pernyataan

6.1K 700 92
                                    

Awas typo~









"Taehyung?"

Pagi itu Jungkook dibuat heran karena ia tak menemukan maknaenya di kamar. Ranjang itu kosong. Hanya ada bantal, guling dan selimut Taehyung yang belum dirapikan. Saat ia menoleh ke ranjang lain, hyung-hyungnya belum ada yang terjaga, mereka masih sibuk terlelap mengarungi bunga tidur masing-masing.

"Aneh,"

Masih terlalu pagi untuk Taehyung bangun. Jungkook saja pergi ke sana bukan untuk membangunkannya, melainkan ingin sedikit memeluknya sebelum mulai beraktivitas. Hitung-hitung isi baterai untuk seharian. Salahkan Hoseok dan Jimin yang semalam tega mengusirnya keluar hingga ia tak bisa dekat-dekat dengan maknae itu.

"Apa ke toilet?"

Jungkook berniat pergi ke belakang. Tetapi, saat ia berada di ruang tengah, tiba-tiba saja sepasang lengan memeluk perutnya dari belakang. Hangat melingkari tubuhnya. Jungkook berhenti bergerak untuk sejenak. Mengangkat tangannya untuk menyentuh lengan berbalut kaos longgar itu. Tak salah lagi, itu lengan Taehyung. Lagipula Jungkook langsung tahu dari wangi shampoo yang lamat-lamat menyapa penciumannya.

"Tae?"

"Ada yang ingin kusampaikan pada hyung!"

Jungkook bisa merasakan sudut bibir Taehyung yang bergerak di punggungnya setiap kali anak itu berbicara. Geli. Memberikan sengatan kecil di sekujur tubuh Jungkook.

"Tapi hyung jangan marah,"

Pinta anak itu lirih. Bayangan Jungkook sudah berkelana tentang kue strawberry yang ia simpan di lemari es. Atau tentang sari apel yang kemarin ia beli. Jika Taehyung takut ia memarahinya karena hal-hal seperti itu, itu tak akan terjadi. Jungkook memang berniat membelikannya untuk maknae itu. Tak masalah jika Taehyung menghabiskannya sebelum meminta ijin.

"Apa?"

"Janji dulu hyung tidak marah!"

Serunya meyakinkan. Jungkook reflek mengangguk. Sedikit tak nyaman karena ia tak bisa melihat wajah maknae itu yang kini berdiri di belakangnya. Pasti wajahnya sedang sangat lucu.

"Baiklah, apa?"

Ada jeda sejenak. Jungkook hampir membalikkan tubuhnya sebelum dekapan Taehyung yang mengerat membuatnya enggan melakukannya.

"Sudah sejak lama aku..."

Suara Taehyung lirih, hampir tak terdengar. Jungkook merutuki kebiasaan Taehyung menggantung kalimat untuk saat ini.

"Apa?"

Tanya Jungkook tak sabaran. Kalau cara Taehyung  bicara seperti itu terus lama-lama Jungkook jadi berpikir yang aneh-aneh. Kalian tahu, caranya berkata terkesan seperti orang yang sedang menyatakan cin_

"Aku..."

"Apa, Tae?"

"Aku mencintaimu, hyung!"

_ta.

"Ha?"

Sungguh?

Apa ia salah dengar?

Jungkook bisa merasakan detak jantungnya seakan berhenti untuk sepersekian detik. Ia hanya mematung, melongo seperti orang bodoh.

"Hyung sangat baik padaku...hmm, hyung juga tampan...hyung bisa segalanya. Jadi, ng... maukah hyung jadi pacarku?"

Pertanyaan itu mengalun begitu jelas di telinga Jungkook. Jika boleh jujur, ia tak percaya. Ini terlalu tiba-tiba. Seperti mimpi. Semalam mereka masih biasa-biasa saja. Bertingkah layaknya hyung dongsaeng seperti pada umumnya -meski sebenarnya tidak karena Jungkook selalu menempelinya-. Namun sekarang, oh, inikah yang dinamakan kejatuhan bulan?

"Hyung?"

Dengan gerakan kaku Jungkook berbalik. Ia sama sekali tak peduli jika ekspresi wajahnya sangat-sangat tak terkontrol sekarang.

Di depannya Taehyung berdiri menatapnya dengan maniknya yang coklat. Jungkook hampir berteriak karena yang ia temui benar-benar maknaenya yang manis itu. Seorang diri memandangnya lekat. Sebelumnya sempat terbesit jika ia sedang berada dalam acara jebakan dengan kamera-kamera tersembunyi. Atau ada hyung-hyungnya yang lain menertawainya di belakang si bungsu. Yang paling parah, Jungkook sempat berpikir yang tengah memeluknya sejak tadi itu adalah makhluk astral yang pura-pura menjadi maknae. Namun sekarang, rasanya ia benar-benar ingin menangis bahagia.

"Hyung tak marah, kan?"

Kedua tangan berjemari lentik itu menangkup pipi Jungkook. Hangat. Telapak tangan itu hangat, nyata. Jungkook seakan sesak napas ketika Taehyung menatapnya meminta perhatian.

"Aku_"

"Stt...ijinkan aku mengatakan satu hal lagi, hyung!"

Taehyung meletakkan satu telunjuknya di depan bibir Jungkook. Jungkook sempat terkesiap, lalu terdiam mempersilakan Taehyung melanjutkan. Jantungnya berdentum-dentum seakan berontak minta dikeluarkan. Ia pernah beberapa kali mendapati penyataan cinta dari orang lain, tetapi rasanya tak pernah sehebat ini. Rasanya ia ingin mendekap tubuh kurus itu erat-erat, berteriak sekeras-kerasnya jika ia juga mempunyai perasaan yang sama, melonjak-lonjak girang, bahkan rasanya ia tiba-tiba ingin berlari ke toilet karena perutnya mulas mendadak. Oh, rasa gugup ini membuatnya gila.

Maknae itu berdeham. Lalu, tak lama, senyuman kotaknya yang ikonik tersemat dari telinga ke telinga. Anak itu meringis lebar, sangat lebar hingga mata cantiknya tersembunyi di balik eye smilenya yang manis.

"APRIL MOOOOP!! HAHAHAHAHA....!!"








.
.
.
.
.
.
.
.







Kalian tahu? Rasanya seperti sudah dilambungkan ke langit ketujuh, menembus awan, membelah pelangi, riang melihat dewa-dewi bernyanyian di atas bintang-bintang, lalu tiba-tiba, secepat kilat, dihempaskan begitu kencang ke inti bumi, didorong keras menembus tanah, tersuruk-suruk di lapisan bebatuan lalu terbakar di kolam magma. Hilang tak tersisa menjadi debu-debu yang hangus tertiup udara. Mungkin seperti itu keadaan hati Jungkook detik ini.

"ADUH... ADUUUH... HARUSNYA KAU LIHAT WAJAHMU, HYUNG! HAHAHAHA..."

Jungkook tak tahu lagi apa yang harus ia katakan saat anak itu, masih dengan tawanya yang kini sangat menjengkelkan, menepuk-nepuk pundaknya keras dan pergi meninggalkannya begitu saja ke arah kamar. Tawanya yang begitu lantang menggema ke seluruh dorm. Berdengung-dengung di telinganya. Membuat alis dan sudut bibir Jungkook makin berkedut kesal.

"HAHAHAHA... ADUH... PERUTKU... HAHAHAHA... YA AMPUUUN..."

Bahkan saat pintu sudah tertutup Jungkook masih bisa mendengar tawanya yang menggelegar. Rasanya Jungkook benar-benar ingin menangis.

"SEKARANG MASIH TANGGAL TIGA PULUH SATU MARET, BOCAAAAH!!"

Dan ia benar-benar menangis sekarang.








End








Hello,

Lagi labil, banyakin nulis angst..
Spesial buat yang pengen KookV jadian.


Vomment plis

                                    

Maknae!Tae SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang