16

5.4K 585 78
                                    

Seorang pemuda bejalan menyusuri taman kota yang tampak sepi, tidak seperti biasanya mengingat hari ini adalah weekend, dengan membawa sekantung belanjaan, pemuda itu menggerutu pada angin malam yang berhembus cukup kencang, cuaca memang sedang tidak bersahabat akhir-akhir ini, bagaimana tidak seharian ini hujan mengguyur kota Seoul di tambah lagi malam harinya angin kencang.

Kalau saja sang Ibu tidak menyuruhnya membeli bahan untuk makan malam mungkin pemuda itu akan menghabiskan malam dingin ini dengan duduk di depan api unggun sembari menyeruput coklat hangat, membayangkannya saja membuat ia ingin segera tiba di rumah, maka dengan begitu ia mengubah langkahnya menjadi sedikit cepat, berharap tidak ada hambatan untuknnya kembali kerumah dan memikmati hal yang sudah ia bayangkan sebelumnya.

Namun sepertinya harapan hanya tinggal harapan saat matanya yang sipit itu membola melihat seseorang yang ia kenal tergeletak begitu saja di samping kursi dan di dekatnya ada seseorang lain yang menghalanginya dari tiga orang lain yang nampak seperti preman.

"Tae!" teriak si pemuda dengan kencang, membuat ketiga pemuda yang ia anggap preman itu menoleh ke arahnya.

"Hei, apa yang kau lakukan, Tolong!! Ada penjahat." Teriak nya lagi membuat ketiga preman itu berlari meninggalkan Taehyung dan juga Sehun.

Sepeninggal mereka bertiga, pemuda dengan postur tubuh tegap itu berlari menghampiri sosok sahabatnya, melempar barang belanjaan dan langsung meraih kepala Taehyung ke pangkuannya.

Memeriksa keadaan sahabatnya itu, yang terlihat mengenaskan, dengan luka lebam menghiasi wajah, dan juga suara napas yang terdengar berat, bahkan pemuda yang di yakini bernama Jungkook itu kalau sahabatnya itu sedang sangat kesakitan.

Brukkk....

Belum sempat Jungkook mengamati lebih lanjut atensinya teralihkan dengan robohnya sosok di hadapannya, Jungkook cukup mengenal siapa dia, mengingat, beberapa waktu lalu Taehyung menceritakan kalau ada saudara nya yang ikut tinggal di rumah.

"Hei kau tak apa,  astaga kau terluka." Pekik Jungkook melihat pisau yang masih bersarang di perut Sehun.

"Apa preman tadi yang melukai mu?  aishhh bagaimana ini, apa tidak ada orang lain lagi." Sehun tidak merespon.

Ia cukup kesulitan dengan luka nya, namun matanya menatap khawatir sosok yang berada di pangkuan Jungkook, sosok yang terlihat sekarat, beruntung Sehun tadi cepat bergerak sehingga rasa bersalahnya tidak terlalu besar melihat Taehyung terluka meskipun sebagai gantinya harus ia yang terluka.

"Hei tenanglah, Sehun aku sudah menelpon ambulance, kau bisa menekan perutmu itu untuk mengurangi pendarahan, ah yah sebaiknya pisaunya jangan dulu kau cabut, itu bisa membuat darahnya semakin banyak keluar." Cerocos Jungkook panjang lebar, yang hanya di tanggapi ringisan oleh Sehun karena lukanya yang mulai terasa perih.

"Apa dia baik-baik saja?" ucap Sehun sedikit terbata.

Matanya melirik Taehyung yang setengah sadar, ia bahkan mengabaikan pandangan tidak suka Jungkook yang baru saja di abaikan.

"Entahlah napasnya sangat cepat, tapi denyut nadinya lemah." Sahut Jungkook, sambil memeriksa denyut nadi Taehyung yang terasa pelan.

"Tae, kau bisa mendengarku?"

Taehyung sendiri masih sibuk meraup oksigen yang ada namun perlahan matanya terbuka, melihat sayu ke arah Sehun dan juga Jungkook, lalu berujar dengan sangat lirih. "Sakkk...kit" ucapnya tertahan, seperti oksigen saat ini sedang memusuhinya.

Sehun dan Jungkook tidak tau harus berbuat apa, Taehyung yang sekarang di hadapannya sangat mengkhawatirkan, keadaannya lebih buruk dari Sehun, padahal Sehun yakin orang-orang tadi hanya memukuli anak itu, tapi kenapa Taehyung bisa sampai bisa separah itu hingga bernapas saja kepayahan.

Taehyung KAJIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang