Awas typo~Sebelumnya, ruangan itu sangat hening. Dentingan kaca gelas yang terantuk permukaan meja kaca bahkan terdengar samar di telinga. Udara basah dan lembab. Aroma tanah tercium berbaur dengan serbuk bunga cherry blossom yang mulai bermekaran. Hujan awal musim semi memang selalu meninggalkan aroma yang khas.
Jarum jam berdetik ke kiri. Asap mengepul, membawa titik-titik uap air, membentuk embun baru di bagian dalam kaca jendela. Satu lagi aroma yang tercium, kopi kental yang pekat. Ada juga aroma lain di musim semi yang kelabu ini. Seperti aroma kertas lama dari buku tua yang terbuka di hadapannya. Atau angin segar yang membersihkan dada yang tanpa tahu malu menyusup melalui ventilasi di atas jendela. Tapi satu yang sangat mengganggu Namjoon, aroma citrus yang menguar dari tubuh berbalut kaos polos seorang Kim Taehyung.
"Habis mandi?"
Suaranya yang berat memecah kesunyian. Taehyung menoleh, memandang hyungnya yang duduk di kursi makan dengan kaos sleveless hitamnya yang pas badan. Lalu ia berbalik lagi, membuka satu persatu pintu di kabinet atas dapur dorm mereka.
"Ya, sekarang kamar mandinya sedang dipakai Jungkook hyung!"
Taehyung memberitahu tanpa diminta. Pikirnya mungkin saja hyungnya ingin memakai kamar mandi melihat pakaiannya masih sama dengan yang dipakainya tadi pagi. Pasti belum mandi.
Namjoon berdeham. Diam-diam melirik si pemuda bersurai coklat yang masih saja sibuk membuka dan menutup pintu lemari. Begitu berulang-ulang hingga lemari paling ujung.
"Apa yang kau cari?"
Akhirnya ia bertanya saat Taehyung akan mulai membuka kabinet bawah. Meski jarang memakai dapur-karena memang tak diperbolehkan- setahu Namjoon lemari-lemari di barisan bawah menyimpan panci-panci dan alat masak besar lainnya.
Dan setahunya lagi, berbekal tinggal bersama member Bangtan lebih dari tiga tahun, ia yakin Taehyung tak sedang mencari salah satu dari alat-alat perang Kim Seokjin itu. Taehyung tak pernah memasak, tak pernah memakai semua benda itu. Paling-paling, jika sedang sangat terpaksa, Taehyung hanya menggunakan panci kecil yang pantatnya sudah gosong permanen - karena Jimin pernah meninggalkannya di atas kompor selama empat puluh menit lebih tanpa air hanya untuk menerima telepon - yang sering digunakan para member untuk membuat ramyeon.
"Susu pesananku, Seokjin hyung bilang meletakannya di lemari!"
Kali ini Taehyung tak menoleh, ia berjongkok, lalu berdecak saat yang ia temukan hanya panci-panci kesayangan hyung pencinta merah jambu itu.
Namjoon bergeming.Namun netranya tak bisa lepas dari punggung Taehyung yang bergerak pelan.
"Mungkin lemari es!"
Ucapnya menyarankan. Gerakan Taehyung terhenti. Benar juga, batinnya. Ia berdiri, lalu berjalan menuju lemari es setelah sebelumnya menutup pintu lemari dengan kakinya menimbulkan bunyi 'blam' pelan.
"Kau benar, hyung!"
Namjoon tak bisa menahan senyum mendengar suara Taehyung begitu senang di telinganya. Kini manik kelamnya mengikuti gerakan Taehyung membuka lemari atas sekali lagi. Mengambil sebuah mug putih bergambar wajah Yoongi bergaya chibi yang mengedipkan sebelah mata. Hadiah fans. Semua member selalu menyebut benda itu menggelikan tapi Taehyung bilang itu lucu. Setahu Namjoon hanya Taehyung yang memakai mug itu, meski terkadang Namjoon dapati hyungnya yang kurang kalsium itu memakainya sekali waktu sambil tersenyum-senyum sendiri. Wow, kekuatan ajaib fans, batin Namjoon kala itu.
"Apa yang kau baca, hyung?"
Namjoon tersentak. Tiba-tiba saja Taehyung sudah berdiri di depannya mengaduk susu. Satu lagi aroma yang menghiasi hidup Namjoon belakangan ini. Bau susu putih untuk pertumbuhan tulang yang Taehyung konsumsi setiap sore, atau malam sebelum tidur saat jadwal mereka sangat padat. Namjoon tahu kesehatan tulang menjadi hal yang sangat penting bagi penari atau entertainer seperti mereka, tapi ia tak tahu aroma yang ditimbulkan akan membuatnya mengingat si peminum hampir sepanjang tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll