Awas typo~
"Tidak mau!"
Hujan baru saja reda di luar. Lubang-lubang di jalanan tergenang air dan suhu udara turun mendadak setelah kegerahan sebelum hujan terasa pekat selama berjam-jam. Taehyung melemparkan pandangan ke luar jendela, mengikuti satu persatu tetes air yang tersisa di atap jendela. Lalu terpaku pada pot bunga di apartemen seberang jalan hingga lupa jika ia sedang berdebat sekarang.
Di depannya, Jungkook tak bersuara. Ia hanya memandangi sisi wajah Taehyung yang entah mengapa terlihat lebih tirus akhir-akhir ini. Lalu, tak lama ia lempar fokusnya keluar, mengikuti Taehyung menikmati sisa-sisa hujan yang masih berjatuhan.
"Ayolah, Tae. Hanya sebutir!"
Bujuknya setelah detik-detik berlalu begitu cepat. Namun, Taehyung masih enggan menatap wajahnya.
"Tidak mau, hyung! Rasanya sangat pahit!"
Tolaknya.
"Lagipula aku sudah sembuh. Aku sudah dewasa, tak butuh suplemen-suplemen tambahan seperti itu lagi untuk sehat!"
Jungkook tarik napas perlahan. Tak sampai hati ia paksa maknae itu meminum obat ini karena ia pun tahu obat yang Yoongi belikan ini sangat pahit. Namun, ia sendiri tak senang melihat Taehyungnya lesu. Taehyung baru sembuh dari demam musim panasnya seminggu lalu, Jungkook rasa tubuh Taehyung belum benar-benar bugar.
"Karena kau sudah dewasa itulah kau butuh pil-pil ini agar lebih fit dan bisa terus beraktivitas!"
Taehyung melirik Jungkook sekilas, lalu membuang muka dengan bibir tanpa sadar mengerucut kesal. Menyebalkan, hyung kesayangannya ini sedang tak bisa dibujuk. Lagipula, kenapa juga harus Jungkook yang memaksanya hari ini. Kemarin-kemarin, saat Jimin, Hoseok atau member lain yang memaksanya minum obat ia bisa menghindar dengan sedikit usaha -pengecualian untuk Yoongi dan Seokjin yang terkadang bisa sangat kejam-. Di saat begini Taehyung benar-benar merutuki sikap hyung-hyungnya yang berlebihan.
"Hei, jangan cemberut!"
Taehyung tepis pelan jemari Jungkook yang menggoda dagunya. Jungkook hanya terkekeh. Ia beringsut duduk mendekat ke arah Taehyung yang lagi-lagi enggan menatapnya. Lihat anak itu tak begitu banyak bicara. Ini juga salah satu alasan mengapa Jungkook begitu kekeuh tega meminta Taehyung minum suplemen.
Lantas, dengan santai ia rangkul pundak sempit Taehyung. Menatapnya dengan wajah melembut.
"Begini saja, kalau kau mau minum satu butir, hyung akan beritahu satu rahasia!"
Jungkook menahan tawa saat diam-diam Taehyung meliriknya dari ekor mata, lalu kembali membuang muka. Ah, ia berhasil menarik perhatian anak itu.
"Kau tak tertarik? Ini tawaran sekali seumur hidup, lho!"
"Rahasia apa?"
Jungkook tertawa. Balas menatap manik Taehyung yang sarat keingintahuan. Taehyung sedang dalam tahap remaja yang sangat dikuasai rasa penasaran. Keingintahuannya sering kali benar-benar mengalahkan segalanya. Teemasuk gengsi dan ketidaksukaan terhadap sesuatu.
"Apa saja. Semua yang hyung tahu dan kau tak tahu!"
Alis Taehyung malah kusut berkerut-kerut. Tampak tak percaya, menggugah gelak tawa Jungkook lebih lantang.
"Memangnya hyung punya rahasia?"
"Banyak. Banyak yang hyung tahu,"
Jungkook menjeda. Menelisik ekspresi Taehyung yang masih saja skeptis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll