Awas typo~
Terkadang Yoongi merasa hidup dalam sebuah film. Bukan film action apalagi horror. Ini drama roman picisan kesukaan ibu-ibu yang selalu ditayangkan saat tengah hari sembari istirahat siang. Dia bukan tokoh utama, tentu saja. Jika disuruh menjadi pemeran utama, tentu genre pembunuhan akan lebih cocok dengan kepribadiannya. Dia hanya pemeran figuran. Tokoh tak penting yang hanya menjadi pengamat dari interaksi dua tokoh utama.
Dan untuk seri drama roman picisan yang sering kali ia alami tiap hari itu, kedua pasang maknae Bangtanlah yang menjadi bintangnya. Jungkook dan Taehyung. Mungkin, mungkin jika Yoongi boleh menentukan tajuk filmnya, kisah kedua anak manusia itu akan berjudul Pasangan Terbodoh Sepuluh Abad Terakhir.
Seperti saat ini misalnya, kejadian yang terjadi di sekitar Yoongi itu benar-benar mengingatkan Yoongi akan kisah cinta klise yang difilmkan tentang seorang wanita yang mendapati suaminya berselingkuh karena wangi parfum wanita menempel di baju si pria.
Yoongi melihatnya sendiri di dunia nyata. Sungguh, itu realita. Mungkin hanya sedikit berbeda.
"Bangun! Anak nakal!"
Malam itu seperti biasa, Yoongi menendang pelan sisi tubuh Taehyung yang terbaring malas di atas lantai ruang tengah. Buku-buku tersebar di sekitarnya. Bilangnya sih tadi belajar, tapi sejak tadi Yoongi lihat anak itu malah tertidur di sana.
"Ngg...sebentar lagi..."
Taehyung malah memutar tubuhnya menjadi telentang. Sama sekali tak mau membuka matanya bahkan untuk sekedar menatap Yoongi yang kini sudah memicingkan mata.
"Bangun! Kau mau perutmu buncit seperti sajangnim?"
Taehyung malah terkekeh.
"Aku ingin coba lihat perutku seperti itu, hehe..."
"Kau gila! Aku tak mau mendengarmu merengek karena perutmu kembung!"
Yoongi mendengus malas. Memilih melompati maknae itu lalu bersantai di atas sofa. Ada siaran berita pukul sembilan yang ingin ditontonnya.
Setelahnya hening. Hanya suara pembawa berita yang memenuhi ruang tengah. Yoongi tak bersuara, Taehyung juga meski saat Yoongi meliriknya anak itu masih berbaring sembari menatap langit-langit, tak tidur lagi.
Tak lama, suara derit pintu depan terdengar, disusul suara-suara gaduh beberapa orang. Yoongi hanya menghela napas, pasti anak-anak itu sudah kembali. Mereka bilang hanya pergi sebentar tapi nyatanya malah tak kembali sampai dua jam lebih.
"Eoh, Taehyung belum tidur?"
Jungkook jadi yang pertama memasuki ruang tengah, lalu ada Jimin, Hoseok dan Namjoon. Jangan tanya ada di mana Seokjin sekarang. Hyung tertua Bangtan itu sudah tidur selepas makan malam tadi.
"Hyung bohong! Katanya pergi sebentar!"
Jungkook malah terkekeh. Melepas jaketnya lalu dengan tega menaruhnya di atas wajah Taehyung. Pemuda itu berjalan ke arah dapur lalu membuka pintu kulkas.
"Hyung hanya pergi ke gedung agensi lagi, bertemu pelatih menanyakan beberapa hal!"
Tetapi Taehyung kembali berteriak. Kali ini sambil melempar jaket Jungkook ke tubuh si hyung.
"BOHONG!!"
"Ha?"
"Hyung bohong! Hyung tak hanya pergi ke kantor! Hyung pasti mampir ke suatu tempat!!"
Taehyung berseru kesal. Jungkook tampak tersentak. Melirik sekelilingnya dengan gugup. Jimin dan Hoseok, bergegas masuk kamar, tak begitu menanggapi keributan yang para maknae mulai malam itu.
"Sungguh, hyung hanya_"
"Jangan berkata seolah-olah aku anak kecil yang bisa dibohongi!"
Pandangan mata tajam itu beralih. Memaku Namjoon yang melemparkan tubuh di sofa, tampak santai memperhatikan keduanya sejak tadi.
"Kalian pergi ke tempat lain kan, Namjoon hyung?!"
Yoongi melirik leader mereka. Belum yakin dengan dugaan dalam kepalanya. Namjoon sendiri terlihat tak ambil pusing. Ia hanya mengangkat bahu dan menghela napas pendek.
"Yah, begitulah..."
Jungkook memelototinya dan Namjoon terkekeh. Ia sudah diwanti-wanti saat di mobil tadi, tapi mau bagaimana lagi, Taehyung sudah menautkan alis.
"Tuuuuh, kan!!"
Jungkook mengusap tengkuk. Tertawa canggung.
"Hyung pergi bersenang-senang tanpa mengajakku!! Harusnya hyung tahu semua itu tercium dari jaketmu, hyung!!"
"Yak! Jangan merajuk..."
Lengan Jungkook melingkari pundak Taehyung. Tertawa lepas saat Taehyung berusaha mendorongnya. Menolaknya terang-terangan.
"Bahkan bau itu tercium sangat menyengat dari kaosmu, hyung!! Menyebalkan!!"
"Ayolah, bukan maksud kami tak mengajakmu. Tapi kau kan masih kecil, hyung pikir kau sudah tidur!"
Lagi Taehyung melotot. Dan Jungkook, menelan ludah kelu setelah sadar akan apa yang barusan terlontar dari mulutnya. Buru-buru ia dekap Taehyung erat-erat, membenamkan wajah maknae tengil itu di pundaknya yang bidang. Tangannya sibuk mengusak belakang kepalanya sambil tertawa kencang.
"Aaaaaaa, maaf, maaf, maaf, maaf!!"
"Hyung begitu sekarang!!"
Jungkook menahan senyum. Inilah jadinya kalau seseorang mengatai Taehyung bocah di saat yang tidak tepat.
"Bagaimana kalau besok kita pergi ke sana?"
Jungkook merayu. Taehyung diam saja tak mau menanggapi. Tak menyerah, Jungkook membujuk sekali lagi.
"Kita bisa ke sana berdua selesai latihan, lusa kan hari libur. Ya? Ya?"
Jurus aegyo yang jarang-jarang Jungkook gunakan sampai harus dikeluarkan. Namun, Taehyung terlanjur kesal. Ia melepas dekapan Jungkook paksa, lantas berlalu ke kamarnya dengan kening berkerut dan bibir manyun.
"Terserah! Hyung menyebalkan!"
"Yak! Jeo-Kim Taehyung!!"
Langsung diikuti Jungkook yang gigih pendirian. Keduanya menghilang di balik pintu yang tertutup. Entah mau lanjut berdebat atau tidur bersama macam yang sudah-sudah.
"Sebenarnya kemana kalian?"
Setelah sekian lama, Yoongi bersuara. Ia bahkan lupa akan berita yang tengah ditunggunya sedari tadi. Pikirannya terfokus pada alasan-alasan sepele yang mendasari drama malam ini. Namjoon, yang duduk di sofa lain, meliriknya dengan kerlingan geli. Lesung pipinya timbul di tiap sisi wajahnya.
"Kami makan daging asap."
Jelasnya singkat, yang jujur saja, menerangkan semuanya.
"Oooh, masuk akal."
Yonggi manggut-manggut.
"Barusan itu klise sekali ya, hyung!"
"Sudah biasa."
"Hahaha..."
End
Hello~
Vomment plis~
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll