29. Be My Friend

7.9K 661 41
                                    

"Hari ini kerja?" tanya Dafa padaku. Dia menjajari langkahku yang berjalan di koridor kampus. Aku baru saja keluar dari perpustakaan. Sesekali dia melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang memanggilnya.

"Iya kerja, kenapa emang?" jawabku sembari mengunyah permen karet.

"Aku antar, ya?" ucapnya yang hampir saja membuatku tersedak permen karet.

"Tidak usah. Untuk apa coba? Aku bisa berangkat sendiri," sahutku sambil membuang permen karet yang sudah tidak ada rasanya lagi ini. Aku membungkusnya dengan kertas sebelum membuangnya ke tempat sampah.

"Nanti malam kebetulan aku ada janji sama teman mau ke sana, jadinya ya sekalian aja pulangnya barengan sama kamu."

Aku menatapnya sambil berpikir. "Pulang sendiri aja sih," sahutku.

"Pulangnya aku traktir mie ayam," ucapnya sambil nyengir.

"Kurang ajar. Oke deh. Kalau bukan karena mie ayam aja," gerutuku. Dia tertawa penuh kemenangan. Hah, harga diriku seharga seporsi mie ayam.

"Kamu mau pulang ke kost sekarang?" tanyanya sambil memperhatikan jam tangan tipe sporty di tangan kirinya.

"Iya, aku udah lapar. Aku mau masak saja di kost," sahutku.

"Wah, kebetulan aku juga lapar. Aku minta makan juga ya? Kamu ini tidak cuma cantik tapi, pintar masak juga. Sudah pantas lah ini," ucapnya sambil tepuk tangan tidak jelas.

"Sudah pantas untuk apa?" tanyaku heran.

"Sudah pantas dikirim ke luar negeri jadi TKW. Daftar gih," sahutnya dengan wajah serius. Aku melotot mendengarnya.

"Kurang ajar! Kamu makan batu saja nanti," sungutku sambil mempercepat langkahku.

Dia sontak tertawa. Dia langsung mengejarku dan berjalan mundur di hadapanku sambil memasukkan kedua tangannya di dalam saku jaketnya, "Hahaha maaf. Aku cuma bercanda. Yuk pulang, aku kangen masakanmu," ucapnya.

"Iya, aku tahu. Kangen masakanku? Bukannya kamu kangen denganku?" sahutku sambil tersenyum mengejek.

"Kangen denganmu juga," bisiknya di samping telingaku sambil kembali berjalan di sisiku.

"Aku memang ngangenin," sahutku percaya diri.

Akhirnya Dafa benar-benar mengikutiku ke kost. Dia menunggu di depan ditemani segelas es sirup yang aku buatkan untuknya. "Tunggu ya, aku mau masak dulu," ucapku sebelum masuk kembali ke dalam kost dan memasak makan siang. Aku hanya menggoreng ikan dan merebus kacang panjang dan bayam serta membuat sambal kacang. Aku titip minta dibelikan dengan Ibu kost aku yang baik hati itu.

"Ra, balikan sama Dafa?" tanya Anti, teman se-kostku yang kamarnya di sampingku. Kami juga satu kampus walau dia juniorku. "Bener ya Yulia hamil dan itu anaknya Dafa?" lanjutnya.

"Tidak balikan, temenan saja seperti dulu. Kata Dafa, Yulia memang hamil. Tapi, bukan anaknya. Dia tidak pernah sejauh itu dengan Yulia," sahutku sedikit berbohong sambil meniriskan rebusan sayur.

"Kamu yakin?" tanyanya tidak percaya.

"Kamu tes DNA saja nanti kalau anaknya Yulia udah lahir," jawabku asal.

"Dih. Kenapa tidak balikan saja kalian? Cocok loh. Atau buatku saja," selorohnya.

"Ambil saja. Kalau dia mau sama kamu," sahutku sambil tertawa.

"Hahaha ya sudah salam buat Dafa," ucapnya seraya mengambil sepotong kacang panjang dan mencocolkannya ke sambal kacang, "minta ya. Eh enak loh. Jadi, lapar aku," lanjutnya sambil mengambil sepotong lagi. Aku langsung mengamankan makan siangku.

Back To You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang