Awas typo~
"Aku mau tidur. Aku tak mau tahu, pokoknya kalau sampai kalian berisik aku tak segan-segan mengunci kalian di kamar mandi!"
Yoongi melontarkan ultimatumnya sekali lagi. Bukannya mau jahat, tapi anak-anak tengik itu berubah sangat tak tahu diri saat berada di dorm. Mereka sangat berisik, ramai bukan main.
Bermalam-malam Yoongi dan Seokjin lalui dengan terjaga memikirkan cara membungkam mulut-mulut kurang ajar itu. Sekalinya terdiam, tingkah mereka yang membuat member lain mengelus dada. Baru kemarin, saat akhirnya tawa-tawa menyebalkan itu meredup setelah Seokjin turun tangan, gantian tangan-tangan dan kaki usil mereka yang bertindak. Yoongi dan yang lain, yang sudah masuk pada tahap tidur-tidur ayam, terperajat tak alang kepala mendengar debuman keras hingga kaca-kaca pigura di kamar mereka bergetar. Suaranya sangat kencang, seperti suara pohon besar rubuh ketika ditebang. Setelah dilihat, ternyata, di kamar Hoseok, Jimin dan Tae, sebuah rak kayu penuh buku jatuh di atas lantai. Isinya berserakan, beberapa buku terjepit menyedihkan dan sebuah kalender kecil terpelanting hingga bawah ranjang. Pemilik kamar beserta Jungkook, hanya diam mirip segerombolan maling tertangkap basah. Hyungdeul menggila. Mereka sama sekali tak menyangka, jika para maknae mereka -plus Hoseok tentu saja- yang memainkannya, gulat tak serius bisa berubah ajang mengacaukan barang-barang. Keempatnya dimarahi habis-habisan dan baru selesai ketika tetangga sebelah dorm mereka mengetuk pintu dan ganti memarahi hyungdeul yang berisiknya minta ampun.
Karena itulah, ancaman Yoongi berkali-kali lipat terdengar lebih mengerikan daripada biasanya. Mereka sudah benar-benar menyeret hyungdeul menyentuh garis kesabaran yang kian hari makin menipis.
"Sungguh, hyung?"
Hoseok menyahut, meringis kecil. Ia menyikut lengan Jimin main-main. Mau dimarahi seperti apa pun moodnya sedang sangat baik hari ini. Sementara Jimin lebih tenang. Ia kapok dan tak mau lagi ikut-ikutan. Apalagi Yoongi sudah sampai seperti itu. Harusnya Hoseok takut sedikit. Sekilas, mata sayunya melirik Hoseok penuh celaan. Seakan pedar coklat itu berteriak 'Apakah kau sungguh-sungguh seorang hyung?!'
"Kamar mandi? Asyik dong, hyung!"
Jungkook menyeringai lebar, tiba-tiba merangkulkan lengannya mengitari pundak Taehyung yang duduk di sebelah tak mengerti maksud Jungkook. Seokjin, yang duduk di sisi Jungkook yang lain, yang jelas-jelas tahu arti perkataan Jungkook yang ambigu itu, tak bisa menahan tangannya untuk tak menoyor kepala Jungkook.
"Bocah gila! Kalau sampai kalian ribut lagi, Yoongi tak perlu repot-repot mengunci kalian. Hyungmu yang tampan ini akan berbaik hati mengepaki pakaian kalian dan mengirimkannya langsung ke rumah orang tua kalian."
"Tuh, dengarkan, hyung!"
Taehyung menyahut. Ia sama kapoknya dengan Jimin. Komiknya banyak yang jadi korban.
"Kau juga maknae tengil!!"
Seokjin menyambar cepat, berhasil memunculkan ringisan kotak di wajah manis Taehyung. Anak itu lalu menguap, merasa sopan-sopan saja meski mulutnya terbuka lebar.
"Lagipula aku juga mau langsung tidur. Aku ngantuk!"
"Haha, tumben? Sudah kapok?"
Namjoon terkekeh di kursi depan. Sejin hyung, yang mengemudikan van mereka, ikut tertawa kecil mendengar perkataannya.
"Hmm....hyungdeul mengerikan..."
"Jangan tidur dulu, kita hampir sampai!"
Jungkook dengan lembut menyampirkan poni panjang Taehyung yang terkulai menusuk mata. Maknae itu sudah bersiap memejamkan mata sejak tadi. Tak mendengarkan perkataan Jungkook, Taehyung malah menyamankan sisi kepalanya di pundak bidang Jungkook. Jungkook mengelus pipinya lembut dan mendesah pendek. Biar ia bangunkan saja nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll