hadiah

5.2K 534 15
                                    

Awas typo~




Suatu hari, saat bunga sakura mulai bermekaran, suhu udara merendah, festival-festival mulai diadakan, Namjoon dan teman-temannya berlari tunggang langgang menuju dorm. Wajah mereka pias, pucat pasi macam bulan kesiangan. Keringat bercucuran. Jantung berdebar-debar tak keruan. Semua karena satu pesan yang Seokjin kirimkan. Hanya satu kalimat singkat.

'Darurat! Pulanglah secepat yang kalian bisa!'

Itu saja. Sungguh pesan tak wajar. Ponsel Seokjin yang mati tak bisa dihubungi setelahnya juga memperburuk keadaan.

Banyak prasangka berkelebat. Yoongi bahkan mengebut tak ubahnya mantan pemain fast and serious di jalanan sibuk Seoul agar cepat sampai. Tak satu pun dari mereka bisa berpikir jernih. Ada beberapa kemungkinan: sesuatu yang buruk terjadi pada Seokjin, pada Taehyung, pada Jimin, dua orang di antara mereka atau malah pada ketiganya. Hanya ada mereka di dorm.

Dengan waktu tempuh dorm-gedung agensi paling singkat dalam sejarah, mereka tiba di sana. Dan betapa terkejutnya mereka mendapati sambutan tak tahu situasi dari seorang remaja kurus yang duduk di lantai balkon.

"Ah..haha..halo, hyung..."

"Oh... my..."

Hoseok menganga. Mata sipit Yoongi mendadak bulat besar. Namjoon tak berkata-kata dan Jungkook, entahlah apa yang ia pikirkan sekarang.

Di sana, di depan mereka, Kim Taehyung meringis. Keningnya berkerut tak enak hati. Ia tampak mengenaskan dengan kaos oblong, celana pendek, rambut kusut, dan tangan terikat di pagar pembatas. Bayangkan itu! Terikat dengan borgol besi yang berkilat-kilat ditempa cahaya! Ya Tuhan!

Di muka pintu balkon, Park Jimin jongkok dengan tampilan tak kalah menyedihkan. Rambutnya acak-acakan, bahunya luruh tak bertenaga. Wajahnya menggambarkan keadaan otaknya yang seakan baru saja diperas kuat-kuat hingga kering keronta. Tak sepatah pun kata keluar dari mulut anak itu. Seulas senyum pun tidak.

"Itu hadiah fans! Mereka main-main menggunakannya tanpa tahu kuncinya dimana! Sungguh, aku menyerah menghadapi ulah setan-setan ini!"

Di sebelahnya, berdiri Seokjin dengan muka ditekuk-tekuk. Pria itu bersedekap dada, melirik Jimin dan Taehyung tajam tanpa ampun. Seakan ia bisa mengeluarkan laser dari kedua maniknya yang berwarna coklat itu dan melubangi kedua kepala kosong mereka.

Namjoon pernah beberapa kali dengar omongan orang jika maknae line grupnya berada di level yang sedikit berbeda: mereka butuh penanganan khusus! Sering Namjoon menyangkal karena nyatanya hyung line mereka pun tak kalah 'gila'. Tapi untuk situasi seperti ini, Namjoon rasa semua ucapan mereka benar. Tak satu pun dilebih-lebihkan.

"Baru juga ditinggal sebentar!"

Yoongi menyalak. Dua orang tersangka itu makin ciut tak berani mengangkat wajah. Yoongi jarang berteriak, pemuda pucat itu lebih sering menggerutu, dan jika ia sudah berteriak seperti barusan, itu artinya siaga satu. Jimin dan Taehyung tak tahu apa mereka masih bisa tidur nanti malam.

"Kalian benar-benar...Aissh...aku bisa cepat tua!"

Dan omelan Yoongi yang berkepanjangan juga termasuk barang langka. Hoseok menepuk-nepuk pundaknya sekadar menenangkan, tak tega juga melihat duo pembuat onar diam tak berkutik.

"Sudahlah, hyung. Kurasa mereka juga tak sengaja!"

Ingatkan Jimin dan Taehyung untuk mentraktir hyung kurusnya itu makanan enak nanti.

"Sudah coba dicari?"

Namjoon angkat bicara.

"Sudah. Sampai kamar mandi sekali pun sudah kuteliti!"

Maknae!Tae SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang