Awas typo~
Jungkook tahu betul, Taehyung terkadang benar-benar jenius dalam beberapa hal. Taehyung bisa menjadi anak yang sangat sangat cerdas seperti yang para penggemar bayangkan di luar sana. Semua orang juga tahu hal tersebut, sayang saja, seringnya anak itu pintar dalam urusan tak penting.
"Hyung tahu sejarah payung?"
Jungkook tak tahan ingin memutar bola mata. Bukannya jengah atau kesal, tetapi apa yang ia dengar barusan benar-benar sama dengan perkiraannya sejak tadi; di saat tak ada pembicaraan pasti ada saja hal-hal aneh melintas di otak maknae tengil grupnya ini. Bibirnya gatal ingin tersenyum. Ia mengeratkan jaketnya dan menempelkan dirinya lebih dekat dengan Taehyung.
Sesungguhnya sekarang bukan saat yang tepat untuk bercakap-cakap. Gerimis makin deras dan Jungkook tak ingin Taehyungnya basah kuyup. Tetapi, ia pun tak kuasa menolak binar antusias di mata coklat Taehyung yang tertuju langsung padanya. Jadi, dengan seulas senyum tipis, Jungkook menaikkan alis, bertanya dengan semangat yang sama hebatnya dan menghela Taehyung lebih cepat di bawah payung mereka.
"Bagaimana sejarahnya?"
Hujan makin deras. Rombongan mereka berjalan beriringan menuju sebuah gedung untuk pekerjaan hari ini. Letaknya yang memasuki gang membuat mereka harus berjalan cukup jauh dari tempat parkir. Jungkook bisa melihat Hyungdeul berjalan tak jauh dari mereka, begitu pula para staff dan manajer hyung. Payung berlalu berwarna-warni, terlihat mencolok di suramnya cuaca hari ini.
"Aku membaca di internet,"
Mulai Taehyung. Jungkook meraih kepala Taehyung dan membawanya lebih dekat. Payung mereka besar, tetapi tempias air hujan seolah bisa membasahi segalanya. Dapat Jungkook rasakan genggaman tangan Taehyung di punggung jaketnya mengerat, dan ia tak bisa lebih bahagia daripada hal ini.
"Payung ditemukan bangsa Mesir kuno sekitar tiga ribu tahun sebelum Masehi. Mereka membuatnya untuk melindungi kulit bangsawan dari terik sinar matahari."
Oh, Taehyung dan internet. Ia bahkan hapal berapa tahun tepatnya. Sungguh itu tidak penting sama sekali. Jungkook heran mengapa Taehyung tak bisa menghapal sampai seperti ini untuk pelajaran di sekolahnya.
"Tetapi payung mereka tak bisa digunakan saat hujan. Lalu, pada abad sebelas sebelum Masehi, China menciptakan payung dari bahan kulit yang mahal. Tetapi mereka tak mau menjualnya pada bangsa Eropa saat mereka melewati jalur perdagangan di negara mereka!"
Taehyung terlonjak, guntur bergemuruh di kejauhan. Jungkook terkekeh kecil melihatnya.
"Akhirnya, Mesir menawarkan pada bangsa Yunani dan Roma payung ciptaan mereka. Pengguna payung selanjutnya hanya bangsawan wanita saja. Hyung tahu kenapa?"
"Kenapa?"
"Karena saat itu payung identik dengan wanita. Jadi para pria memilih memakai mantel dan topi saja saat hujan dan panas daripada harus menggunakan payung. Kalau aturannya begitu saat ini kita sudah tidak punya kehormatan, Hyung! Hehe..."
"Ya sudah, hyung saja yang pakai!"
"Uwaaa, Hyung!!"
Jungkook menyeringai. Taehyung buru-buru mendekapnya erat ketika dengan usil Jungkook memakai payungnya sendiri, membiarkan hujan mengguyur tubuh kurus maknae itu sebentar.
"Lalu, kenapa sekarang semua orang menggunakannya? Laki-laki atau perempuan, semuanya."
Jungkook menanggapi. Ia mencengkeram lengan Taehyung ketika menaiki beberapa undakan yang tampak berlumut. Jangan sampai maknaenya yang ceroboh ini tergelincir.
"Nah, ini dimulai saat masa kejayaan Romawi runtuh dan kemiskinan merajai. Selama kurang lebih seribu tahun payung tidak digunakan di Eropa. Setelah masa renaisans, di Itali, Perancis, Inggris dan negara lain, payung kembali lagi sebagai sebuah tren busana."
"Awas genangan air!"
Jungkook menarik Taehyung dan bersungut-sungut. Jika sudah sibuk cerita anak ini benar-benar tak peduli sekitar. Taehyung tertawa pendek, bergelayut di lengan Jungkook.
"Lalu, Hyung, status payung sebagai barang khusus wanita berkembang sampai abad ke 18 sebelum Jonas Han... Jonas Hanway, pria berkebangsaan Inggris mencoba membawa payung dengan bentuk lebih maskulin di setiap kesempatan, ia ingin menunjukkan bahwa barang ini tidak hanya untuk wanita saja. Dan taraaaa... Sampai sekarang kita pakai payung!"
Mereka telah sampai di depan gedung yang dimaksud. Sembari mengantre untuk masuk karena pintu utamanya sedikit sempit, Jungkook pandangi Taehyung yang meringis di hadapannya.
"Kalau ada ujian ilmu pengetahuan payung aku jadi juaranya, hyung!"
"Hari ini moodmu bagus sekali. Cerewetnya bertambah dua kali lipat."
Dengusan geli Jungkook keluarkan. Taehyung memukul bahunya main-main.
"Issh, hyung! Aku kan hanya sedang senang!"
Keduanya menoleh saat Hoseok memekik di depan pintu. Tampaknya berdebat dengan Jimin tentang mengotori sepatu dan cipratan lumpur atau apalah itu.
"Di internet bisa tahu banyak hal!"
"Sesenang itu karena hukuman pemblokiran akses internetmu sudah selesai?"
"Tentu saja!"
"Besok-besok masih mau nilai empat lagi?"
"Hyuuuung... Aku kan sudah belajar sekarang! Di internet saja yang kubaca tentang edukasi!"
'Tapi sejarah payung sama sekali tak penting untuk dunia pendidikanmu, bocah!'
Jungkook membatin.
"Yang kau baca sekarang juga tak berguna, Tae!"
"Tentu saja berguna! Aku tahu sejarahnya! Jenis-jenisnya! Manfaat payung!"
Taehyung manyun. Jungkook menaikkan alisnya asimetris. Lalu secepat-cepatnya menahan senyum sebisa mungkin, sekelebat ide baru saja tercetus dalam otaknya.
"Apa manfaat payung?"
Dengan satu kalimat pendek itu Taehyung tertantang pengetahuannya. Ia mengacungkan jari-jarinya tepat di depan wajah Jungkook.
"Payung untuk menahan air saat hujan, untuk menghalau sinar matahari, untuk hiasan, untuk menari seperti yang Jimin hyung pakai kemarin!"
"Cuma itu saja yang kau tahu?"
"Ap... Memang ada lagi?"
"Tentu saja! Ada beberapa hal yang hyung lebih kuasai dibandingkan internet!"
"Meh! Sombong! Memangnya apa?"
Taehyung bersungut tak terima akan sikap Jungkook yang sok tahu. Jungkook mengulum senyum tipis sebelum menunduk mendekat pada Taehyung. Pun genggaman tangannya pada gagang payung ikut turun, membuat wajah keduanya sempurna terhalang payung kuning yang melengkung. Hampir tak terlihat dari luar.
Cup
Hujan berangsur reda tergantikan rintik kecil. Awan tebal kelabu mulai memudar. Perlahan, langit kembali tampak cemerlang. Kebisingan hujan telah usai. Namun, bagi Taehyung, ada gemuruh lain yang memenuhi dirinya.
Hanya kecupan kecil, sebuah ciuman lembut yang dicuri dan Jungkook berhasil membuat wajah Taehyung merah padam. Pemuda bongsor itu terkekeh kecil saat menegakkan kembali punggungnya.
"Untuk sembunyi seperti ini."
Taehyung hanya mematung, diam membisu tak bergerak sama sekali. Jungkook merangkul pundak Taehyung sembari terbahak. Tawanya terdengar senang sekali sebelum,
"Jeon Jungkook, kita harus bicara setelah ini."
Jungkook lupa kalau Seokjin dan Yoongi jalan di belakang.
End
Hello,
Vomment plis~
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll