risau

4.3K 546 24
                                    

Awas typo~




Ketika Jeon Jungkook tiba di ruangan beraroma citrus itu, pembicaraan antara Min Yoongi dan Kim Namjoon berubah menjadi lebih ringan. Tak terlihat kerut tipis yang biasa menghinggapi kening licin Yoongi, Namjoon pun tampak lebih rileks tak seserius biasanya. Jungkook berniat menunggu sejenak, mencuri dengar pembicaraan yang tengah mereka dalami, yang mungkin saja akan menarik. Agaknya kedua orang itu tak melihatnya masuk, jadi tak masalah jika Jungkook menggeser sedikit tubuh besarnya ke sisi lemari sepatu yang lebih gelap tertutup bayang-bayang, berdiam diri dan memasang telinga baik-baik.

"Yah, mau bagaimana lagi?"

Suara Namjoon menyusul setelah sebuah deheman terlontar dari mulutnya. Nadanya terdengar tenang tapi serius.

"Kalau anak itu memaksa, aku tak bisa menolak."

Ia terkekeh, entah karena apa. Yoongi, yang sejak tadi diam saja, ikut tertawa. Tawanya seperti orang yang tak sungguh-sungguh ingin tertawa, namun bukan tipe tawa mengejek. Hanya tawa malas karena tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Anak itu kadang keras kepala sekali!"

"Kau berkata begitu tapi senang-senang saja begadang sampai subuh mengerjakannya, padahal tak ada yang menyuruhmu!"

Yoongi mencibir. Matanya yang sipit, kembali berkeliaran membaca selembar kertas lusuh dalam genggaman tangannya. Barisan not-not lagu dan syairnya cukup memakan satu halaman. Penuh coretan memang, tapi masih bisa dibaca. Yoongi tak sabar mendengar demonya. Jika dipikir ulang bahwa Namjoon tak butuh waktu lebih dari satu hari menyelesaikannya, mau tak mau Yoongi harus akui jika monster hip-hop ini benar-benar jenius.

"Hyung, kau seperti tak tahu saja kalau dia sudah merengek!"

Ada nada gemas berlebih dari suara Namjoon. Yoongi mengendikkan bahunya tak acuh.

"Dia bukan pemaksa, kecuali kau sendiri yang tak tahan dengan wajahnya yang mirip anjing dibuang itu!"

Dan Namjoon mendengus kalah. Mereka lanjut membicarakan instrumen apa saja yang akan mengiringi lagu baru Namjoon dan hal-hal semacamnya. Sesekali keduanya terkikik sambil menyebut-nyebut nama maknae.

.

"Kau,"

"Ya?"

Taehyung tak mengerti arti tatapan Jungkook yang terpantul dari cermin di hadapannya. Sembari mengeringkan rambut, ia berbalik, binar aneh di mata Jungkook tak berubah.

"Apa, hyung?"

"Ah..." Jungkook menggeleng. Tidak, bukan begini caranya. "Kau...Tae, sudah berapa kali hyung bilang keringkan juga rambut bagian belakang!"

Jungkook maju, mengambilalih handuk dari tangan Taehyung dan mulai menggosok rambut Taehyung keras-keras. Taehyung cemberut, menunduk membiarkan saja tangan Jungkook mengacak-acak rambutnya.

"Aku tahu!"

"Kenapa tak pakai hairdryer, sih?!"

Rambut Taehyung wangi. Jungkook yakin bocah itu pakai shampoo nya lagi.

"Kalau tak terlalu penting aku tak mau pakai hairdryer. Kasihan rambutku! Kalau nanti aku botak bagaimana?"

"Jadi ingin lihat..."

"Enak saja! Hyung duluan! Baru aku yang botak!"

"Hahaha...!!"

"Hyung,"

"Hmm?"

"Hyung baik-baik saja?"

Jungkook menunduk. Maniknya menangkap pandangan Taehyung yang tak lepas padanya. Juga kerut kecil di antara alis anak itu.

Maknae!Tae SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang