berarti selama ini memang benar kalau dia pergi meninggalkan New York? Setelah kejadian itu, dia menghilang dan menjauh dariku. Aku merasa bersalah padanya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Seandainya dia sekarang kembali, apa yang harus aku lakukan?
~
Bang Reno akhirnya mau menyelesaikan pendidikannya, tahun ini dia ikut ujian kejar paket C yang setara ujian akhir SMA/SMK sederajat. Dia akan melanjutkan pendidikannya. Dia itu cerdas hanya saja dia malas dan nakal. Yah aku tahu kenakalannya itu upaya untuk mencari perhatian orang tua kami yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan yang katanya demi anak dan keluarga. Itu makanya aku memilih keluar negeri untuk kuliah karena aku sendiri sudah biasa hidup tanpa perhatian dari orang tuaku. Semoga kali ini Bang Reno bersungguh-sungguh dan benar-benar menyelesaikan apa yang sudah dia tinggalkan dulu.
Aku melihat dia kini sudah mulai berubah. Penampilannya jadi lebih manly, rambutnya dipotong rapi tidak lagi gondrong acak-acakan. Pakaian lusuhnya sudah dia singkirkan, dia bakar sendiri di belakang rumah. Aku bahkan menemaninya membakar semua baju itu dan kami pergi bersama membeli pakaian baru untuknya. Ternyata dia tidak kalah dengan perempuan saat berbelanja. Boros. Tapi tak apalah, mengingat baju di lemarinya sudah hampir habis dibakar.
"Kenapa kamu memutuskan untuk berubah saat ini?" tanyaku sambil duduk di tepi kolam renang kami. Aku memainkan air dengan kakiku yang terendam.
"Aku sadar aku tidak bisa begini terus selamanya. Ayah dan Bunda pun tidak peduli selama mereka masih bisa memberi uang untuk semua kebutuhanku. Aku iri denganmu, kenapa aku tidak sepertimu, memiliki usaha sendiri, tidak lagi bergantung dengan uang dari orang tua kita. Aku sudah semakin berumur tapi aku juga belum menemukan pendamping hidup. Aku berpikir, orang tua mana yang akan rela melepas anaknya dengan berandalan sepertiku? Kamu tahu kan, sekalipun tidak kekurangan, aku tidak ingin membanggakan kekayaan keluarga kita ini. Maksudku, aku ingin segera menikah dan calon mertuaku bangga memiliki aku sebagai menantunya karena aku orang yang sukses, mapan dengan usahaku sendiri bukan karena kekayaan orang tua," ucapnya sambil menatap langit malam Jakarta yang penuh polusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (GxG)
Ficción GeneralPeringatan : Tidak disarankan untuk yang emosian 😈 Yang penasaran dengan cerita masa SMA dari dua tokoh di cerita ini bisa baca karya berjudul Denial. ➷ 29 Juli 2017 ➹ 1 Februari 2019