Awas typo~Ia membuka matanya dengan satu perasaan tak mengenakkan menjalar dalam hati. Matanya terjaga, nyalang memandang langit-langit kelabu, membuat perasaannya makin biru. Tangannya, yang berurat imbas olahraga gila-gilaan dua bulan terakhir, meraba-raba sprei lembut di sisi ranjangnya. Kosong. Bagian itu tak berpenghuni macam hatinya.
Sepasang kelopak itu kembali terkantup. Matanya terpejam. Ada banyak warna yang dapat Jungkook lihat, namun perlahan gelap mendominasi. Lalu, samar, seperti angin di bulan Mei, diam-diam, tanpa suara sosok itu datang menampakkan diri.
"Hyung!"
Jungkook selalu suka bagaimana suara itu terdengar. Agak sedikit sengau di awal, efek bangun tidur. Lalu meninggi selanjutnya.
"Hyuuung!"
Di saat seperti ini bakat akting Jungkook diuji. Mati-matian Jungkook menahan senyumnya. Apalagi saat sentuhan-sentuhan kecil di pipi dan bahunya terasa makin nyata.
"Hyung banguuun! Sudah pagiii!"
Jungkook bergeming. Ia jaga napasnya tetap stabil. Tenang, tak terburu-buru. Ini akan menyenangkan. Batinnya tertawa mengulang rencana manis yang ia pikirkan sejak awal nyawanya terkumpul. Ia akan pura-pura tidur, menunggu sampai maknae itu kesal, mengagetkannya, dan menyerbunya dengan kecupan manis di seluruh wajah. Ciuman selamat pagi akan membangun harinya. Sungguh rencana manis berlumur mad_
Chup
Jungkook melotot. Benar-benar melotot hingga rasanya bola matanya akan meloncat keluar. Segala rencananya hancur lebur. Otaknya macet total. Mendadak ia jadi orang bodoh. Ludahnya kelu tak bisa berkata-kata. Tubuhnya kaku macam papan kayu.
Dan semua, penghancur rencana semanis madu, penyebab otaknya mendadak ciut tak berguna, alasan tubuhnya menegang seperti baru kena setrum belut listrik, adalah karena sentuhan lembut di bibirnya. Bibir selembut buah plum itu menempel persis di bibirnya. Dingin. Tak berasa.
Di atas wajahnya, Jungkook temui senyum kotak khas Kim Taehyung selama ini. Anak itu meringis, sangat lebar memperlihatkan giginya yang rapi, begitu senang hingga matanya menyipit tertelan sepasang bulan sabit menawan.
"Ah, putri tidurnya benar-benar bangun!!"
.
Jungkook menggeleng.
Tidak! Tidak bisa begini! Ia tak bisa terus-terusan terpaku pada sosok tengil itu! Ia harus menjalani hidupnya sendiri mulai sekarang!
Tanpa semangat Jungkook bangkit dari ranjangnya. Ia menyeret kakinya malas ke arah pintu. Menyambar handuknya yang tergantung di balik pintu dan keluar.
Dari ruang tengah ia lihat Seokjin duduk sendiri di ruang makan. Dari balik bahunya yang bidang, terlihat pria itu menikmati minumannya dalam diam. Nyaman, tak tersentuh. Jungkook membiarkannya begitu saja dan berlalu ke kamar mandi. Selain si sulung, tak Jungkook lihat orang lain di sana.
Di kamar mandi, Jungkook menahan kedua tangannya di bibir wastafel. Ia mengamati wajahnya yang kusut di cermin, lalu mulai merutuki penampilannya yang sangat payah dalam hati. Rambutnya berantakan, wajahnya tampak lelah, dan yang paling utama, senyum tak mau mampir ke wajah rupawannya. Senyumnya telah direngut paksa bersamaan sosok itu pergi. Jungkook tak lagi bisa tersenyum.
Detik berikutnya, Jungkook melepas bajunya. Tubuhnya yang atletis terpantul sempurna di depan cermin. Bagaimana ototnya yang besar, perutnya yang kencang, pinggangnya yang ramping, dadanya yang bidang, semua jelas terlihat. Jungkook menyentuh absnya sambil terus memperhatikan refleksi dirinya yang begitu menyedihkan. Matanya yang tajam mendadak sayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maknae!Tae Series
FanfictionAu! Cerita sehari-hari tentang Bangtan dan maknae mereka, Kim Taehyung Yaoi, brothership, dll