Awas typo~
"Huruf J dari nama Jungkook pasti menggambarkan kalau orangnya 'Jorok'!"
"Apa-apaan?!"
Jungkook tak tahu apa salahnya, apa dosanya -meski sebenarnya ia yakin betul ia tak mempunyai satu pun hal-hal tabu seperti itu dalam dirinya-, hingga tiba-tiba saja maknae mereka -yang sangat ia sayangi itu- tega berkata seperti itu ketika ia datang ke muka pintu kamar Taehyung sore ini. Kamar itu berantakan luar biasa. Barang-barang berserakan tak ubahnya TKP perampokan. Sprei-sprei dilucuti. Gorden diikat dan diselipkan di sela jendela, udara dan cahaya matahari senja masuk sempurna menembus kaca dan menyusup di ventilasi di atasnya. Membuat kamar Taehyung terang benderang tanpa perlu menyalakan lampu.
Di antara tumpukan buku, gulungan kaos kaki, baju-baju, barang-barang random yang sebenarnya tak begitu penting di atas lantai kayu dorm yang beralur tipis, Taehyung duduk bersila kaki sembari sibuk memilah buku. Belasan eksemplar majalah edisi empat bulan belakangan ia tumpuk jadi satu, komik-komik manga dan manhwa mempunyai barisannya sendiri -Taehyung selalu memberikan tempat paling spesial di rak kamarnya untuk harta bendanya yang satu ini-. Buku-buku pelajaran, berbagai modul, buku catatan, kamus dan semacamnya juga mendapat tempat tersendiri. Bukan di rak, buku-buku yang tampak paling bersih dan terlihat masih baru ini seakan mengasingkan diri di sudut meja belajar. Terpencil. Tak tersentuh. Jumlahnya sedikit, Taehyung tidak pernah cemas barang-barang ini akan memakan banyak tempat karena jumlahnya tak pernah bertambah.
"Lalu apa? Jahat? Jahil? Jelek? Jomblo?"
"Kau mau main tebak-tebakan?!"
Jungkook bersungut-sungut. Maknaenya ini pasti salah makan. Apa-apaan itu? Jelek? Jomblo? Ucapannya benar-benar harus dibenahi!
"Tidak, hanya memikirkan arti huruf J di depan namamu, hyung! Dan setelah kupikirkan semalaman, dengan berbagai riset dan pertimbangan, kurasa yang paling cocok menggambarkanmu adalah jorok. Karena, akui saja hyung, hyung orangnya selalu berantakan!"
"Hyung rapi, kok!"
"Cuma penampilannya saja!"
Taehyung menyindir. Dan Jungkook tak tahan untuk tak berdecak gemas.
"Kalau huruf J di depan namaku punya arti, berarti huruf T di depan namamu juga begitu! Hyung yakin artinya 'tengil'!"
"Apa-apaan?!"
"Memang begitu, kan?"
"Tentu saja tidak! T di depan namaku artinya tampan! Atau terbaik! Atau termuda! Ata__"
"Atau teraneh, atau tergila, atau te__"
"Hei, hei, sudah! Kalian ini sama saja! Lama-lama aku seperti melihat anak kembar bertengkar! Ya ampuuun..."
Hoseok menyela. Ia mengibas-ngibaskan tangannya membuat gerakan mengusir ke arah Jungkook.
"Lagipula mau apa kau ke sini? Bantu-bantu juga tidak! Pergi sana! Mengganggu orang beres-beres saja!"
Usirnya tanpa basa-basi. Sementara Jungkook, dalam hati hanya bisa merutuk semua orang yang rasanya sangat dingin padanya hari ini.
"Hyung cerewet! Lagipula aku tak mengganggu!"
Dapat ia lihat Hoseok memutar bola mata jengah lalu kembali sibuk melipat pakaian. Hari ini Bangtan memang libur sehari. Niatnya Jungkook ingin mengajak Taehyung jalan-jalan keluar, hitung-hitung melepas penat, sekalian cari kesempatan untuk berduaan. Tapi apa daya, maknaenya yang lucu itu malah sudah lebih dulu ditawan seorang penggila kebersihan untuk ikut kerja bakti dadakan membersihkan kamar -yang sebenarnya belum tentu tiga bulan sekali terjadi-. Jadilah ia hanya bisa ikut merecoki. Mau membantu juga malas.
"Dan, Tae! Kau sendiri lebih jorok! Lihat kamarmu ini! Ck ck.."
Jungkook berdecak-decak tak tahu diri. Giliran Taehyung yang menggulirkan bola mata malas. Tangannya kembali sibuk menyortir buku-buku lama yang masih ingin ia baca lagi suatu saat.
"Hyung, hati-hati, ya! Bukunya jangan diinjak! Nanti kepeleset!"
Peringatnya tenang saat menangkap bayangan Jungkook datang mendekat dari ekor mata. Jungkook malah terkekeh, terus berjalan, sekali dua kali melompat kecil menghindari barang-barang yang berserakan ke arah Taehyung.
"Memangnya hyung ceroboh sepertimu, Tae!"
Ledeknya sambil terkekeh. Taehyung hanya tersenyum masam mendengar olokan hyungnya sekali lagi.
"Hyung tak akan terpele_"
Sret
Namun, kenyataan tak sejalan dengan harapan. Belum selesai Jungkook bicara ia sudah lebih dulu kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya tergelincir, ingat itu, tergelincir tumpukan buku pelajaran Taehyung yang tercecer acak di atas lantai.
Taehyung sudah melotot kaget saat beberapa mili detik Jungkook terus mencari-cari keseimbangan, merentangkan tangan, dan berhasil mengendalikan diri saat tangan kanannya mendapat pegangan di tepian meja.
Tubuh Jungkook hampir tersuruk ke depan. Nyaris menimpa tubuh Taehyung yang duduk bersila di depannya, yang kini hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Napasnya tertahan, persis seperti Taehyung yang mungkin juga sangat terkejut sama sepertinya. Yang barusan itu nyaris sekali.
Taehyung berkedip-kedip bingung. Dentuman jantungnya serasa terdengar hingga telinga saking kagetnya ia barusan. Sejenak ia coba mencari kendali dirinya sendiri dan berniat mengejek hyungnya yang barusan ketahuan jika bermulut besar. Hampir saja olokan-olokan itu terlontar, sebelum Taehyung melihat Jungkook yang tiba-tiba memejamkan mata dan merundukan tubuhnya. Sesuatu yang lembut menyapa keningnya pelan kemudian.
Bibir hyungnya.
Apa-apaan hyungnya ini?
Saat Jungkook menegakkan tubuhnya kembali, pria itu juga hanya mengucapkan satu kalimat dan tersenyum lebar.
"Ah, aku terpeleset!!"
"YAK! MEMANGNYA INI DRAMA REMAJA??! YA TUHAAAN!!"
Itu Hoseok, tak terima nasib jadi pemain figuran.
End
Hello~
Sebenarnya cuma mau nanya, di book ini chapter paling disukai yang judul apa?
Vomment plis~
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll